29.

8.1K 407 7
                                    

Happy reading......

Di UGD

Terlihat Rakha dengan rambut serta baju yang sudah acak acakan dan tidak lupa baju yang sudah terkena banyak darah milik Kean dia memandang ke arah ruang oprasi dengan tatapan kosong.

karna ia benar benar sedang mengkhawatir kan seorang Keandro Adipta yang tengah berada di ruang oprasi sejak satu jam yang lalu.

Rakha di temani oleh Arya, Kala, Rizal dan beberapa anggota gang Kean. Mereka mencoba menenangkan seorang pemuda yang tengah mengkhawatir kan kekasih nya sampai menyalahkan diri nya sendiri.

"Kha, lo jangan nyalahin diri lo sendiri ini bukan salah lo, ini musibah kha!" Ucap Arya kepada Rakha yang sedari tadi menyatukan tangan nya menggenggam nya drngan erat hingga urat urat tangan nya pun muncul.

Tidak lupa dengan darah yang mengalir di tangan Rakha karna kuku panjang nya menancap pada kulit tangan milik nya, tetapi hal itu tidak membuat Rakha kesakitan.

"Nggak, ini semua salah gue! Seharus nya gue nemenin dia! Gue sebagai pacar nya harus jagain dia tapi apa? Gue nggak guna! Cuma jagain pacar gue doang aja nggak bisa!" Jawab Rakha sambil mengacak ngacak rambut nya.

Tidak lama dari itu terlihat mama dan papa serta Marvel adik Kean datang ke UGD berlari ke arah mereka yang sedang mencoba menenangkan Rakha dari kekhawatiran nya terhadap Kean.

Mama kean dengan air mata yang mengucur dengan deras nya memegang pundak Rakha meminta penjelasan kepada Rakha yang sudah sangat acak acakan.

"Nak Rakha, gimana sama Kean? Dia gapapa kan?" Tanya mama kean dengan air mata yang terus berlinang.

"Rakha nggak tau ma, dokter nya belum keluar dari tadi" jawab Rakha tanpa melihat ke arah mama Kean.

Sang papa yang tau perasaan sang istri pun segera menarik nya ke dalam pelukan nya dan memeluk nya seerat mungkin dan mencoba menenangkan istri nya.

Tidak lama dari itu pintu ruang oprasi pun mulai terbuka. Rakha yang mengetahui jika pintu ruangan itu terbuka pun sontak ia langsung berdiri dan berjalan ke arah dokter yang kini sudah ada di hadapan nya.

"Dengan keluarga pasien?" Tanya dokter tersebut dan di angguki cepat oleh Rakha.

"Iya dok, bagaimana keadaan Kean dok? Dia nggak kenapa kenapa kan dok?" Tanya Rakha dengan rasa khawatir yang sejak tadi tidak hilang hilang.

"Tentang pasien kini pasien sudah melewati masa kritis nya dan sekarang ia koma untuk beberapa bulan kedepan karna benturan di bagian kepala nya yang cukup kuat itu bisa saja ada satu persen kemungkinan pasien akan hilanh ingatan sementara" jawaban yang di lontarkan oleh sang dokter pun membuat Rakha langsung frustasi seketika.

Sedangkan mama Kean yang juga mendengar nya pun tubuh nya kini mulai merosot ke lantai dengan tangisan nya yang semakin histeris karna ucapan yang di lontarkan oleh dokter.

"Tapi dia masih bisa hidup kan dok?" Tanya Rakha kepada sang dokter.

"Alhamdulillah nya, pasien bisa bertahan dari masa kritis nya dan kini ia hanya mengalami koma untuk beberapa bulan kedepan, tubuh pasien cukup kuat untuk menahan rasa sakit yang ada di tubuh nya jadi kalian tidak usah khawatir"jawab doktee itu menenangkan.

"Tapi apa boleh saya masuk ke dalam dok? Untuk menemui pacar saya" tanya Rakha dengan lirihan di bagian akhir nya.

Dokter yang mendengar ucapan lirih Rakha pun terkekeh sejenak sebelum ia kembali menjawab pertanyaan Rakha.

"Silahkan, tetapi pasien akan di bawa ke ruang inap terlebih dahulu sebelum kalian menjenguk nya, usahakan untuk kalian tidak mengganggu pasien untuk sementara waktu"

"Dok, anak saya di bawa ke ruang inap VIP saja, saya tidak mau jika tidur anak sayang yang begitu lama itu terganggu karna kebisingan orang lain"

Ucapan papa Kean pun di angguki oleh sang dokter dan setelah itu Kean pun di bawa keluar dari ruang oprasi menuju ke arah ruang inap VIP yang sudah di beli oleh sang papa.

.

.

.

.

Di ruang inap

Kini Rakha berada samping Kean yang masih koma dengan tangan yang sejak tadi saat Kean di bawa ke ruang inap tangan Kean terus di genggam dengan erat oleh Rakha.

"Kean, bangun ya? Gue kangen sama lo" ucap Rakha lembut kepada Kean.

Rakha terus menerus berbicara kepada Kean, tetapi tidak ada jawaban dari Kean karna nyatanya Kean sendiri saja sedang koma, mana mungkin seseorang yang sedang koma bisa berbicara?.

Papa Kean yang sedari tadi melihat jika Rakha terus menerus berbicara kepada Kean yang sama sekali tidak menjawab ucapan Rakha pun menghela nafas dan menaruh kepala sang istri di sofa yang ada bantal di sana.

Setelah menaruh kepala sang istri dan menyamankan posisi sang istri ia pun berjalan ke arah Rakha yang masih mencoba membangunkan Kean dari koma nya.

"Nak, Kean pasti bangun kok kalo udah waktu nya dia bangun sekarang lebih baik kamu pulang ke rumah dulu dan besok jika ada waktu kamu bisa kembali ke sini lagi" ucap papa Kean sambil mengelus pundak Rakha.

"Tapi om Rakha masih pengen sama Kean, Rakha mau nemenin Kean sampe Kean bangun dan sebelum Kean bangun Rakha nggak bakal pernah ninggalin Kean kapan pun itu" jawab Rakha tanpa melihat ke arah papa Kean.

"Rakha, saya tau jika kamu sekarang sedang mengkhawatir kan putra saya, tetapi coba kamu pikir di rumah masih ada orang tua kamu yang pasti sedang menunggu kamu di rumah, jadi sebaik nya kamu pulang dan besok kembali lagi ke sini setelah pulang sekolah" jawab papa Kean dengan lembut kepada Rakha yang masih menggenggam tangan Kean dengan erat nya tanpa melepas tangan Kean.

Setelah Rakha pikir pikir ucapan papa Kean ada benar nya juga, karna di rumah pasti sang ibu sedang mengkhawatir kan diri nya yang tidak pulang sejak tadi pulang sekolah.

Karna saat Rakha pulang sekolah ia tidak pulang ke rumah melainkan ke markas nya, karna kata teman nya ada beberapa anggota yang terluka akibat tawuran kemarin malam.

Rakha tidak habis pikir dengan musuh nya yang selalu saja mencoba menyerang diri nya walau di terpa hujan musuh nya tidak pernah menyerah sama sekali.

Setelah berpikir cukup lama Rakha pun mengangguk kan kepala nya dan segera berpamitan kepada orang tua Kean dan juga Marvel untuk pulang ke rumah, walau di terasa berat untuk melangkah keluar dari ruangan inap Kean.

Tetapi pada akhirnya ia keluar dari sana dan menuju ke parkiran rumah sakit dan pergi dari sana dengan perasaan yang kacau serta rambut yang acak acakan dan pakaian yang ikut acak acakan pula.

Rakha menjalankan motor nya di atas rata rata hingga motpr tersebut menunjukkan angka 170 km yang sudah pasti dia mengebut tanpa memerdulikan pengendara lain yang mengklakson nya dari tadi.

Tbc.

Jangan lupa vote and komen.

Terima kasih ^_^

Keandro [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang