Pagi hari ini keluarga Barata disibukkan oleh beberapa kegiatan. Tepatnya, wanita cantik yang menyandang sebagai ibu dari kesembilan gadis itu, kini tengah menyiapkan beberapa bekal untuk anak-anak nya. Bangun pagi seperti ini bukan hal biasa untuk beliau. Bahkan jam masih menunjukkan pukul 05.40 beliau sudah menata rapi meja makan yang sudah penuh dengan masakan nya.
Wanita paruh baya itu tersenyum lebar saat melihat satu persatu anaknya turun dari tangga menunju ke meja makan. Tidak lupa dengan ucapan selamat pagi dan kecupan yang ia dapat dari anak-anak nya.
"Good morning bundaaa" ucap sang sulung pertama dengan ceria.
"Morning too, adeknya yang tiga lagi mana?" Balas bunda sekaligus menanyakan anaknya yang masih tidak lengkap.
"Disini bund" celutuk si kembar berbarengan. Keduanya buru-buru menuruni tangga, langsung mengecupi pipi bunda nya.
"Brutal banget dek" ucap Mora sembari mengoleskan selai kacang di roti yang ia ambil.
"Apaasi ikut aja" balas Mira cuek.
"Pagi-pagi udah ribut aja, nduk. Ucapan selamat pagi buat ayah mana? Kok pada diem?" Ini, Sang kepala keluarga yang selalu menjadi panutan anak-anak nya.
"Pagi, ayah" sang kepala keluarga menoleh ke belakang, mendapati anak keempat nya berdiri anggun dan berwibawa dengan seragam khas nya.
Baru saja akan menjawab sapaan pagi sang anak, sudah terdengar protesan dari anaknya yang lainnya.
"Ihh, masa kak Shania pagi-pagi gini udah mau landing aja" si bungsu protes dengan wajah cemberut nya.
Gadis yang disebut namanya hanya terkekeh ringan mendengar protesan sang adik, ia merangkul kan tangan nya ke selipan siku sang ayah, mengajaknya turun tangga bersama. Posisi ini terlihat seperti ayah yang akan membawa sang anak ke altar dalam hari pernikahannya.
"Aduhhh, yang anaknya ayah. Nempel terus deh" candaan itu terucap di bibir sang anak kedua, joaana.
"Bilang aja sih cemburu karena ga di rangkul ayah gini" timpal Shania, memeletkan lidahnya mengejek sang kakak kedua.
"HAHAHAHAHA BENER BANGET KAK SHA" belum selesai dengan ledekan Shania, tawa mengejek keluar dari mulut si bungsu kedua mengundang tawa ringan semua orang.
Bunda menengahi anaknya sebelum terlalu jauh mereka bercanda, "udah-udah, ayo makan dulu. Masih hangat, kalau udah dingin ngga enak nanti makannya" ucap sang bunda.
Tanpa mereka sadari, sang sulung lebih dulu menghabiskan sarapan paginya.
"Hehe, maaf bunda Naya sarapan dulu. Jadwal Naya hari ini padet, banyak job juga jadi harus pagi- pagi ke agensi" ucapnya, sang bunda hanya tersenyum maklum sembari mengelus rambut sang sulung sayang.
"Eh yaudah gapapa. Segera berangkat lho, itu mbak salsa udah nungguin kamu di depan. Meskipun jadwal padet harus inget shalat 5 waktu, dan makan nya jangan sampai telat. Maag nya dijaga kak"
Naya mengangguk lalu berpamitan kepada ayah dulu, setelah itu kepada bunda nya.
"Maaf ga bisa sarapan bareng hari ini. Naya berangkat dulu semua. Assalamualaikum" pamitnya.
"Waalaikumsalam"
"Yang artis mah beda" gumam Chelsea pelan.
Ayah Barata yang berada disamping Chelsea hanya tersenyum saat meminum kopi nya.
"Kenapa? Besok mau jadi artis juga kaya kak Naya?" Tanya ayah kepada Chelsea.
Sang anak sontak menggeleng " idih gak mau. Ribet jadi artis itu, dikit-dikit disorot, apaan deh!" Lah, ini si bungsu Barata malah marah- marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
9 gadis tangguh " ayah"
أدب نسائي'Membela negara memang tugasku' 'tapi, jika melindungi anak-anak perempuan ku itu adalah kewajiban utama seorang ayah.