9 : Wajah Asing

56 27 3
                                    

Yey, Wattpad aku udah normal lagi

Sekarang bisa update lagi di Wattpad

Tapi, nanti ada berita baru tentang Aina Kaca di Karyakarsa

Baca sampai akhir ya

Baca sampai akhir ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

9 : Wajah Asing

Sameer akhirnya menolak saat He Ra akan mengobati matanya dengan ramuan serbuk Rukan. Keraguan yang Ovie tanamkan membuat Sameer terpengaruh. Tak salah jika untuk berjaga-jaga.

"Maaf, aku tidak bertanya dulu kamu mau atau tidak," kata Aina Kaca ketika kembali menaiki Hipu meninggalkan pondok Rukan. "Aku janji, lain kali tidak akan terulang lagi."

Sameer tersenyum kaku, dia merasa tak enak sekarang. Sameer menjawab, "tidak apa-apa."

Ovie mengawasi dari belakang, dia masih kukuh dengan pendapatnya. Apalagi setelah melihat sikap Aina Kaca yang tak memaksa meski ditolak. Ovie berpikir bahwa konspirasi ini telah diatur sedemikian rupa.

Ovie merasa dia harus melindungi Sameer agar tidak terpengaruh makhluk aneh bernama peri.

Hipu terbang semakin tinggi menuju arah Utara, otomatis membuat cahaya lebih tajam. Ovie sampai menyipitkan mata agar bisa tetap melihat, walau tak begitu jelas.

Aina Kaca heran melihat Sameer tampak biasa saja dengan cahaya yang terpancar. Matanya bahkan terbuka lebar. "Mata kamu bagus," puji Aina Kaca.

"Terima kasih, mata kamu juga," balas Sameer masih agak canggung.

"Kamu bisa tahan dengan cahaya di sini?"

Sameer mengernyit, "cahaya seperti ini masih bisa diterima, kan?"

"Tapi dia-" Aina Kaca menggantung kalimatnya sembari menoleh ke Ovie. Sameer mengikutinya.

"Mungkin karena aku memakai kacamata, jadi bisa lebih tahan terhadap cahaya," tebaknya.

Aina Kaca mengangguk percaya. "Masuk akal," katanya.

Hening sejenak, tiba-tiba Aina bercerita tentang manusia sebelum Sameer yang datang ke alam peri. "Berbagai macam manusia pernah aku temui, banyak yang serakah, banyak juga yang baik. Tapi, mereka sulit sekali beradaptasi dengan alam peri."

"Kalau ada manusia yang mudah beradaptasi, apa mereka akan tinggal di sini?" Sameer sepontan bertanya.

Aina Kaca terkekeh, "tidak juga, aku hanya butuh manusia sebagai teman bicara selama dua hari saja. Setelah itu, mereka akan aku kembalikan ke alam mereka dalam keadaan yang sama seperti saat belum datang ke sini. Mereka akan melupakan pengalaman berada di sini, karena sebenarnya alam peri itu rahasia, tidak ada yang boleh tahu keberadaannya."

AINA KACA (The Light's Stone)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang