Jangan lupa vote dan koment!
Happy reading!
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
11. JALAN MENUJU LANGIT.
.
.
JAKET kulit warna hitam, celana jeans panjang warna senada yang robek dibagian lutut, juga make-up yang menyelaraskan penampilannya malam ini. Oh iya, jangan lupakan rambut panjang lurusnya yang digerai, tanpa satupun aksesoris disana dan tungkai permen lollipop yang berada di antara bibirnya.

09.46pm
Angel tersenyum masam. Dia dan Ariel janjian sembilan lewat tiga puluh menit itu artinya Ariel molor enam belas menit. Sudah Angel duga, seharusnya ia pergi sendiri saja tidak usah menunggu Ariel untuk berangkat bareng.
"Lo dimana?" Mengambil kunci motornya di meja Angel bergegas turun ke lantai bawah. "Gue nggak mau ya kalo telat, paling nggak suka gue tuh kalo nonton sesuatu udah di tengah, gue maunya dari awal sampai akhir!"
Terdengar dengusan dan helaan napas berat. Tak lama terdengar suara seorang wanita juga.
"Lo bisa, kan?" tanya Angel, memastikan.
"Kayaknya nggak bisa deh," jawab Ariel.
"Gue udah siap asal Lo tau. Kalo Lo nggak ada, sampe sana gue nggak ada temen." Sudah pamit dengan Mommy sejak sore tadi akan pergi bersama Ariel, jadinya gadis itu langsung menuju garasi, mengeluarkan motor kesayangannya. "Dateng, ya?"
"Mama gue tiba-tiba balik dari luar kota," jawab Ariel. Terdengar teriakan wanita lagi. "Gue nggak bisa. Udah dulu ya gue matiin, mama gue udah manggil-manggil dari tadi."
"Ta ...."
Mendengus.
Angel memakai helm dengan ekspresi masam. Tahu begini ia tak usah pergi juga. Niatnya hanya ingin bersenang-senang melupakan semua kejenuhan yang muncul memenuhi kepala, tentang perasannya yang tak kunjung dibalas, juga prestasinya yang nihil untuk dibanggakan.
"Kenapa sih Lo, Riel. Padahal tadi sore yang minta ijin ke Mommy itu Elo, ya, walo sedikit berbohong, sih."
Mereka pamit ingin belajar di rumah salah satu teman, ijin akan menginap juga. Tetapi, si partner yang penurut itu malah ingkar, membiarkannya keluar sendiri.
Angel jadi malas, namun, di sisi lain ia tak ingin usahanya sia-sia jadinya tetap pergi walau bimbang menikmati atau tidak.
"Taruhannya berapa?"
"Sepuluh juta."
"Lumayan. Yang main siapa?"
"Raja anak STB dan Giant anggota Demonic."
Percakapan itu tak sengaja terdengar oleh Angel yang masih duduk santai di atas motor sembari mengapit benda berasap di kedua jari mungilnya. Mengamati suasana malam ini yang sangat ramai Angel bisa menebak, tempat ini bukan tempat biasa, pasti sering dijadikan lokasi balapan liar.
Memang tempatnya sangat strategis, terpencil, namun, tetap asri karena banyak pohon-pohon. Apalagi selama perjalanan kesini kendaraan umum tak terlalu ramai. Seolah tahu, dan memilih jalan lain. Senyum miring terbit di bibir Angel.
"Raja, temannya Bumi, emang dasar pada brengs*k tuh cowok-cowok. Nggak di sekolah, di luar juga sama," pungkas Angel.
Tidak ingin ketahuan ia berada di lokasi mengerikan ini, bisa bertambah buruk citra dirinya jika ini sampai ke telinga Langit, jadilah Angel mengenakan masker.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL
Teen Fiction[FYI; FOLLOW SEBELUM BACA¡] Angelina tahu persis akibatnya jika menyukai seorang Langit Alkana Radeya. Tapi, permainan hati tidak bisa ditebak, bukan? Angel kira setelah beberapa bulan ia akan bosan dan lupa, tapi ternyata ia salah. Dia malah terje...