4. ANREAS || HANCUR

101 63 423
                                    

Chapter 4: Hancur

"Gue merasa seketika dunia gue hancur" - Anreas.

Hana menatap kedua netra anaknya itu
"Kamu mau ikut siapa? Mama atau Papa?" Tanya Hana disela isak tangisnya. Dan itu tentu membuat Anreas sangat terkejut.

"Maksud Mama apa?" Tanya Anreas, pertanyaan dari Mama nya tadi membuat seketika seluruh badannya lemas.

"Mama pingin pisah sama Papa kamu"

Deg!

Sungguh Anreas saat ini rasanya seperti disambar petir. Mengapa hal ini tiba-tiba terjadi?

"Mama bercanda, kan?" Anreas berusaha tidak percaya akan ucapan Mama nya.

Hana menggeleng. "Mama memang dari dulu pengen pisah dari Papa, cuman karena ada kamu, jadi kami ga bisa pisah gitu aja" ujar Hana.

Anreas seketika terdiam mendengarnya. Apakah ini berarti Anreas ini tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya?

"Maafin Mama, Nak" ucap Hana sembari memegang kedua pundak Anreas.

Anreas menunduk, kedua matanya tidak bisa menatap mata Mama nya.

"Kamu harus terima semua ini, Anreas" ucap Hana masih terus mengeluarkan air mata.

Anreas menggeleng, kemudian ia melepas kedua tangan Mama nya yang memegang pundaknya.

"Mama tau ini berat buat kamu, tapi tolong kamu terima semua ini" Hana kembali berucap, dan itu semakin membuat Anreas sakit.

"Kamu harus ter-"

"Cukup!!" Ucap Anreas. "Mama ga ngerti apa perasaan Anreas sekarang?"

"Mama ngerti, tapi..."

Anreas terkekeh, "emang ya ga ada yang pernah ngertiin perasaan Anreas kecuali Bi Mumun" kata Anreas, kedua matanya berlalu lalang menatap sekeliling.

Hana mengerutkan dahinya. "Kok Bi Mumun? Mama bisa kok ngertiin perasaan kamu"

Anreas tertawa kecil. "Terus kenapa Mama terus ngedesak Anreas supaya bisa terima ini semua?"

Hana langsung diam mendengarnya.

"Apa? Ga bisa jawab? Iya?"

"Mama cuman pingin kamu ngambil keputusan secepatnya, kamu mau ikut Mama atau Papa" ucap Hana.

"Itu namanya ngedesak!!" Sergah Anreas cepat.

"Engga, Mama ga ngedesak kamu"

"Yaudah" wajah Anreas kembali berhadapan dengan wajah Hana. "Kalau gitu Mama tolong pergi dari kamar Anreas" pintanya.

"Supaya Anreas bisa tenang, Ma" ucap Anreas.

Hana mengusap jejak air mata yang ada di pipi nya. "Yasudah, kalau gitu Mama keluar" ucap Hana kemudian berdiri.

"Tapi, kalau kamu sudah mengambil keputusan dan terima ini semua, kamu harus langsung kasih tau Mama" ucap Hana tanpa membalikkan badan.

ANREASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang