6+°

67 6 31
                                    

Selamat Membaca! 💕

.
.
.

- Bab VI

: "Aku mau kita gak lost contact lagi."

▪︎

Ketika pendingin ruang mobil dinyalakan dan mereka bersiap untuk pulang, Naya benar-benar seperti sedang berada di dalam situasi yang baru. Tentu karena hal mustahil ini selalu menjadi ketidakmungkinan baginya sedari dulu. 

Diantar pulang sama Arjuna.

Lampu remang-remang yang menemani perjalanan mereka sangat menggelitik perut. Dan di menit selanjutnya, Naya baru tersadar kalau sesaat deru sedan milik Arjuna terdengar halus, cowok itu menyalakan speaker mobil. 

Dan lagu yang terputar kini.. lagu kesukaannya. Ruth B, Dandelions. 

Hal tersebut sontak membuat Naya menyematkan satu pertanyaan. Ternyata Arjuna masih ingat? Yah, bicara soal lagu itu, sepertinya Naya memang sudah mengumumkannya pada antero sekolah dulu. Gimana, nggak? Semua orangㅡtermasuk Arjunaㅡseperti sudah sangat hapal sama lagu kesukaannya. 

Lagu yang.. sebetulnya Naya ingin berhenti menyukai lagu itu. Ha, konyol bukan? Setelah lima tahun selalu memegang prinsip 'my fav song ever is Dandelions by Ruth B', tapi lama kelamaan memunculkan satu rasa yang kini Naya kenal. Perasaan getir kalau dengar lagu itu. 

Baik, katakan saja Naya berlebihan, meskipun dia juga gak kepingin seberlebihan ini. Tapi seringkali lagu itu justru membuatnya terdiam lalu menyelam ke dalam pikirannya sendiri. Naya juga gak mengerti kenapa hatinya sangat mengenali lantunan melodi lagu Dandelions. 

Meski begitu, Naya belum bisa sepenuhnya mengakui kalau sekarang dia sudah gak suka sama lagu itu.

"Tumben nggak nyanyi?" Arjuna meliriknya sambil terkekeh kecil.

Naya cukup tahu kalau itu cuma pertanyaan basa-basi. Tapi lagi-lagi hatinya malah merasakan hal yang berbeda. Dia malah merasakan hangat dan senang ketika kemudian Arjuna melanjutkan kalimatnya, "Kalau denger lagu ini, aku suka inget kamu, Nay. Dan ternyata pas banget hari ini kita ketemu, ya?" 

Hati Naya melunak dan mencelos di saat bersamaan.

Aku yang putusin dia. Arjuna gak sebaik itu.

Ah, tiba-tiba saja kalimat Laras muncul di kepala. Ketika itu, Naya masih ingat kalau dia cuma bisa diam dan gak berani memberikan reaksi apapun. Hari itu, setelah satu tahun Ruto memberitahu kabar putusnya mereka berdua, Naya gak sengaja bertemu Laras di salah satu toko baju. Seperti halnya teman lama Naya melakukan apa yang harus dilakukan, menyapa dan menanyakan kabar. 

Tapi sayangnya, itu pertemuan terakhir mereka. Laras gak bisa dihubungi lagi setelah itu. Dan kata beberapa teman seangkatan, Laras memilih melanjutkan kuliah di Australia sekaligus mengikuti jejak bisnis Papanya. Sejujurnya Naya merasa sedih karena gak diberitahu, tapi mungkin hal itu cukup merepotkan buat Laras, jadi Naya cuma bisa memaklumi.

Dan kalimat tadi jadi terus terngiang di telinganya. Semuanya terasa asing karena Arjuna yang Naya kenal tidak mungkin seperti itu. Tapi pertanyaannya sekarang adalah.. memangnya Naya sudah cukup yakin kalau dia sudah mengenal Arjuna? 

✓Dandelions | by thereowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang