Vote dulu baru baca.
Jangan lupa komentar ❤️
Penuhi line paragraf dengan komentar, oke?
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
14. BE STUCK.
.
.
UNTUK pertama kalinya Langit menerima ajakan Alpa juga Rizky tanpa tedeng aleng-aleng. Biasanya lelaki itu menolak dengan alibi tugas numpuk, bukan tugas sekolah melainkan tugas dari Papanya yang mulai membimbing sedikit demi sedikit mengelola perusahaan.
Ilmunya masih basic, hanya sesekali Langit minta untuk diajar. Papanya yang lumayan sabar itu menuntunnya dengan hati-hati, memastikan apa yang ditangkap otak Langit tidak salah. Padahal, dia tahu, otak Langit tidak secetek otak Bumi yang not respondin dan berdebu.
"Lo pada mau pesan apa?" tanya Alpa.
Sudah menjadi tugasnya untuk disuruh-suruh oleh mereka, perbedaan kasta sudah menjadi alasan ditambah otaknya yang tidak seberapa jika dibandingkan oleh dua juara umum ini. Meskipun begitu, Alpa sangat bersyukur bisa masuk ke circle se-positif ini.
"Lemon tea, gurame asam manis, Sop iga jangan lupa pake nasi yang banyak, udah itu aja, andalan gue tuh," sahut Rizky lebih dulu. Kini mereka melihat sosok yang masih sibuk dengan ponselnya. "Lo apa, Lang?"
"Susu coklat," jawab Langit sekenanya.
Saling melempar pandang, itulah yang Alpa dan Rizky lakukan, takjub dengan Langit yang menerima ajakan ke rumah makan terdekat hanya untuk minum segelas susu.
Tahu jadi pusat tatapan, Langit menghela napas sesaat sebelum berujar, "Gue nggak lapar." Terlihat Alpa mengangguk, dia sudah ingin balik badan yang didahului oleh tambahan ucapannya, "Al, Lo pesen aja apa yang Lo mau, biar nanti gue bayar."
Alpa berbinar dan mengangguk. Padahal tadinya dia juga sama, hanya akan memesan segelas jus jeruk.
"Terpantau Lo lagi banyak pikiran," celutuk Rizky sepeninggal Alpa.
"Emang ada," jawab Langit.
Rizky meringis. "Kalo boleh tau apa? Siapa tau aja gue bisa bantu?"
Sesaat melihat ekspresi Rizky yang menunjukkan tanda tanya besar, lagi-lagi yang bisa Langit tunjukkan hanya helaan, menyandarkan punggungnya sebelum memejam mata dengan satu lengan yang menutupi kening.
Rizky tersenyum kecut. Jika dibandingkan dengan circle Bumi yang juga hobby makan di tempat ini, mereka sangatlah berbeda.
Lima lelaki tak taat aturan itu pasti gaduh dengan suara-suara yang saling bersahutan juga tawa yang menggelegar sampai ke sudut-sudut. Sering mendapat teguran oleh si pemilik, mereka hanya mengangguk kemudian tertawa lagi. Saat itu, Rizky hanya tersenyum simpul, membayangkan betapa serunya pertemanan mereka.
Langit beda lagi. Dia banyak diam dan sibuk dengan pikiran sendiri. Diajak kemana-mana selalu menolak dengan berbagai alasan klise. Dia menghabiskan waktunya di rumah, hanya di rumah, di kamar dengan buku-buku yang menumpuk.
"Nggak ada Lo, ada Lo sama aja. Sepi," cicit Rizky.
Netra yang semula terpejam itu terbuka sebagai tanda dia mendengar cicitan Rizky, tak ada gerakan tambahan yang dia lakukan setelahnya, takut Rizky sadar dan merasa bersalah Langit kembali memejam mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL
Teen Fiction[FYI; FOLLOW SEBELUM BACA¡] Angelina tahu persis akibatnya jika menyukai seorang Langit Alkana Radeya. Tapi, permainan hati tidak bisa ditebak, bukan? Angel kira setelah beberapa bulan ia akan bosan dan lupa, tapi ternyata ia salah. Dia malah terje...