Ke-randoman Pengantin Baru

123 15 66
                                    

"Sayang..."

"Sayang bangun yuk, tahajud dulu,"

Amel menggeliat saat merasakan ada seseorang yang menggerakkan tubuhnya secara perlahan.

"eughh..." Adit tersenyum tipis melihat sang istri mulai membuka matanya secara perlahan.

Waktu menunjukkan pukul 02.30, Adit sengaja membangunkan Amel untuk mengajak istri nya itu melaksanakan sholat Tahajud.

"Gus Adit udah wudhu?" tanya Amel yang setengah sadar.

"Belum. Saya nungguin kamu," senyum Amel mengembang saat mendengar ucapan manis suami nya.
Hati gadis itu memang mudah tersentuh dengan ucapan-ucapan manis yang sering dilontarkan oleh suaminya.

Setelah benar-benar sadar dan mata nya telah terbuka sempurna, Amel mulai turun dari kasur dan bergegas menuju kamar mandi untuk wudhu dan segera melaksanakan sholat Tahajud bersama suaminya.

Adit juga ikut turun dan berjalan di belakang Amel. Lelaki itu tersenyum mengamati rambut istrinya yang terurai indah.

Setelah selesai wudhu, mereka berdua bergegas kembali ke kamar dan melaksanakan sholat Tahajud dengan Adit sebagai imam dan Amel sebagai makmum.

"Assalamualaikum Warahmatullah..."

"Assalamualaikum Warahmatullah..."

Mendengar Adit yang mulai membaca Doa, Amel pun mulai mengangkat tangannya dan ikut ber-do'a.

Setelah selesai, Adit membalikkan tubuhnya hingga berhadapan dengan Amel.
Dan Amel pun langsung meraih dan mencium tangan suaminya. Setelah itu giliran Adit yang mencium kening istrinya dengan lembut.

"Mau tidur lagi?" tanya Adit.

"Mmm, gimana kalau Muroja'ah aja," tawar Amel.

Adit mengangguk sebagai jawaban. Setelah itu, mereka berdua bergegas naik ke atas kasur dan memutuskan untuk Muroja'ah di atas tempat tidur saja.

"Mau Muroja'ah surat apa?" tanya Adit.

"Mmm, Surat Al-Imran boleh?"

"Boleh. Saya simak, nanti kalau salah hukumannya cium," goda Adit.

Amel mendengus kesal karena hukuman yang tak masuk akal itu. "Ihh kok gitu sih, Gus," kesal Amel.

"Nurut sama suami dapat pahala loh, sayang..." ucap Adit yang membuat Amel hanya bisa pasrah dan meng-iyakan permintaan suaminya.

Amel pun mulai membaca basmallah dan melantunkan satu persatu ayat surat Al-Imran dengan makhorijul yang benar.
Adit mulai gelisah karena sampai saat ini ayat yang dilantunkan Amel masih benar. Belum ada satupun yang salah.

"Nah, salah..." ucap Adit dengan excited nya.

"Harusnya bukan itu, sayang..." ucap Adit yang membenarkan Amel dan melantunkan ayat yang benar agar di dengar oleh gadis itu.

Amel mendengus kesal karena ia sadar kalau setelah ini suaminya pasti akan meminta satu ciuman sebagai hukuman karena ia salah melafalkan ayat.

"Oke satu kesalahan, satu hukuman," ucap Adit sambil mendekatkan wajahnya ke arah Amel.

"Ihhh, Gus jangan gitu. Amel malu..." cicit gadis itu yang membuat Adit semakin gemas saat melihat ekspresi wajahnya.

"Atau mau saya duluan yang mulai? Hmm?" ucap Adit sambil menaikkan sebelah alisnya hingga membuat Amel bergidik ngeri saat melihat nya.

"Gimana kalau hukuman nya diganti aja, Gus," tawar Amel dengan puppy eyes nya.

Gadis itu berusaha merayu sang suami agar ia mau mengganti hukumnya menjadi lebih ringan.

My Friend Or My GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang