17. ANREAS || PERJALANAN PULANG

95 33 265
                                    

🦋

"Terkadang diam adalah solusi terbaik"- K.


S

etelah mendengar kabar bahwa Ayara
sudah kembali maka pihak sekolah menghentikan pencarian. Setelah kejadian itu, mereka semakin berhati-hati dan siap sedia waspada.

Di sebuah tenda luas ada Ayara serta Ghea yang sedang beristirahat setelah tadi semua siswa siswi dan para guru menyantap makanan, tak lupa juga dengan ke 5 orang yang menolong Ayara.

Ghea menatap Ayara dengan tatapan yang sulit diartikan, sedangkan yang ditatap hanya diam tidak bergeming sama sekali. Sampai pada saat Ghea memanggil nama Ayara, baru lah keduanya saling menatap.

"Ya pasti udah ini lo akan ngomong ke yang lain bahwa semua ini salah gue, kan?" Ghea memulai ucapannya sambil berdiri dari duduknya.

"Berfikiran buruk itu ga baik tau" ucap Ayara masih dengan duduk nyamannya.

Ghea menaikkan sebelah alisnya. "Kalau soal lo, gue ga bisa berfikir positif"

"Kenapa sih? Lo kayaknya benci banget sama gue? Apa cuman gara gara Anreas?" Tanya Ayara panjang lebar.

Ghea tertawa renyah. "Menurut lo?"

Ayara mengedikkan bahunya acuh. "I don't know"

Ayara berdiri dari duduknya. "Emang kalau gue ngasih tau ke semua orang, lo mau?" Ayara berjalan mengelilingi Ghea. "Kalau mereka tahu, palingan lo bakal dikeluarin dari sekolah" ucapnya.

Ghea terdiam mendengarnya, perkataan Ayara barusan benar benar membuatnya tidak bisa berkutik lagi.

"Itu sih tergantung lo, kalau lo mau gue bocorin semua, ya boleh ajaa" kata Ayara lagi.

Ghea mendorong tubuh Ayara hingga hampir saja tubuh cewek itu terhuyung ke belakang. "Lo jangan macem macem ya!" Ancam Ghea.

"Ya gue ga macem macem kok"

"Awas aja ya kalau lo bocorin semuanya!" Ghea menunjuk tepat di depan wajah Ayara, kedua matanya menampakkan cahaya api.

Ayara tertegun melihat ekspresi wajah Ghea yang terlihat begitu sangat marah dibandingkan dengan ekspresinya pada saat mendorong Ayara ke jurang.

"Ayara, Ghea" panggil Pak Eka.

"Iya ada apa, Pak?" Tanya Ghea seraya tersenyum.

"Kemasi barang barang kalian ya, kita bakalan pulang hari ini" ucap Pak Eka.

"Kok buru buru, Pak? Bukannya kita bakalan nginep satu hari lagi ya?" Tanya Ayara.

"Kami takutnya ada hal yang tidak diinginkan lagi"

Ghea melirik ke arah Ayara tajam.

"Oh ya, kalian bisa pilih mau pulang di bus atau mau ikut orang tua kalian di kendaraannya masing masing" kata Pak Eka.

"Kalau Anreas, Pak? Bukannya tadi dia pulang duluan sama orang tua nya?" Ayara kembali bertanya, lagi lagi ia mendapat tatapan sinis dari Ghea.

"Iya, dia pulang duluan"

Ayara mengangguk paham.

"Yaudah, yuk kita beres beres" ajak Ghea sambil merangkul bahu Ayara.

Pak Eka tersenyum melihatnya. "Kalian baru aja kenal, udah akrab aja"

"Iya dong, Pak!" Ghea tersenyum ke Ayara.

"Yaudah, Bapak keluar dulu"

"Iya Pak"

ANREASTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang