Part 2

836 35 0
                                    

Ingat Gracia bukan bitch apalagi gadis murahan, dia tidak akan melakukan ini jika dia tahu orang itu jahat dan menginginkan keuntungan saja. Walau dia tahu pekerjaan Jennie salah, namun dia tidak mempermasalahkan.

Gracia sangat percaya Jennie berbeda dari yang lain terlepas dari pekerjaannya itu, apalagi Jennie selalu menyayangi dia dengan baik bahkan saat dia menjadi puppy sekali pun.

Selain itu Gracia beralasan kalau mereka tidak melakukan seks saat dia berubah menjadi manusia, lama kelamaan dia tidak bisa berubah kembali menjadi manusia.

Apa Jennie percaya? Sejujurnya dia antara percaya dan tidak, mau tidak mau dia menyetujui permintaan gila Gracia yang satu ini, hal itu membuat Gracia senang bahkan memeluk dia.

"Aku cuma minta satu hal, selama aku kerja nantinya. Kamu jangan berbuat ulah di sini," tegas Jennie diangguki Gracia.

Gracia tentu saja paham, dia sangat tahu gimana lelahnya bekerja dan pulang-pulang rumah berantakan bukankah benar-benar menguras emosi juga? Paling penting Jennie tinggal sendiri, di mana orang tuanya?

Gracia tidak tahu dan dia tidak mau bertanya, dia takut jika dia bertanya akan membuat Jennie sedih. Jadi dia diam saja, diam bukan berarti dia tidak peduli dengan Jennie. Apalagi Jennie lebih dulu peduli dan sayang padanya, jika Jennie tidak peduli mana mungkin dia berada di sini.

"Makan yuk, kamu belum makan," ajak Jennie diangguki Gracia semangat.

Gracia memang lapar makanya dia tidak menolak saat Jennie mengajaknya untuk makan, mereka sama-sama ke ruang makan.

"Gendong," rengek Gracia mengangkat tangannya.

Jennie geleng-geleng kepala, puppy nya benar-benar manja seperti biasa. Jika makan, dia selalu mengendong Gracia yang menjadi puppy ke ruang makan supaya cepat saja.

Jennie mengendong Gracia ala koala, jika Gracia menjadi puppy, dia mengendong ala bridal style. Sungguh Gracia senang, Jennie mengendong dia. Di ruang makan, sudah ada makanan sederhana yaitu 1 bungkus nasi dan lauknya ayam goreng serta telur dadar.

Jennie mengambil setengah nasi dan ayam goreng untuk Gracia, sedangkan dia makan setengah nasinya lagi dengan telur dadar. Walau Jennie tergolong anak yang berada, namun dia tidak suka makan banyak lauk apalagi dia hanya sendiri saja.

Selain itu Jennie selalu membeli makanan di luar, sederhana saja alasannya karena dia tinggal sendiri dan malas masak. Kecuali kalau dia rajin barulah dia masak, itu pun bisa dihitung jari.

Gracia melihat lauk yang dia dapatkan, dia heran kenapa dia mendapat ayam goreng sedangkan Jennie hanya telur saja. Dia hendak protes, namun Jennie dengan cepat menyuruh dia untuk makan membuat dia pasrah.

Mereka makan dengan tenang, sehabis makan mereka ke ruang tamu untuk bersantai-santai. Jennie menonton sedangkan Gracia asik duduk di pangkuan Jennie, biasanya memang begini bedanya Gracia di pangkuan Jennie saat menjadi puppy bukan manusia.

"Aku harus panggil kamu apa? Je atau tuan?" tanya Gracia membuka pembicaraan.

"Panggil Je saja biar tambah akrab," balas Jennie diangguki Gracia.

Sedari tadi Gracia tidak duduk diam, Gracia menggesekkan pantatnya tepat di atas junior Jennie, tentu saja Jennie teransang apalagi Gracia melakukannya teruus menerus.

"Je, kok di bawah keras dan nimbul?" tanya Gracia polos.

Jika Gracia tidak dalam kutukan, Jennie sudah menyerang dia gara-gara dia Adik kecilnya terbangun dan sekarang malah bertanya dengan polosnya. Sungguh dia harus kuat iman, dia tidak mau menyakiti Gracia juga walau dia tersiksa.

"Gre, lain kali jangan begini jika kamu tidak mau aku hukum. Paham?" tanya Jennie tegas.

"Paham, maaf Je," balas Gracia menunduk.

"Aku maafkan," balas Jennie mengelus pucuk kepala Gracia.

Jennie tidak suka melihat Gracia yang murung, terlihat jelas Gracia merasa bersalah dan takut. Dia yang mengelus kepala Gracia membuat Gracia nyaman dan memeluk dia dari samping.

"Gre, aku tidak kuat. Layani aku ya," pinta Jennie ke Gracia.

Sedari tadi Jennie memang menahan dirinya, namun dia kesakitan jika adik kecilnya tidak memuaskan hasratnya. Gracia mengangguk, lalu Jennie berdiri dan mendudukkan Gracia di sofa.

Sedangkan Jennie berdiri dan menurunkan celananya hingga half naked, lalu dia mengambil tangan Gracia untuk memegang junior Jennie. Gracia kaget melihat junior dia yang berdiri tegak, Gracia menatap dia.

"Masukin ke mulut Gre lalu hisap sama jilatin ya," suruh Jennie membuat Gracia mengangguk.

Gracia nurut dan membuka lalu memasukkan junior Jennie ke mulutnya, dia melakukan yang Jennie perintahkan membuat Jennie merasakan kenikmatan walau dia masih polos namun Jennie sangat senang dengan sentuhan dia.

"Aahh, tteerruuss Ggrree,"

Jennie melayang dia mau menuntaskan hasratnya dengan cepat, jadi dia mengerakkan kepala Gracia maju dan mundur lebih cepat membuat Gracia sesekali tersedak saking dalamnya junior dia.

"Aahh Ggrree, nniikmmaatt,"

"Aakkuu mmaauu kkeelluuaarr, aahh,"

Jennie orgasme sangat banyak bahkan langsung masuk ke kerongkongan Gracia membuat Gracia terpaksa menelak dan tersedak, Jennie mengeluarkan juniornya dan melihat Gracia.

"Makasih sudah layani aku, Gre," kata Jennie tersenyum.

"Iya, Je," balas Gracia tersenyum manis membuat Jennie bahagia.

Jennie berjongkok dan menekuk kedua kaki Gracia lebar-lebar membuat dia bisa melihat vagina Gracia merah muda yang sangat indah, Gracia diam saja karena dia yang lebih dulu mengizinkan Jennie melakukan seks dengannya, asal Jennie tahu batas.

"Gre, vagina kamu basah. Mau aku bantu?" tanya Jennie menatap Gracia.

Gracia mengangguk, dia tidak menolaknya karena vagina dia pun sudah basah dan desahan Jennie tadi membuat vagina dia menginginkan sentuhan dari Jennie juga.

Jennie mendekati wajahnya, dia menjilati vagina Gracia yang sudah basah sejak awal. Gerakan cepat dari Jennie membuat Gracia terbuai, Gracia menahan kepala Jennie supaya dia lebih dalam menjilati.

"Aahh, Jjee lleebbiihh ddaallaamm,"

Jennie menjilati lebih dalam dan sesekali menghisap bahkan menggigit pelan vagina Gracia, Gracia yang sudah melayang hanya bisa mendesah dan pasrah di bawah kendali Jennie.

"Oouucchh, aakkuu aahh mmaauu kkeelluuaarr,"

Jennie yang paham Gracia mau keluar, buru-buru dia menjilati lagi dengan sangat cepat. Tidak lama Gracia mengeluarkan orgasme pertamanya, dia sangat lelah bahkan orgasme dia sangat banyak.

Jennie dengan sehati menghisap semua orgasme Gracia sampai habis, setelah itu dia mencium bibir Gracia membuat Gracia terdiam saja tanpa membalas ciuman Jennie.

"Lelah?" tanya Jennie diangguki Gracia.

Jennie memakai kembali celananya lalu mengendong tubuh Gracia ala koala dan duduk lagi, lalu dia mengelus kepala Gracia membuat Gracia yang sudah lelah dan merasa nyaman akhirnya pulas tertidur.

Aku tidak tahu siapa yang membuatmu begini, Gre. Jika aku ketemu, akan aku balas orang itu. Kamu polos dan baik, aku akan menjaga kamu, batin Jennie mencium pucuk kepala Gracia.

TBC

31. My Cute PuppyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang