BAB 2 : Perihal tugas

13 2 0
                                    

Crystal memasuki rumah besar berlantai tiga yang sudah di huninya semenjak usianya dua tahun, rumah yang penuh dengan barang mewah yang harganya tak main-main itu menyimpan banyak sekali kenangan bagi Crystal.

Lebih tepatnya kenangan buruk yang tak pantas di ingat.

Crystal melangkahkan kakinya perlahan, baru seperempat memasuki rumah besar itu, suara dari seseorang menghentikan langkah kakinya.

Brakkk.

Crystal memegang dadanya terkejut.

Orang itu melempar buku tebal yang berada di atas meja ke arah Crystal.

"Mengapa kau pulang terlambat?! Dasar sialan!"

Gadis yang lebih muda satu tahun dari Crystal itu beranjak dari duduknya, menghampiri Crystal yang menundukkan kepalanya, tak berani menatap mata milik adiknya, Gretta gabrella.

Parasnya yang cantik walaupun tak setinggi Crystal tapi dia bagaikan boneka hidup yang sangat cantik. Orangtua nya sangat memuja kecantikan itu, bahkan tak jarang jika ada pertemuan keluarga atau acara kolega bisnis, mereka hanya menunjukan Gretta sebagai anak emas dari keluarga ini.

Crystal mengakui kecantikan adiknya itu, sangat cantik dengan wajah kecil rambut sebahu, dan wajah yang sangat segar dengan polesan make up yang pas.

Gretta juga sangat pandai merias diri, gadis itu sangat menjunjung tinggi kesempurnaan.

Namun, Crystal kadang kala merasa heran, mengapa Gretta selalu menentukan cara berpakaian Crystal? Maksudnya saat Crystal memakai apa saja itu, harus sesuai dengan kemauan gretta.

Tak jarang Crystal di suruh memakai make up tebal berwarna gelap yang menutupi warna asli kulit wajah nya.

Namun karena tak nyaman memakai riasan tebal seperti itu, Crystal kadang kala hanya menutupi wajahnya dengan rambut dan kacamata tebal, yang penting tidak terlihat mencolok dan tidak menunjukkan wajah aslinya, Gretta tidak masalah.

Penampilan Crystal sudah di atur sesuai dengan apa yang di inginkan Gretta seolah hidup Crystal sepenuhnya di kendalikan olehnya.

"Kau tuli Crystal?! Aku bertanya mengapa kau pulang terlambat, dan membuat ku menunggu?" ucap Gretta menggertak Crystal. Gadis itu kemudian melipat kedua tangannya di atas perut, memandang angkuh Crystal yang terlihat pasrah.

Gretta suka sekali tatapan itu. Seperti anak kucing yang ketakutan.

"Aku berjalan kaki Gretta, aku tidak punya uang buat naik angkot. "

"Kau fikir aku peduli?" Gretta menarik nafas dalam lalu menggeser buku tebal yang terjatuh di lantai ke hadapan Crystal dengan kakinya. Gadis itu tidak merasa bersalah sama sekali, seolah ilmu dalam buku itu tidak berguna seperti Crystal.

"Kerjakan tugas kuliah ku, jangan sampai kau salah mengerjakannya atau kau terima akibatnya nanti."

"Gretta, bukankah itu tugas kuliahmu? Kalo aku yang mengerjakan nantinya, kau tidak akan mengerti materi yang di sampaikan di sana." Crystal berusaha memberikan nasihat.

"Kau berfikir aku bodoh tidak bisa mengerjakan soal itu?! Hah! Aku bisa Crystal bahkan aku lebih hebat daripadamu! Aku hanya sedang malas mengerjakan soal sialan itu." Gretta memandang angkuh Crystal, Gretta fikir daripada berkutat dengan tugas kuliah yang banyak, lebih baik dia pergi berkencan dengan pacar nya.

Perdebatan mereka ternyata mengundang sang tuan rumah turun ke bawah. "Sayang, ada apa mengapa kau berteriak seperti itu?"

"Ini Mah, Crystal tidak mau membantu ku mengerjakan tugas kuliah, padahal aku kan baru masuk, dan hari ini aku sangat lelah." Gretta mengadu pada orang tua nya.

CRYSTAL [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang