Back to cerita Angel.
Jangan lupa like + komentar + share, ya❤️
Selalu dukung cerita Angel❤️
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
15. BOSAN MENGEJAR LANGIT.
.
.
"Mommy kenapa? Mau kemana?"
Lengkap dengan seragam sekolahnya yang sudah rapi dia turun ke lantai bawah ingin sarapan, alih-alih duduk di meja makan dia malah dikejutkan oleh eksistensi Mommy yang terburu-buru menyeret koper.
"Angel, dengerin Mommy." Melepas tarikan pada koper untuk mendekat pada Angel yang terpekur, menatap dirinya juga koper merah yang ditariknya bergantian. "Dad lagi di rumah sakit, Nenek nelfon Mommy buat kesana, Dad butuhin Mommy."
"Sakit dad kambuh?" tanya Angel, sesaat pijakannya hilang kala Mommy mengangguk. "Angel boleh ikut?"
"Not allowed, dear." Mengukir senyuman lembut sembari membelai surai Angel yang hari ini digerai, Mommy mencium singkat pipi kanan Angel. "Dad pasti baik-baik saja, Angel jangan khawatir okey? Jaga diri baik-baik selama Mommy pergi, nanti Mommy nelfon Ariel buat nemenin Angel di rumah."
Hanya anggukan singkat yang jadi jawaban Angel pagi itu.
Kini, dia berjalan membawa wajah sendunya menyusuri koridor, sendiri, sebab, Ariel memberitahu ingin mencari referensi makalah di perpustakaan. Angel sama sekali tak keberatan.
Bahkan, keberadaan Langit yang berjalan melewatinya pun dia lewatkan saking tidak fokusnya. Jika biasanya setiap menapak anak tangga kicauan Angel tak berhenti mengiringi, kali ini sepi, bahkan, saat Langit berhenti mengikat tali sepatu gadis itu berjalan pelan melewati tanpa menoleh sedikitpun.
Langit jelas heran. Satu alisnya terangkat pertanda 'enggak biasanya tuh cewek kayak gini'
"Ekhem." Deheman yang dipaksa itu menarik atensi Angel yang sudah diujung tangga untuk menoleh. Langit mengedarkan pandang, gengsi juga mencuri tatap lebih dulu.
"Langit kenapa? Tenggorokannya sakit? Dehem aja pake tenaga gitu."
Langit mendengus, saat berdiri berisisian dengan Angel, dia sengaja tak menggubris, biasanya Angel akan berlari dan merecokinya dengan berbagai dongeng random yang menusuk pendengaran. Kali ini tidak! Gadis itu hanya berjinjit susah payah mengusap surai legam Langit dari belakang, langkahnya terhenti, kali ini tak berniat mengikuti dan memilih ke kelas sendiri.
Tumbenan.
Mungkin itu yang ada di otak Langit sekarang.
Satu sudut bibirnya terangkat. "Mungkin udah bosen."
Yah, orang-orang disekelilingnya memang akan bosan padanya, kan? Dia tak pandai bercanda, juga tak pandai menyuarakan isi hati, sesekali dia ingin terlibat diperbincangan yang berujung tertawa, namun, karakteristiknya hanya didesain untuk hal serius-serius saja.
Sedang di sisi lain.
"Angel Lo udah ngerjain tugas?"
"Emang ada?" Angel membuka tas lalu mengecek buku-bukunya satu persatu. "Fisika, yah?"
Dibalas anggukan, Angel mendengus, lantas mengacak rambutnya sebelum menelungkup wajah di atas meja. Kenapa juga bisa lupa? Semua ini pasti gara-gara Ariel yang merecokinya hingga larut malam.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL
Fiksi Remaja[FYI; FOLLOW SEBELUM BACA¡] Angelina tahu persis akibatnya jika menyukai seorang Langit Alkana Radeya. Tapi, permainan hati tidak bisa ditebak, bukan? Angel kira setelah beberapa bulan ia akan bosan dan lupa, tapi ternyata ia salah. Dia malah terje...