1. NIAT AWAL ANGEL

107 14 5
                                    


Setelah hampir 2 tahun Hiatus...

Mohon dukungannya ❤️

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
1. NIAT AWAL ANGEL

.
.
.

"Angel, Ariel udah nungguin di depan. Kamu bisa cepetan dikit?"

"Bisa, dua menit, Mom."

Dia tidak berbohong, setelah mengikat asal rambut ombrenya ia keluar dengan tampilan yang cukup memprihatinkan. Bagaimana tidak, mommy sampai geleng-geleng kepala dan tak segan menepuk bokong anak gadisnya setelah pipinya dikecup singkat.

"Sadis banget, Mom," keluh Angel.

"Makanya pakai pakaian yang sopan," tegur Mommy, "Mommy nggak mau tau ya, kalo kamu di keluarin lagi dari sekolah. Papa udah bayar mahal-mahal supaya kamu bisa masuk kesana."

Angel, dia menang karena wajahnya yang bule, cantik alami. Soal tampilan ia tidak terlalu memperhatikan, tidak bau badan saja sudah cukup untuknya tampil percaya diri. Juga jangan lupakan kemeja Flanel yang selalu terikat di pinggang rampingnya, sepatu berwarna baby blue, juga beberapa acc gelang di pergelangan kirinya.

"Sarapan apa, Mom?" Angel mencomot selembar roti tawar tanpa selai.

Mommy Melly menghela napas karena tingkah si bungsu. "Duduk dulu bisa?" tegurnya saat Angel mengambil lembaran kedua.

"Emang ada larangan ya, Mom, nggak boleh makan sambil berdiri?" Angel protes, namun tak urung ia tetap mengikuti perintah Mommy-nya. Melupakan kehadiran Ariel yang suaranya sudah terdengar menembus dinding rumah. Angel terkekeh geli, menarik segelas susu dan meminumnya. "Kenapa Ariel nggak disuruh masuk, Mom?"

"Udah tadi." Mommy yang sibuk mengoles selai pada roti tersadar sesuatu. "Angel, kamu makan yang tawar?"

Angel mengangguk.

"Nggak ngehargain usaha Mommy banget." Wanita parubaya berparas antagonis namun sayangnya memiliki hati bak malaikat itu berkacak. "Makan ini sekalian," suruhnya sembari mendorong piring berisi tiga potong roti.

Angel cengengesan, meraih tas berwarna baby bluenya di kursi samping sebelum beranjak. "Bye-bye Mom, Angel pamit," ujarnya usil sambil berlari ke arah pintu.

Dengan bersiul dan ponsel yang berada di genggamannya Angel masuk dengan watados-nya ke dalam mobil Sport Ariel yang berwarna kuning. Tiga menit berlalu, Angel masih belum menyadari tatapan menghunus yang sahabatnya layangkan sebab terlalu lama menunggu.

"Nggak tau dosa banget sih loh." Ariel mencibir kalah respons Angel luar biasa menyebalkan. Hanya mengangkat bahu tak peduli lalu menurunkan sedikit jok sebelum memejam mata. "Besok-besok gue nggak mau jemput Lo lagi."

"Lo ngomong gitu dari satu Minggu yang lalu." Angel menjawab tak ramah. "Riel, Lo bawa ....."

"Nggak ada."

"Yakin?" Angel kurang percaya, ia memeriksa laci dashboard dengan brutal. "Sebatang doang nggak ada?"

"Nggak ada Angel, Lo bisa nggak berhenti ngerokok? Nggak baik buat kesehatan Lo." Ariel selalu marah-marah saat Angel mencari benda yang sudah menjadi candunya selama tiga tahun, tentu saja hanya ia yang tahu, "Lo kalo ngerokok lagi gue aduin Mommy."

"Itu ucapan Lo 3 tahun yang lalu!" Angel dongkol. Namun, Ariel tak kalah dongkolnya, terlihat dari bagaimana gadis itu mengendarai mobil, Angel sampai terbanting ke depan, ia yang selalu melupakan seatbelt jelas terluka di bagian kening. "Ariel." Mengusap keningnya yang berdarah, ia mengeluh, "Sakit ...."

ANGELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang