|9| like a fraction

227 38 11
                                    

Kali ini Joaana mengendarai mobilnya sendiri tanpa disopiri oleh pak Danis, selaku sopir pribadinya jika ia berangkat kerja maupun pulang.

Entahlah, hari ini Joaana sendiri merasa moodnya sangat bagus. Bahkan ditempat ia bekerja, banyak sekali yang memuji wajahnya mengatakan bahwa Joaana hari ini cerah sekali. Oh– selain pujian, jangan lupakan juga ia menerima hadiah banyak dari rekan kerjanya. Terutama polisi muda yang berstatus single. Mereka tadi terlihat berlomba-lomba menunjukkan hadiah siapa yang paling layak untuk Joaana, sang polisi wanita yang banyak diincar itu.

Mengingat itu semua membuat Joaana terkekeh sendiri. Mata cantik itu melirik cafe favoritnya, ia membelokkan setir ke kanan, memutuskan untuk mampir sejenak. Yang dibawanya hanya dompet dan handphone, selebihnya ia tinggal dalam mobil. Karena tahu sendiri seorang Joaana tak mau ribet.

Sembari mengantri, Joaana menimang apakah ia harus istirahat sejenak di cafe ini ? Tak terlalu buruk. Maka keputusan yang diambilnya, iya.

"Selamat sore. Mau memesan apa, kak?" Tanya pegawai cafe itu.

Joaana melihat menu yang terpampang pada layar monitor kecil dihadapannya.

"Ice mocachino 1, dengan dessert brwon sugar 1." Ucap Joaana.

"Ada tambahan lagi, kak?"

Joaana kembali menimang, "ah, cheesecake ukuran kecil." Tambahnya, karena jika dipikir lagi ia hanya ingin mengintip saja. Jadi tidak perlu ukuran besar.

Pegawai tersebut mengangguk , "untuk dessertnya ingin tambah topping apa, kak? Untuk hal ini tidak ada pungut biaya." Jelas pegawai itu.

"Sesuai rekomendasi cafe ini saja." Balas Joaana, mengulas senyum lebarnya.

Pegawai itu menghitung semua Joaana lewat mesin kasir, ia menyerahkan kertas tagihan itu pada Joaana. "Total semua 103.500 ribu, kak."

Joaana mengeluarkan uang lembaran seratus ribu dengan, dua puluh ribu. Karena Joaana tak menemukan uang kecil dalam dompetnya. Pegawai itu menerimanya dengan sopan, lalu menyerahkan kembalian kepada Joaana yang mana membuat Joaana diam tak menerima itu.

"Kembaliannya untuk kamu saja. Jangan dimasukkan pada totalan kasir." Ujar Joaana.

Pegawai itu langsung berkali-kali mengucapkan terima kasih pada Joaana. Ucapan syukur tak henti ia ucapkan. Joaana membalasnya dengan senyuman tulus, tidak ada hal khusus sebenarnya. Dirinya entah kenapa kasihan melihat pegawai yang masih muda itu. Bagaimana Joaana tahu ? Karena Joaana melihat seragam SMA yang dikenakan pegawai itu sebelum dilapisi oleh celmek khusus. Joaana juga tahu kalau pegawai itu tengah bekerja part time. Dirinya terharu melihat semangat kerja pemuda itu, padahal usianya terbilang masih muda.

Joaana beralih dari kasir, dirinya melangkah menuju lantai dua cafe ini. Ada alasan mengapa dirinya memilih lantai dua, karena lantai satu atau dasar cafe ini dipenuhi oleh orang-orang yang tengah jatuh cinta.

Sudah Joaana duga, lantai dua pasti sedikit longgar. Bahkan masih banyak tempat duduk yang belum ditempati. Joaana lebih memilih tempat dipojok cafe. Omong-omong, gadis itu sudah berganti pakaian biasa. Tak menggunakan pakaian dinas kerjanya– yang ada nanti pada mengira Joaana tengah mencari target. Apalagi gadis itu hanya sendiri.

Pesanannya telah datang, sebelum pegawai itu beranjak Joaana tak lupa mengucapkan terima kasih, yang dibalas anggukan dan senyuman ramah pegawai tersebut.

Joaana mencicipi cheesecake dan dessert yang ia pesan. Ia mendecak kagum saat merasakan itu semua pas di lidahnya. Memang cafe ini tidak diragukan lagi soal makanannya. Untuk minumannya pun ya rasanya seperti kopi rasa mocachino biasanya. Tak buruk juga nongkrong di Cafe sendirian seperti ini. Overall ,  9/10 untuk rating makanan dan minumannya.

9 gadis tangguh " ayah"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang