05.Lapangan Basket

19 14 1
                                    

Cahaya matahari masuk melewati celah gorden, Nara sudah bangun dari tadi dan sedang bermain game, ia memang sengaja tak membuka gorden karena dia menunggu sang matahari muncul.

Selesai dengan game nya, Nara membuka gorden dan merapikan kasur nya.Ia mengambil tas dan baju olahraga nya setelah itu turun kebawah.

"Pagi semua" ucap Nara.

"Pagi" ucap Deva,Sarah dan Farez serentak.

"Nara berangkat dulu ya Bun" ucap Nara sambil memasang sepatunya.

"Kamu gak sarapan dulu Nar?" Tanya Sarah menghampiri Nara.

"Dikantin bisa Bun" jawab Nara sudah memakai sepatu nya.

"Tapi kamu beneran sarapan kan?" Tanya Sarah.Nada nya terdengar khawatir.Nara memiliki maag jika ia tidak sarapan, maag nya bisa kambuh apalagi sekarang kelas Nara sedang olahraga jika ia tidak sarapan bisa pingsan nanti.

"Serius Bunda, Nara gak bohong kok" jawab Nara untuk menenangkan Bunda nya.Ia tahu Bunda nya sedang khawatir.

"Beneran kan? Kalo kamu bohong motor kamu Ayah sita" ucap Deva tiba tiba.

"Iya, udah semua gak usah khawatir sama Nara" ucap Nara meyakinkan keluarga nya.

Farez ikut keluar rumah, ia menatap Nara dengan tajam dan ekspresinya yang datar.Nara mengerti, Farez juga khawatir dengan nya.Nara menatap keluarga nya lalu menggangukan kepala.

Nara mulai mengendarai motornya keluar rumah.

"Bunda gak usah khawatir, Nara pasti sarapan kok" ucap Farez menenangkan Bunda nya.

"Iya" jawab Sarah.Mereka bertiga pun masuk kedalam rumah.

~~~~~~~

Nara sudah sampai di sekolah nya, sekarang ia berjalan ke kantin.Nara membeli satu minuman karena ia lupa membawa botol minumnya.Setelah selesai membeli minum, Nara kembali menuju kelasnya.

"Nara lo bawa charger hp gk?" Tanya Gabi mengobrak abrik tas nya.

Nara mengerti maksud Gabi, ia mengambil charger hp nya lalu memberikan kepada Gabi.Gabi tersenyum manis, tak lupa ia mengucapkan terima kasih.

"Makasih" ucap Gabi tersenyum manis.Nara hanya membalas dengan anggukan kepala saja.

"Pagi Nara" ucap Vano tersenyum manis kepada Nara.Nara hanya melirik sebentar setelah itu mengalihkan pandangan nya kepada ponsel.

(Note: kita panggil Revan, Vano aja ya biar gak ribet Hehe🙏)

"Ngapain sih?" Tanya Vano sambil memperhatikan Nara yang fokus dengan ponselnya.

Tak ada jawaban dari Nara membuat Vano semakin penasaran, apa yang dilakukan Nara hingga sangat fokus pada ponselnya.Vano mengambil ponsel Nara dan menyembunyikan dibalik punggung nya.

Nara langsung menatap tajam Vano sedangkan yang di tatap menampilkan raut wajah biasa saja bahkan seperti mengejek.

"Balikin" ucap Nara sambil menengadahkan tangannya.Tak lupa ia juga berbicara dengan nada dingin.

Vio,Gabi dan Abi yang melihat itu saling pandang.Farhan hanya melirik sebentar, setelah itu ia melanjutkan bermain game.

Nara semakin geram saat Vano hanya diam saja.Vano tertawa mengejek yang melihat Nara menatap nya lebih tajam lagi.

"Mau dibalikin?" Tanya Vano mengeluarkan ponsel Nara dari punggung nya.

"Balikin Revan" ucap Nara dengan tegas dan dingin.

"Bilang gini dulu 'balikin Vano' gitu" ucap Vano.

Nara yang geram mencoba mengambil ponsel nya dari Vano tapi Vano malah mengangkat ponsel Nara setinggi tinggi nya.Nara terus mencoba menggapai ponsel nya yang diangkat setinggi mungkin.

NAVAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang