Part 4

603 28 0
                                    

Namun alasan Jennie bukan itu, pria yang menjadi targetnya ini suka memperkosa para gadis tidak bersalah, setelah menghamili pria itu pergi begitu saja tanpa rasa bersalah sama sekali. Orang yang membayar dia, tentu saja korban dari pria itu.

Jennie tidak bisa mentolerir pria bejat seperti itu, apalagi dia tidak bisa membayangkan berapa banyak korban yang sudah dihamili pria tersebut.

Paling penting, tidak ada seorang pun yang berani melaporkan pria itu karena orang tuanya berkuasa dan bisa saja korbannya masuk penjara gara-gara uang.

Kenapa klien Jennie berani? Tentu saja kliennya ini kaya, jadi kliennya bisa menyewa jasa dia, bahkan dia sangat bersyukur dengan begitu dia mendapat mangsa baru yang bisa dia sakiti saat di rumah.

Saat Jennie tahu ada penjaga, dia melemparkan bola kecil yang merupakan bom bius kematian. Siapa pun yang menghirup gas itu bukan hanya pingsan, namun mati di tempat. Saat bola kecil itu dilempar, tentu saja langsung meledak tepat di tempat penjaga.

Kalau pun polisi menyelidiki kasus ini, mereka akan mendapatkan hasil kalau para penjaga keracunan makanan dan mati. Tidak akan ada tanda lain selain itu, walau mencurigakan namun polisi bisa apa?

Setelah memastikan penjaga mati, Jennie berjalan dengan santai. Mansion ini ada 3 lantai, sedangkan targetnya berada di lantai 2. Di lantai 2, hanya ada 1 kamar khusus untuk pria itu. Dia berjalan santai dan mendengar suara desahan.

Kalau Gre yang mendesah itu bagus dan merdu, mereka yang mendesah? Memuakan untuk di dengar, batin Jennie kesal namun dia sempat membayangkan Gracia mendesah.

Jennie tidak tahu kalau misinya kali ini membuat dia mual, apakah dia harus melihat tubuh naked penjahat ini? Siapa wanita atau gadis yang mau melayani pria itu? Dia tidak mau pusing, dia masuk ke dalam dengan pelan-pelan.

Di dalam, mereka tidak menyadari kehadiran Jennie saking asiknya mereka bercinta. Jennie mengambil pulpen bius miliknya, kali ini dia menggunakan dua buah dan sudah berada di tangan kiri dan kanannya.

Setelah itu Jennie menghampiri mereka dan menusukkan pulpen itu ke bahu mereka, mereka belum sempat protes atau melawan langsung jatuh pingsan.

Jennie menyeret salah satu tangan mereka jadi dia di tangan kiri dia memegang rambut pria sedangkan di tangan kanan dia memegang rambut wanita, dia tidak sudi mengendong mereka karena mereka pantas diseret.

Setibanya Jennie di luar, dia membuka bagasi mobilnya dan memasukkan dua orang ini begitu saja lalu menutup kembali. Dia tidak takut mereka terbangun, apalagi obat bius itu membuat mereka tertidur selama 5 jam.

Urusan mereka beres, Jennie masuk kembali ke mansion. Dia memastikan ada jejak dari mereka atau tidak, setelah tidak ada dia ke dapur membuat seolah mansion ini terbakar akibat kelalaian yang meninggalkan masakan dalam api yang menyala.

Hal ini Jennie lakukan dalam beberapa situasi saja, kalau dia membakar anggap saja sebagai peringatan supaya orang itu tidak sombong karena di atas langit pun masih ada langit, mau sekaya apa pun saat ini suatu saat bisa berputar, jadi jangan sombong.

Setelah kerjaan Jennie beres, dia kembali ke rumah. Di rumah, dia kembali menyeret dua tahanannya dan memborgol tangan mereka menjadi X seperti tahanan lainnya.

Bisa dibilang tahanan di sini sisa 10 orang yang sudah mengenaskan dan tinggal menunggu ajal mereka, sedangkan 2 lagi mainan baru Jennie.

Apa tahanan Jennie sedikit? Tidak, tahanan Jennie banyak apalagi penjara bawah tanah ini sangat luas, namun semua tahanan dia sudah mati gara-gara kesakitan, kehilangan banyak darah, dan tidak mendapatkan asupan makanan atau minuman.

Mana mungkin Jennie berbaik hati sama tahanannya sendiri dengan memberikan mereka makanan, jadi mayat mereka juga dibiarkan saja sama dia di penjara ini sampai menjadi tulang-tulang tengkorak.

Tidak heran kalau di sini banyak sekali tulang-tulang manusia, Jennie mengambil peralatan menyiksa dia seperti campuk dan vibrator dildo.

Setelah itu, Jennie mengambil gelas, alat peras dan jeruk nipis. Jennie memeras jeruk nipis sampai dia mendapat 2 gelas, lalu dia mengambil ember berisi air dingin.

Baru saja Jennie ingin membangunkan kedua tahanannya, dia mendengar suara tangis Gracia. Dia memiliki kemampuan pendengaran yang tajam sampai 5 km, jadi jarak penjara ke kamar tidak jauh.

Makanya Jennie bisa mendengar dengan jelas, dia buru-buru kembali ke kamarnya karena dia kuatir dengan Gracia. Di kamar, dia membuka pintu kamarnya lalu mendekati Gracia yang masih duduk di kasur.

"Kamu kenapa?" tanya Jennie lembut memeluk Gracia.

"Ke-na-pa Je hiks ting-ga-lin Gre, hiks?" tanya Gracia terbata-bata.

"Aku ada kerja sayang, kamu di sini saja ya soalnya aku harus kerja lagi," balas Jennie sambil mengelus kepala Gracia.

"Mau ikut," pinta Gracia menghapus air matanya.

"Jangan ya," tolak Jennie halus.

"Mau ikut hiks," rengek Gracia kembali menangis.

Jennie tidak tega melihat Gracia menangis seperti ini, namun dia tidak mau Gracia melihat apa yang dia lakukan di penjara. Posisi dia saat ini serba salah, mau tidak mau dia terpaksa mengajak Gracia ke sana.

"Baiklah, Gre boleh ikut. Tapi Gre harus pakai handuk kimono dan masker selama di sana," tegas Jennie diangguki Gracia.

Jennie melepaskan pelukannya, dia mengambil handuk kimono milik dia dan memakaikan ke Gracia tidak lupa dengan maskernya. Setelah itu dia mengendong Gracia ala koala ke penjara bawah tanah, di sana Gracia tidak kaget lagi karena dia sudah pernah ke sini.

Namun, bukan berarti Gracia tidak takut. Dia tetap ketakutan dan Jennie menyadari hal itu, Jennie mengelus kepalanya membuat dia nyaman. Setelah itu Jennie mendudukan dia di kursi, walau Jennie tahu dia takut namun Jennie tidak bisa diam saja.

Jennie harus mengesekusi tahanannya, dia meminta Gracia untuk diam di sini. Jika Gracia ketakutan, Gracia harus tutup mata dan telinga. Gracia mengangguk, barulah Jennie beraksi.

Jennie mengambil ember berisi air dingin, lalu dia menyiram ke dua tahanan yang masih terlelap akibat obat bius. Mereka terbangun dengan menggigil akibat air dingin apalagi mereka naked dan kaget karena mereka berada di tempat asing.

Sebelum mereka berteriak tidak jelas, Jennie mengambil dua vibrator dildo dan dia masukkan dengan paksa ke anus mereka. Tanpa pemanasan, tanpa pelumas dan sekali hentakan membuat mereka menjerit kesakitan.

Gracia melihat semua itu, dia ingin menutup mata namun dia tidak bisa dia merasa dia harus melihat semua ini walau dia takut. Takut hal sama akan Jennie lakukan padanya, walau Jennie sangat lembut padanya.

TBC

31. My Cute PuppyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang