tok tok tok
"Assalamualaikum..." salam Adit sambil mengetuk pintu rumah Amel.
Yah, sore ini lelaki itu benar-benar serius dengan niatnya untuk mengkhitbah Amel.
"Waalaikumsallam..." balas seorang gadis sambil membukakan pintu rumahnya.
"G-gus Adit..." lirih Amel dengan ekspresi wajah terkejut.
Adit tersenyum saat melihat bahwa ternyata Amel yang membukakan pintu untuknya.
"Silahkan masuk Gus, Ustadzah..." ucap Amel mempersilahkan.
"Permisi ya nak..." ucap Umi Aisyah.
"Nggeh ustadzah..."
"Assalamualaikum..." salam Abi Aldy dan Salsa yang baru saja masuk.
Tadi, Salsa masih membantu Abi Aldy untuk memarkir kan mobilnya.
Sedangkan Umi Aisyah dan Adit memutuskan untuk masuk terlebih dahulu."Waalaikumsallam..." balas mereka.
Saat ini bunda Fatimah, Ayah Rizky, dan Dylan sudah berada di ruang tamu untuk menemui keluarga Adit.
Mereka sedikit merasa bingung dengan kedatangan keluarga Adit yang secara tiba-tiba.
"Sehat Bang?" tanya Adit sambil menyalami tangan Dylan.
"Alhamdulillah... Lo gimana?" balas Dylan yang kemudian balik bertanya pada Adit.
"Alhamdulillah..."
"Bang, izinin gue buat jadi pendamping hidup nya Amel" bisik Adit tepat di sebelah telinga Dylan.
Dylan terkejut mendengar penuturan lelaki itu.
"Maksudnya?" tanya Dylan yang juga dengan berbisik.
Adit hanya tersenyum mendengar pertanyaan Dylan.
Ia kemudian duduk di sebelah Abi Aldy dan Umi Aisyah.Dan Salsa duduk di sebelah Amel.
Gadis itu merangkul Amel sekilas untuk menyalurkan rasa rindunya.Yah, padahal baru saja ia ketemu dengan Amel. Tapi udah kangen aja tuh.
"Om, Tante..." panggil Adit pada kedua orang tua Amel.
"Ada apa nak?" sahut Bunda Fatimah dengan lembut.
"Saya dan keluarga ke sini ingin menyampaikan sesuatu hal yang sangat penting," sahut Adit.
"Ada apa memangnya?" tanya Ayah Rizky.
"Kedatangan saya dan keluarga kesini, berniat ingin meminta izin sama Om dan Tante untuk mengajak Amel Ta'aruf dan segera Mengkhitbah nya," jelas Adit yang mampu mengejutkan Ayah Rizky, Bunda Fatimah, Dylan, bahkan Amel.
Amel memukul pipi nya cukup keras. Ia masih mengira bahwa ini semua hanya lah mimpi.
plakk
plakk
"Aduh, sakit..." lirih Amel setelah memukul pipi nya sebanyak dua kali.
Mereka semua tertawa kecil melihat tingkah lucu gadis itu.
"Kak Amel gak mimpi kok. Bang Adit beneran mengkhitbah kak Amel," sahut Salsa dengan senyum manisnya.
"Beneran Ning?" tanya Amel yang masih tidak percaya.
"Boleh gak kalau aku mukul pipi aku sekali lagi?" bisik Amel pada Salsa, yang tanpa sadar ternyata Adit dan keluarga lainnya masih bisa mendengar ucapan Amel itu.
"Udah, jangan di pukul terus. Kasihan, ntar pipi calon istri aku sakit loh" sahut Adit.
Amel membelalakkan matanya kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Friend Or My Gus
Teen FictionAlesha Zahra Amelia, salah satu santri di sebuah Madrasah. Madrasah yang mengajarkan Amel akan segala hal, termasuk hukum mengagumi lawan jenis. Amel bertemu dengan seorang laki-laki yang dikenal dingin & cuek, apalagi dengan lawan jenisnya. Dan ent...