5. ANREAS || AKHIRNYA

90 53 400
                                    

"Kata-kata yang terdengar begitu asing menurut gue. Tapi, rasanya seneng banget"--Anreas.


Anreas terkejut atas perkataan Gio barusan, sangat plotwis sekali. Anreas mengira Gio mempunyai keluarga cemara yang selalu membuatnya ceria. Tapi, ternyata Anreas salah memprediksi.

"Lo mungkin ga pengen kedua orang tua lo pisah. Tapi, lo ga bisa ngehalangin mereka" ucap Gio.

Anreas meresapi ucapan Gio dan memang benar adanya. Kedua orang tuanya tidak akan menghentikan perpisahan mereka hanya karena Anreas menghentikannya.

"Lo sama kaya gue, tapi lo jangan lemah. Harus kuat kaya gue" kata Gio sambil menepuk-nepuk pelan bahu Anreas.

"Iya Bang, makasi atas nasehatnya" ucap Anreas.

"Iya sama-sama" balas Gio. "Lo kalau ada apa-apa boleh cerita ke gue, karena gue udah anggap lo sebagai adik sendiri" sambungnya.

"Iya Bang, makasi atas semuanya" ucap Anreas.

"Yaudah, lo jangan sedih-sedih ya"

"Engga kok Bang. Gue lega banget udah cerita"

Gio tersenyum. "Yaudah, yuk balik lagi ke kantin" ajak Gio sambil berdiri.

"Ayo Bang!"

****

15:30

Bell pulang sudah berbunyi, membuat seluruh siswa dan siswi bersorak ria, karena hal ini lah yang mereka tunggu-tunggu.

Anreas berjalan keluar dari kelasnya. Hari ini ia berniat akan langsung pulang ke rumah dan tidak mampir kesana kemari.

"Anreas!"

Panggilan itu membuat Anreas berhenti dan menoleh ke belakang. Ternyata itu adalah Ghea yang sedang melambai-lambaikan tangan kepadanya.

Ghea sedikit berlari ke arah Anreas. Ia berdiri di depannya.

"Ngapain?" Tanya Anreas sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Pulang bareng, yuk?" Ajak Ghea.

"Ga bisa"

"Kenapa?"

"Gapapa sih, gamau aja" jawab Anreas santai.

"Bareng aja yukk!" Paksa Ghea sambil menggoyang-goyangkan lengan Anreas.

"Ga mau, Ghea. Lo maksa amat sih, pulang sendiri bisa kan?"

"Ihhh pokoknya harus barengg!!" Ucap Ghea tetap kekeuh.

"Gue bilang gamau ya gamau!!" Sentak Anreas, membuat mereka yang berada di sana langsung melempar tatapan.

Mata Ghea mulai memerah. "Jahat bangett sih Anreas sama Ghea" kata Ghea.

"Ya lo nya aja yang maksa. Gue udah bilang ga mau, lo nya tetep maksa" ujar Anreas kesal.

"Tauu ahh!! Anreas jahatt!!" Ghea melengos pergi meninggalkan Anreas.

Setelah Ghea pergi, Dafa dan Rafik datang menemui Anreas.

"Ghea kenapa tuh nangis?" Tanya Dafa.

"Dia maksa mau pulang bareng sama gue" ucap Anreas hanya mengambil kesimpulan.

Dafa mengangguk paham. "Dia itu cewek yang pick me ga sih?"

"Nah mulai nih gibahh!! Kaya cewek aja lo!" Celetuk Rafik.

"Yeuuu, gue bukan gibah. Tapi, ini kenyataan cuyyyy!!" Ucap Dafa. "Liat aja kelakuannya di kelas, makanya banyak yang ga suka sama dia" sambung Dafa.

"Lo bukannya suka sama dia, ya?" Tanya Rafik kepada Dafa.

ANREASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang