9. ANREAS || PERASAAN ANEH?!

79 41 323
                                    

"Ga! Gak mungkin gue suka sama dia" - Ayara.

****

Seperti yang diduga, Anreas hari ini terlambat datang ke sekolah dan alhasil ia kena hukuman. Hukuman yang diberikan adalah hormat menghadap tiang bendera di lapangan sampai jam istirahat, mana hari ini matahari sangat terik.

"Itu kan si Anreas?" Ayara menyipitkan kedua matanya ketika melihat siswa laki-laki bertubuh jangkung yang sedang hormat di lapang.

Saat ini Ayara sedang izin ke toilet, dan jalan menuju toilet itu melewati sisi lapangan. Jadilah ia melihat Anreas di sana.

Ayara sangat ingin menghampirinya, tapi mungkin nanti ia akan kena hukuman karena telat masuk ke dalam kelas.

"Tapi kasian juga dia" gumam Ayara ketika melihat lengan Anreas menyeka keringatnya yang bercucuran. Akhirnya Ayara pun pergi ke kantin untuk membeli minum, lalu berlari menghampiri Anreas.

"Anreas?" Panggil Ayara.

Anreas yang sedang hormat langsung menurunkan tangannya lalu berbalik badan. "Ayara?" Anreas mengerutkan dahinya ketika cewek itu tiba-tiba saja menyerahkan satu botol air mineral.

"Buat gue?" Anreas bertanya dengan alis bertut.

Ayara mengangguk. "Kasian banget lo, pasti haus banget" ujar Ayara seraya tersenyum.

Anreas menerimanya. "Makasi" ucapnya.

Ayara mengangguk menanggapinya. "Yaudah, kalau gitu gue ke kelas dulu" pamitnya.

"Oke"

Ayara sudah berlalu dari pandangannya, dan Anreas pun langsung membuka botol air mineral itu dan meneguknya hingga hanya tersisa setengah. Lalu ia menaruhnya di bawah.

Anreas melirik jam yang ada di pergelangan tangan, ternyata hanya tinggal 5 menit lagi bell istirahat berbunyi.

Tringgg!!

Anreas menurunkan tangannya, kemudian bernafas dengan lega, akhirnya hukumannya selesai juga.

"Anreas!" Panggil Dafa dari kejauhan sana.

Anreas menanggapinya dengan mengangkat kedua alis, lalu ia segera menghampiri Dafa dan tidak lupa juga membawa botol air mineral pemberian Ayara tadi.

"Lo gapapa kan?" Tanya Dafa dengan nada khawatir. Ia melihat kantung mata Anreas begitu besar dan juga berwarna gelap.

"Gapapa kok"

"Tapi mata lo...?"

"Gue gapapa, semalem mungkin gue ga bisa tidur" ujar Anreas.

"Kenapa?"

"Insom"

Dafa mengangguk paham. "Btw, gue traktir lo deh hari ini" ucap Dafa seraya tersenyum.

"Tumben?"

"Kan kemarin lo udah mau bantuin gue, jadi ya gue harus bales"

Anreas terkekeh. "Padahal mah ga usah, gue juga ikhlas bantuin kok" kata Anreas terdengar kesan menolak. Tapi bukan, itu hanya basa basi saja.

"Nggak papa kok, gue traktir yukk" ajak Dafa kemudian merangkul bahu Anreas dan mengajaknya pergi ke kantin.

Astaga hari ini kantin ramai sekali. Apakah mungkin Anreas dan Dafa dapat duduk dan bisa memesan makanan? Padahal mereka sangat lapar sekali. Apalagi Anreas, dari pagi ia sama sekali belum makan.

"Yah, gimana dong?" Dafa mendadak lesu ketika melihat antrian yang cukup panjang di seberang sana.

Anreas mengedikkan bahu acuh. Lalu ia mengingat tempat biasa yang sering di tempati oleh Gio dan teman-temannya, Anreas kan bisa ikut bergabung di sana.

ANREASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang