1 : Aina Kaca (Prolog)

233 44 37
                                    


Bab 1 : Aina Kaca

"Pasti akan kacau!"

"Aina Kaca berulah lagi hari ini."

"Bukannya sudah sejak dua hari yang lalu?"

"Yah. Apapun itu, aku tidak menyukainya."

"Tidak ada yang menyukai makhluk tanpa sayap itu di sini."

"Mengapa dia tidak diusir saja dari alam peri? Aku muak melihatnya."

"Benar juga. Dia selalu mencari teman dari alam manusia, harusnya dia pindah saja ke alam mereka."

"Tidak ada yang berani mengusir Aina Kaca. Ada yang bilang bahwa kehadirannya sangat dibutuhkan di alam peri."

"Kurasa, tanpa dia alam peri akan baik-baik saja."

"Aku juga berpikir begitu. Lagipula dia tidak pernah melakukan apapun untuk alam peri, dia hanya bisa merusaknya."

Segerombol peri sedang berkumpul di ketinggian seratus kaki. Bergosip mengenai satu-satunya peri yang tak memiliki sayap, Aina Kaca. Salah jika mereka mengira kalau tidak ada yang mendengar pembicaraan mereka berlima.

Faktanya ada Jiven Jai atau biasa disebut 'J', peri perempuan yang berwajah pucat, jutek, dingin dan irit bicara. Sangat sempurna sebagai seorang mata-mata. Apalagi pandangan tajamnya yang mematikan, membuat semua peri yang ditatapnya merasa bersalah.

J sangat istimewa. Baju dan sayapnya yang berwarna abu-abu atau silver, sangat mudah dikenali. Karena memang hanya dia yang memiliki sayap warna tersebut. J memiliki kekuatan khusus berupa petir. Hal itu pula yang membuat peri lain takut cari masalah dengannya. Karena bayangkan saja akibat jika ada yang membuat J marah. Petirnya bisa melukai bahkan membunuh.

Yang berbahaya dari J adalah dia akan melaporkan ke kepala keamanan alam peri jika melihat peri melakukan hal menyimpang tanpa menegurnya. Kecuali ada peri yang sengaja mengganggu ketenangannya. Mungkin petir yang jarang ia keluarkan bisa membunuh peri tersebut.

"Gawat! J melihat kita, dia pasti akan membuat kita semua dihukum." Salah satu dari lima peri itu panik saat mendapati lirikan tajam dari J yang baru lewat di dekatnya.

Mereka sontak menoleh ke arah J yang terbang menjauh ke atas. Mereka heboh dan segera mengepakkan sayap lebih cepat usai satu dari mereka berkata, "kita harus berpencar, sebelum kepala keamanan melihat kita."

🌼🌼🌼

"Kalian harus meminum ini, setelah itu kalian bisa kembali." Seorang gadis cantik dengan wajah bercahaya berujar kepada tiga manusia yang berdiri di hadapannya.

Dia adalah Aina Kaca, peri tanpa sayap yang selalu ternistakan. Dia sangat cantik, matanya biru, bibirnya merah alami, rambutnya panjang dan halus bercahaya. Walaupun dia lebih tampak seperti manusia, tapi dia adalah sebangsa peri. Dia memiliki aura yang berbeda dengan manusia.

Aina Kaca tak punya teman di alam peri, semua peri selalu mengejeknya karena dia berbeda. Aina Kaca selalu merasa terasingkan jika bersama mereka. Itu sebabnya dia sengaja memasang jebakan portal untuk manusia agar bisa masuk ke alam peri.

Sejauh ini, terhitung sudah hampir seratus manusia yang masuk ke dalam jebakannya. Sekali masuk, ada dua hingga lima orang yang akan Aina Kaca ajak keliling alam peri selama dua hari. Anggap saja seperti tempat wisata.

Setelah itu, Aina Kaca memberi mereka minuman yang terbuat dari saripati bunga untuk mengembalikan mereka ke alam manusia dan menghapus ingatan mereka.

Dua pria dan satu wanita yang masing-masing membawa ransel besar, ragu-ragu meminum cairan dalam cangkir putih itu. Tampaknya mereka seorang pendaki gunung.

Aina Kaca tersenyum getir pada mereka, terlihat sekali dia sedih manusia itu akan pergi dan segera melupakannya. Tapi bagaimana lagi, ia harus mematuhi peraturan yang ada.

"Sudah selesai main-mainnya?" Suara dingin J terdengar tepat saat tiga manusia itu lenyap di hadapan Aina Kaca.

Aina Kaca menoleh memandangnya dengan wajah sendu. "Aku tidak bermain-main," jawabnya.

J mendaratkan kakinya, menyimpan sayapnya hingga tak terlihat. Seperti hilang begitu saja.

"Aku tidak melanggar peraturan, J. Kau tahu aku tidak akan membiarkan manusia manapun merusak alam peri, aku selalu mengawasi mereka," tambah Aina Kaca. Dia mulai takut melihat tatapan tajam J.

J berjalan mendekat, tanpa mengalihkan pandangannya dari mata biru Aina Kaca. Peri tanpa sayap itu menyembunyikan rasa gugupnya dengan cengiran lebar.

"Aku heran, mengapa kau begitu istimewa? Tidak ada yang berani menyakitimu meski kau berbuat salah." J berkata.

Dia memperhatikan Aina Kaca dari atas hingga bawah berkali-kali, berharap menemukan sesuatu yang istimewa. Namun, lagi-lagi tak ada. J hanya melihat Aina Kaca tanpa sayap dan kekuatan apapun. Yang artinya, Aina Kaca hanya parasit yang kehadirannya di alam peri sangat tidak diinginkan.

"Aku juga berpikir begitu, harusnya aku tidak berada di sini, bukan?" Balas Aina Kaca dengan berani.

"Benar," jawab J.

Aina Kaca menghela napas berat. Dia selalu gelisah jika ada yang mengingatkannya tentang hal itu. Bertahun-tahun dirinya mencari jawaban.

'Siapa aku sebenarnya? Aku ini peri atau bukan? Mengapa aku berada di antara makhluk bersayap itu? Jika aku sejenis mereka, mengapa aku tak memiliki sayap seperti mereka?'

Pertanyaan-pertanyaan itu selalu mengganggu pikirannya. Aina Kaca sedih dengan nasibnya, menjadi berbeda sangat tak menyenangkan. Itu sebabnya dia senang jika ada manusia yang masuk ke alam peri, dia akhirnya punya teman yang sama-sama tak memiliki sayap.

🌼🌼See You Again🌼🌼
.
.
Suka, nggak?
.
.
.
Mau lanjut?
.
.
.
.
Terus komen 🦋 sebanyaknya
.
.
.
.
.
.
.
SEMOGA BAHAGIA 🧚

AINA KACA (The Light's Stone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang