Prolog

142 16 6
                                    

"Dia siapa?"

"Dia?"

Ariel mengikuti arah telunjuk Angel. "Dia Langit. Langit Alkana Radeya."

"Kenapa beda dari yang lain?"

"Beda?" Ariel mengangguk. Hampir tiga tahun bersekolah di sini, ia paham bagaimana tabiat seorang Langit. "Jangan suka, ya, dia susah digapai soalnya." Ariel terkekeh kecil, ia menarik tangan sahabatnya untuk menjauh, kembali berkeliling sekolah.

Angel melepas pelan tangan Ariel, ia mengikis jarak ingin melihat wajah laki-laki itu lebih dekat. "Syaratnya apa kalo mau deketin dia?"

Mata Ariel memicing, nyaris menggeplak kepala Angel. "Nggak usah segala ngomongin syarat." Dengan sekali gerakan tangan dia berhasil memutar tubuh Angel menghadapnya, mengangkat simbol kalung yang gadis itu gunakan. "Kalian .... beda agama, Angelina."

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang