BAB 15 : Petunjuk?

9 1 0
                                    

Crystal beranjak meninggalkan lelaki yang tengah berdiri di sebelah nya.

"Kau takan bisa mengalahkan aku, Ernest." Crystal pergi begitu saja.

Di perjalanan pikiran nya tidak bisa sama sekali di ajak kompromi bagaimana bisa dia masih saja memikirkan omongan lelaki itu?

Crystal tidak percaya dengan dirinya.

Omong-omong Crystal bekerja di kafe melodi hanya di hari libur nya, Namun jika dia ingin mendapatkan uang lebih Crystal akan mengambil kerja lembur.

Untung saja teman nya yang menjadi pemilik kafe itu sangat pengertian, dia tidak masalah dengan Crystal yang bekerja sesuai dengan jadwalnya.

"Crystal? Itukan kau?"

Perempuan yang di sebuat namanya itu membalikkan badan saat merasa di panggil.

Mata Crystal berbinar cerah melihat seorang dengan tubuh tegap dan pandangan hangat yang memancarkan kerinduan itu berada di sana.

"Ily!" Tanpa permisi Crystal segera menghambur ke dalam pelukan nya, dia sangat rindu dengan lelaki bertubuh tegap ini.

Sudah sangat lama mereka tidak bertemu dan sekarang, tanpa di duga orang yang menjadi pahlawan nya itu berada di hadapan nya.

Lelaki yang di panggil Ily itu tak kalah mengeratkan pelukan nya, tangan kekar nya mengusap puncak kepala sang gadis dengan lebut.

"Maaf, aku baru kembali."

Crystal tak dapat menahan air mata nya, gadis itu menangis begitu saja saat rasa haru dan sesak kini bercampur menjadi satu, Ily adalah lelaki pertama yang Crystal anggap kehadiran nya adalah sebagai anugrah.

Lelaki yang selalu menolong nya saat dirinya terluka sekaligus tempat Crystal melabuhkan tangisan saat kecil.

Ily adalah seorang kaka terbaik bagi Crystal.

Dulu mereka sangat dekat, apapun selalu berdua, Crystal sangat manja dan bergantung pada Ily. Lelaki itu adalah keponakan dari mending Ibu angkat Crystal yang sudah meninggal.

Mereka tumbuh bersama, sampai saat usia Crystal beranjak lima tahun saat kematian Ibu angkat nya, Ily sudah tidak lagi bertemu dengan Crystal. Lelaki itu bersekolah di luar negri dan tidak ada kabar sama sekali.

Termenung, sesaat Crystal merasa heran, bagaimana bisa lelaki itu mengenali nya? Bukankah mereka tidak pernah bertemu lagi selama beberapa tahun?

"Maaf, Crystal aku meninggalkan mu. " Ily mengurai pelukan nya, menyeka air mata Crystal dengan kedua ibu jarinya.

"Jangan menangis, seorang Dewi tidak pernah menangis." Crystal tertawa di sela isakan nya. Bagaimana mungkin Ily masih ingat dengan sebutan kecilnya?
Dulu saat mereka masih kecil, saat Crystal menangis karena mainan, lelaki kecil itu selalu mengucapkan kata-kata itu.

"Tidak tidak, Jangan menangis, seorang Dewi tidak pernah menangis."

Mengalihkan pikiran nya dari masa lalu, Crystal akhirnya mengangkat suara."Bagimana kau bisa mengetahui aku, Ily? "

"Dua tahun ini, maaf aku selalu mengawasi mu Crystal. Aku sangat ingin segera pulang ke sini dan bertemu dengan mu saat mengetahui perlakuan buruk yang di berikan keluarga sialan itu?" Ily mengatakan nya dengan wajah murung, ada gurat khawatir yang tercetak jelas di wajahnya.

"Aku kira ayah angkat mu memperlakukan mu dengan baik saat aku tinggal, tapi ternyata aku salah, maaf Crystal aku baru mengetahui nya. " Menundukkan kepala nya tanda menyesal Ily kembali mengingat masa lalu. "Tapi, bukankah dulu dia sangat menyayangi mu? "

CRYSTAL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang