Prolog.

25 8 0
                                    

Angin malam lumayan besar menerpa tubuh wanita yang masih saja berdiri di geladak utama kapal sembari menikmati lautan di hadapannya. Gamis dan hijab lebar yang ia pakai tampak berkibar-kibar tak berbentuk lagi lantaran diterpa angin.

"Saziana, kamu disini." Suara bariton itu mengusik pendengaran wanita cantik yang kerap disapa Sazia, hingga ia menoleh ke arah suara.

"Mas Aziz, iya. bosen di dalem, malah banyak yang pacaran," keluhnya dengan nada jengah.

Lelaki dengan kemeja navy itu berdehem sambil melingkarkan lengan diperut sang istri, lantas merebahkan kepalanya di bahu Saziana, "Kenapa? Kan, kita juga bisa nih, pacaran?" kekehnya pelan, lantas terdiam beberapa saat.

"Mas," panggil wanita dengan kerudung lavender itu. Yang dipanggil tak menyahut, hingga Saziana mengelus pelan lengan kekarnya.

"Mas mikirin ibu ya? Bismillah mas, ibu pasti sembuh kok. Sekarang kan lagi ditangani dokter, semoga sakit beliau tidak terlalu parah ya. Kamu yang kuat." Aziz masih terdiam dan memejamkan mata lalu mengepalkan lengan, Ia mendorong Saziana pelan lantas membopong sang istri secara tiba-tiba.

"Mas, mau bawa aku kemana?"

"Mas Aziz!"

"Mas, turunkan aku. Kamu mau bawa aku kemana?"

"Diam kamu!"

"Mas! Mas Aziz! Lepaskan?!" Saziana semakin histeris namun tenaganya kalah kuat dibanding Aziz.

Lelaki yang merupakan suaminya itu membawa Saziana ke tepi pembatas kapal. Tanpa di duga ia melemparkan Saziana ke laut yang gelap oleh malam.

Untouchable HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang