Part 7

481 27 0
                                    

Apa Jennie sudah puas? Belum, dia masih menginginkan Gracia, namun dia tahu batas. Dia tidak akan mengambil mahkota Gracia sebelum mereka saling mencintai, hanya bermain aman.

Jennie mencium bahkan melumat bibir manis Gracia, Gracia yang awalnya diam saja akhirnya mengikuti permainan Jennie membuat Jennie senang melihatnya.

"Eeuumm,"

Desahan keluar dari mulut mereka, mereka berciuman sampai salah satu dari mereka hampir kehabisan nafas. Setelah itu, mereka diam sebentar barulah Jennie kembali mencium Gracia.

Puas mencium Gracia di bibir, perlahan Jennie mulai turun ke leher putih dan mulus milik Gracia, tidak ketinggalan dia memberikan tanda bahwa Gracia miliknya dan hanya miliknya di tubuh Gracia walau mereka belum ada ikatan apa pun.

"Aahh Jjee,"

Sambil memberi tanda, tangan Jennie tidak tinggal diam, dia meremas pelan payuradara Gracia yang belum pernah dia sentuh selama ini, dia suka karena pas di tangannya.

Puas memberi tanda kepemilikan, Jennie menghisap puting susu Gracia sedangkan tangannya sudah berpindah ke vagina Gracia bertambah basah gara-gara perbuatannya.

"Oouucchh eennaakk Jjee aahh,"

Jennie menyusu tidak tanggung-tanggung, dia menyusu di dua payudara Gracia secara bergantian, jika yang sebelah menganggur tangannya akan meremas, mencubit bahkan memainkan puting susu Gracia atau berpindah ke vagina Gracia membuat Gracia melayang.

"Aahh Jjee, aakkuu mmaauu kkeelluuaarr llaaggii,"

Gracia orgasme lebih banyak dari sebelumnya, Jennie senang melihat Gracia yang kelelahan namun menikmati sentuhan dia. Dia mengakhiri adegan ini, dia tahu Gracia sudah lemas.

Lalu Jennie memandikan mereka berdua, sehabis mandi barulah dia mengendong Gracia ala koala ke kamar. Di kamar, Gracia didudukkan di sofa sedangkan Jennie mengambil pakaian untuk dirinya.

Sehabis berpakaian, barulah Jennie kembali mengendong Gracia ke ruang makan. Di ruang makan, mereka makan dengan tenang. Gracia bersyukur setidaknya dia bisa langsung makan, setelah dia kelelahan tadi.

Setelah makan, Jennie lagi-lagi mengendong Gracia ke ruang tamu untuk mereka berdua bersantai-santai. Seperti biasa, Gracia duduk anteng di pangkuan Jennie hanya duduk karena dia tahu kalau dia banyak gerak yang ada dia dihukum Jennie dan dia tidak mau lagi dihukum.

"Ada apa? Kenapa melamun?" tanya Jennie mencium pipi Gracia.

"Je kenapa menyakiti mereka? Gre 'kan takut," kata Gracia lirih.

Jennie mencerna perkataan Gracia, dia paham kalau Gracia melamun gara-gara memikirkan kejadian saat dia menyakiti tahanan dia. Itu hal wajar, dia tahu bagaimana baiknya Gracia walau mereka baru kenal.

"Gre, mereka orang jahat. Jika kita kasihan sama mereka, mereka akan melakukannya hal yang lebih jahat," jelas Jennie penuh kesabaran.

"Gre mau disakiti mereka?" tanya Jennie lembut dibalas gelengan.

"Kalau Gre tidak mau, Gre harus berani melawan mereka yang berniat jahat sama Gre," tegas Jennie tetap dibalas gelengan.

"Gre takut," cicit Gracia pelan.

"Kan ada Je di sini, jadi Gre tenang saja karena Je akan melindungi Gre," kata Jennie serius.

Gracia melihat Jennie, dia tidak tahu kenapa bisa percaya dan yakin kalau Jennie benar-benar bisa diandalkan apalagi dia sangat senang saat Jennie mau melindungi dia.

"Makasih," balas Gracia tersenyum.

"Gre, nama aslimu siapa?" tanya Jennie serius.

Jika Jennie ingin membantu Gracia mencari siapa orang yang membuatnya seperti ini, maka dia harus tahu siapa nama aslinya. Tidak apa jika Gracia belum mau menceritakan semua masa lalunya, dengan tahu nama lengkapnya saja, dia sudah tahu semuanya tanpa diberitahu lagi.

"Seira Aleana Sargio, itu namaku," kata Gracia tanpa ragu.

Jennie tahu marga itu, hanya saja dia tidak tahu kenapa Gracia bisa masuk ke dalam keluarga Sargio. Setahu dia, keluarga itu tidak memiliki anak perempuan.

Ada yang aneh, batin Jennie. Dia akan menyelidikinya nanti, sekarang dia mau bermesraan dengan Gracia dulu.

"Gre sayang Je, Gre tidak mau kehilangan Je. Dan Gre rasa Gre mulai cinta sama Je," kata Gracia jujur.

Jennie tahu Gracia jujur, dia tidak masalah. Dia pun merasakan seperti yang Gracia rasakan, rasa ingin memiliki, melindungi dan menyayangi dia seutuhnya membuat dia tidak mau kehilangan Gracia.

"Je juga mulai cinta Gre, namun Gre tidak boleh kasih mahkota Gre dulu sampai kita benar-benar saling cinta sepenuhnya," balas Jennie diangguki Gracia.

Jennie tidak bohong, dia memperingati Gracia supaya Gracia tidak serta-merta menyerahkan mahkota Gracia begitu saja apalagi mereka baru saling mencintai, baginya itu belum cukup.

Mereka menikmati waktu bersama dengan bersantai sambil menonton TV, Jennie mengelus kepala sambil mencium pipi Gracia sesekali. Ketika dia melihat Gracia terlelap, dia mengendong Gracia kembali ke kamar dan membaringkan di kasur.

Setelah menyelimuti dan memastikan Gracia tidur dengan nyaman, Jennie menuju ruang kerja. Dia mulai mencari tahu tentang keluarga Sargio, anehnya memang tidak ada nama Gracia di sana.

Lantas apa yang terjadi? Jennie mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Joy, jika dia buntu maka Joy selalu membantunya. Lagipula dia tidak masalah kalau Joy membantu juga, terlebih Joy kadang up to date tentang kehidupan orang kaya.

"Malam Kak, aku mau minta bantuan Kakak,"

"Katakan saja Je,"

"Cari tahu tentang Seira Aleana Sargio, Kak,"

"Kakak cari dulu, setahu Kakak keluarga Sargio tidak ada anak perempuan,"

"Aku juga tahu itu Kak,"

"Nanti Kakak kabarin kalau Kakak sudah tahu,"

"Baik Kak, makasih,"

Setelah memutuskan panggilannya, Jennie kembali mencari nama Gracia tanpa menggunakan marga Sargio. Betapa kagetnya dia, nama Gracia muncul.

Jennie segera mencari tahu sekolah itu, dia meretas kamera CCTV yang ada di sekolah itu. Dia sangat sedih melihat Gracia yang culun dihina dan dibully, dia tahu alasannya mudah karena Gracia pintar dan banyak disukai para pria.

Lantas kenapa Gracia tidak ada marga keluarga Sargio? Jennie menepuk jidatnya, kenapa dia bodoh sekali? Di mansion Sargio, dia yakin ada kamera CCTV.

Jennie kembali meretas CCTV di mansion Sargio, dia melihat rekaman dari 1 bulan yang lalu supaya dia tahu apa yang terjadi hingga membuat Gracia seperti ini. Dia tidak masalah bergadang demi Gracia, dia mau membalas kesakitan yang sudah Gracia alami selama ini.

3 jam kemudian, Jennie sudah melihat semua rekaman itu. Cepat? Jelas, kalau dia lama mana mungkin dia bisa menjadi pembunuh bayaran yang ahli.

Sejujurnya sejak awal dia sudah geram, bagaimana bisa satu keluarga memperlakukan Gracia layaknya pembantu namun pembantu diperlakukan sebagai keluarga?

Gracia mungkin bisa menerima itu, namun Jennie tidak bisa. Dia akan membayar semua yang mereka lakukan sama Gracia, tidak ada seorang pun dari mereka yang dia biarkan lolos begitu saja.

TBC

31. My Cute PuppyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang