5 : Jalan Panjang
"Rona, buruan keluar, gue udah di depan rumah lo," kata Roman lewat sambungan telepon.
Dia duduk dalam mobil putih besar yang muat hingga sembilan orang. Tepatnya di depan rumah satu lantai yang ada di daerah Light Grass.
"Lo masuk dulu bisa, nggak? Nyokap gue mau ketemu lo?"
"Kenapa?" Roman bertanya-tanya.
"Mau kenal lo dulu katanya, takut lo nyulik gue."
Roman terkekeh, merasa lucu dengan apa yang dia dengar. Ngapain Roman nyulik Rona? Gadis itu bukan orang kaya, Roman tak akan dapat apa-apa dengan culik Rona, pikirnya. Kecuali jika Roman menginginkan hal lain dari Rona selain uang.
Roman memutuskan sambungan, berjalan menuju pintu utama Rona dengan santai. Sebelum mengetuk pintu, seseorang membuka pintu dari dalam. Dia adalah Rona.
"Lama banget sih lo! Nyokap gue hampir ngamuk dan nggak kasih izin gue buat pergi!" Rona menarik lengan Roman untuk masuk ke dalam. Roman ikut saja.
"Oh, jadi ini yang mau bawa kamu pergi?" Suara tajam memasuki gendang telinga Roman, membuatnya tersentak.
Pria itu melihat wanita paruh baya memakai pakaian yoga lengkap dengan barbel warna pink seberat lima kilogram di tangan kanannya. Roman meneguk ludah dengan susah payah melihatnya, apalagi otot lengan wanita itu terlihat sedikit lebih besar dari lengannya.
"Dia Roman, Ma, teman kerja aku," kata Rona pada sang ibunda.
Rona hidup berdua dengan ibunya yang bernama Lestari. Ayahnya selingkuh dan menceraikan Lestari saat usia Rona baru sepuluh tahun. Sejak saat itu, Lestari bersumpah untuk menjaga Rona seorang diri dan cenderung lebih sensitif dengan teman-teman Rona. Lestari bisa marah besar kalau tahu putri kesayangannya disakiti oleh siapapun.
"Ha-halo, Tante, sa-saya Roman," sapa Roman tersenyum canggung. Dia tak bisa menyembunyikan rasa takutnya pada Lestari. Sedangkan Rona menahan tawa melihat wajah Roman yang lucu.
Lestari mendekat ke Roman, menatap pria itu penuh teliti. Roman mundur perlahan, takut Lestari menyerang kapan saja.
"Kamu terlihat seperti cowok baik-baik," nilai Lestari.
"Makasih, Tante," balas Roman. Jantungnya berdetak kencang sekali, seperti akan lompat melalui rongga mulutnya.
"Kamu yakin bisa dipercaya?" Lestari masih tampak ragu. Dia mengangkat barbelnya beberapa kali, untuk melatih otot lengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AINA KACA (The Light's Stone)
Fantasía"Semua peri memiliki sayap dan kekuatan. Mengapa aku tidak?" - AINA KACA🦋 🌼🌼 Sameer, seorang pria yang baru saja patah hati, terjebak di alam lain yang membuatnya menghadapi bahaya besar. Tak banyak yang percaya bahwa peri itu nyata. Namun, Samee...