"Pak, anter Thea pulang dahulu ya." Pinta Chelsea kepada pak Rudi selaku supir dikediaman keluarga Barata.
"Siap. Kalau boleh tahu mbak Chelsea mau kemana ya? Biar jika ditanya nyonya, saya tahu dan bisa menjawab." Jawab pak Rudi.
Chelsea mengulas senyum manisnya, "mau kerja kelompok, pak. Tadi, saya juga sudah bilang bunda kok."
Pria berumur 45 tahun itu mengangguk, "baik, hati-hati ya mbak chel. Kalau butuh bantuan telfon saya saja."
"Iya pak. Terima kasih" ucapnya. Ia bergerak mengetuk jendela mobil penumpang yang seketika terbuka menampilkan Thea disana.
"Lo langsung pulang, dek. Jangan minta pak Rudi buat mampir. Awas ya lo." Ancam Chelsea.
Thea memutar bola matanya malas, "iya, kak chel. Ngga akan mampir kok."
Meskipun mereka berdua mempunyai umur yang sama. Chelsea keluar terlebih dahulu untuk melihat indahnya dunia, lalu disusul Thea. Selain itu, Thea juga tak merasa abot jika memangil Chelsea dengan sebutan 'kakak'.
Chelsea mengangguk, lalu dirinya menjauhi bangku penumpang, tak lupa berpamitan kepada pak Rudi.
Chelsea menatap mobil hitam yang dikemudikan pak Rudi itu telah menjauh, ia melangkah menuju ke halte bus. Dimana ada dua temannya menunggu dirinya disana.
"Maaf, ya. Tadi gue pamit ke Thea dahulu" Ucap Chelsea begitu sampai menapakkan kaki disana.
Kedua orang itu mengangguk, "iya, santai. Jadi, kita mau kerkom dirumah siapa?" Tanya salah satu dari mereka yang bername tag Adela Somi Pradana .
"Ke rumah gue aja, yuk?" Balas satu dari mereka. Kini gadis itu bername tag Kaila Yerianda .
Chelsea menatap Somi meminta jawaban, lalu keduanya mengangguk bersamaan.
"Okei!! Yuk, naik." Ajak Yeri dengan semangat.
"Bentar, kita naik bus kan?" Tanya Somi. Ia bingung karena Yeri mengajaknya langsung naik, padahal kan bus belum datang ? Yang ada di sebrang mereka terdapat mobil BMW berwarna silver sedari tadi.
Yeri tertawa, "ngga. Gue sebenernya tadi mau langsung ngajak kalian kerkomnya ke rumah gue aja. Nah, Gue tanya dahulu ke kalian, takutnya kan ada yang ga setuju." Jawabnya disertai senyuman khas seorang Yeri.
Chelsea dan Somi melotot tak percaya mendengar jawaban yang keluar.
"Hadehh. Yaudah langsung aja yer. Kasihan sopir kamu udah nunggu kelamaan dari tadi." Ungkap Somi. Setelahnya, mereka bertiga menyebrang agar dapat masuk ke mobil itu. Karena rumah Yeri sendiri melawan arus dari letaknya posisi sekolah.
Jarak sekolah ke rumah Yeri tidak sejauh itu kok, mereka hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk menempuh perjalanan.
Chelsea membuka pintu penumpang dahulu, lalu ia keluar. Kemudian ia memegangi pintu itu saat Somi bergerak keluar dari mobil itu.
Sebelum memasuki rumah Yeri, Chelsea berbalik menghampiri sopir pribadi Yeri tersebut.
Sedangkan sang sopir terlihat kaget melihat aksi Chelsea yang berada dihadapannya dengan posisi membungkuk sembari berucap, "Terima kasih ya pak, sudah mengendarai mobil dengan baik, dan membawa kami selamat sampai tujuan." Ujar Chelsea mengulas senyum khasnya.
Sang sopir sempat terdiam, lalu saat tersadar kembali beliau membalas dengan senyuman lebar. "Saya lega mendengarnya. Terima kasih kembali untuk non—
"Panggil saya Chelsea saja, pak." Bukan maksud tak sopan memotong ucapan orang yang lebih tua dari kita. Hanya saja beliau tak perlu memanggil dirinya seperti itu karena beliau bukan bekerja untuk keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
9 gadis tangguh " ayah"
ChickLit'Membela negara memang tugasku' 'tapi, jika melindungi anak-anak perempuan ku itu adalah kewajiban utama seorang ayah.