Nggak kerasa udah Part 10 aja wkwk. Gimana kisah Angel sejauh ini?
Progresnya udah naik belum?
━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━
10. NGGAK SUKA DRAMA
..
.
USAI memarkir motor ditambah adegan saling caci maki oleh salah seorang teman Bumi karena tak sengaja menabrak motornya dari belakang, akhirnya Angel terbebas. Merelakan uang dua ratus ribunya kala segerombolan teman-teman Bumi ikut menghampiri. Takut dikeroyok. Jadilah, Angel mengalah.
"Awas Lo!"
"Lo yang awas!" Raja hendak maju, "Gue gibeng juga Lo," ancamnya.
"Dasar cowok kurang kerjaan," ejek Angel, menjulurkan lidah untuk mengejek. "Lawan cewek aja pake nyali pantungan."
Begitu kata Angel sebelum kabur kala Raja terlihat ingin mengejar.
Memegang pipinya yang nyut-nyutan dilapisi foudation lumayan tebal untuk menutupi warnanya, takut Mommy curiga, juga tak ingin terlihat sakit di mata laki-laki yang ingin ia temui hari ini.
Setelah bergulat dengan isi kepala, Angel bertekad ingin meminta maaf saja, tidak! Lebih tepatnya meminta Langit melupakan kejadian kemarin dan mulai dari awal. Begitu katanya kala keringat dingin sebesar biji jagung membanjiri wajahnya melihat sang tujuan baru saja keluar dari ruang OSIS. Langsung bersitatap dengannya beberapa detik.
"Mampus, gue belum siap," batin Angel. "Tadi siapnya gue cuman bercanda."
Menyengir saat sorot mata Langit tertuju ke arahnya yang sudah ambil langkah awal ingin berbalik arah dan kabur, urung saat gerakan tangan laki-laki itu memintanya untuk diam, menunggunya sampai hanya untuk menjewer telinganya sampai kaki berjinjit.
"Aww---aww, Langiit yang baik hati, lepa---aww, sakit," ngeluh Angel tak main-main. Dilihatnya dengan iris memelas netra kelam itu, berusaha merayu. "Sayangnya Angel ja-Aww, Oke---Aww gue ngaku salah, okey."
"Lo ngapain nendang gue?"
"Elo ya!" Angel mengambil tissue basah dari dalam tasnya, menyapukan benda itu ke kedua sisi wajahnya. "Pipi gue lebam gara-gara cengkeraman Lo, gue nggak bisa kontrol emosi, gue tendang Lo tanpa pikir panjang dan berakhir di ringkus sama fans fanatik Lo."
Langit diam. Tiga detik melihat warna lain di wajah Angel sebelum membuang pandang. Rasa bersalah menggerogoti rongga dadanya sedikit karena nyatannya sisi emosional itu muncul disebabkan ulah Angel sendiri.
Fans fanatik yang Angel maksud itu benar adanya. Saat mencapai gerbang sekolah tadi ada seseorang yang melempar sebuah gumpalan kertas berisi batu tepat mengenai lengannya, memancing sisi bar-barnya hingga berakhir menabrak motor teman Bumi.
"Ngerasa bersalah kan Lo?" Angel terkekeh. Rasa sakit di kupingnya menguap begitu saja melihat ekspresi baru di wajah Langit yang begitu datar. "Supaya gue maafin Lo, gue mau---- dinner sama Lo malam ini, gimana?"
"Ogah!"
Begitu jawabannya sebelum pergi meninggalkan Angel yang mangap tidak percaya.
"Sabar Angel." Mengusap dadanya untuk mengirim stok kesabaran, Angel mengusung senyuman singkat sebagai upaya menyemangati diri sendiri. "Langit, tungguin gue, gue mau setor hapalan."
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL
Teen Fiction[FYI; FOLLOW SEBELUM BACA¡] Angelina tahu persis akibatnya jika menyukai seorang Langit Alkana Radeya. Tapi, permainan hati tidak bisa ditebak, bukan? Angel kira setelah beberapa bulan ia akan bosan dan lupa, tapi ternyata ia salah. Dia malah terje...