7 : Peri Tanpa Sayap

64 32 5
                                    

7 : Peri Tanpa Sayap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

7 : Peri Tanpa Sayap

"Permisi? Bisa kalian tinggalkan kami sendiri? Mereka tanggung jawabku."

Seorang gadis cantik berbaju putih berbahan dasar mahkota bunga mawar putih berukuran sedang yang ditumpuk hingga membentuk dress selutut. Rambutnya hitam pekat hingga memantulkan cahaya yang menimpa. Garis senyumnya begitu manis, matanya biru terang.

Gadis itu berjalan menghampiri Sameer, membuat pria itu tak berkedip memandangnya. Begitupun dengan Ovie yang sangat kentara sedang terpesona.

"Halo, aku Aina Kaca, senang bertemu kalian," sapa gadis itu. Dia beralih memandang J yang masih melayang di atas. "J, senang sekali bertemu denganmu."

Sameer merasa dugaannya benar karena nama 'Aina Kaca' yang sama dengan buku dongeng Ovie.

Semua peri di sana memutar bola mata jengah. J membalas, "tadi pagi kita sudah bertemu."

"Sudahlah, Hems," kata Leo Nay pada gadis itu.

"Ini menyebalkan, lagi-lagi kalian membongkar penyamaranku," sebal gadis berambut hitam itu. Perlahan, wujudnya berubah menjadi pria berjas putih, rambutnya biru pekat.

Sameer dan Ovie syok melihatnya. Mereka kehabisan kata-kata dengan keajaiban yang baru mereka lihat secara langsung. Sebelumnya pernah mereka lihat di film-film fantasi.

Pria bernama Hems itu nyengir lebar, lalu berkata, "kalian pergi saja, biar aku yang mengantar mereka ke Aina Kaca. J, kau bisa ikut denganku, aku sudah menyiapkan kejutan untukmu."

"Terima kasih, antar mereka ke Aina Kaca, aku sibuk," jawab J dingin. Dia segera terbang menjauh, semakin lama semakin tinggi, kemudian menghilang entah ke mana.

Sameer bisa menebak dengan reaksi Hems yang kesal atas penolakan J, jika pria bunglon itu menyukai J. Sameer sepontan menyebutnya pria bunglon dalam hati.

"Aku juga tidak bisa menemanimu, Hems," kata He Ra. "Aku harus kembali ke hutan untuk menemani Rukan, dia merindukanku katanya. Leo Nay, kau tidak ikut?"

"Sampaikan salamku pada Rukan," jawab Leo Nay ogah-ogahan. "Katakan padanya, aku tidak suka sayap oranyenya."

Mungkin Rukan salah satu peri yang sama dengan mereka, pikir Sameer.

Leo Nay langsung memunculkan sayap birunya lagi dan segera terbang jauh ke atas, tubuhnya terlihat semakin kecil dari bawah sini.

"Baiklah, aku pergi dulu," pamit He Ra. Dia terbang ke arah yang berbeda, lalu menghilang dari pandangan Sameer.

"Baiklah, ayo," ajak Hems ramah.

Pria itu jalan lebih dulu dengan langkah panjang, Sameer dan Ovie sampai kuwalahan mengejarnya. Sangat tidak wajar.

"Gila, cepet banget jalannya, manusia macam apa dia?" Ovie berbisik heran.

"Dia bukan manusia," balas Sameer.

AINA KACA (The Light's Stone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang