7. Mantra Cinta

53 28 4
                                    

"Umar.., kamu kenapa?" Tanya Fahmi sembari memutar tubuh Umar. "Astagfirullah" pekik Fahmi ketika melihat mulut Umar terdapat bekas darah. "Mar, kamu kenapa?. Ya udah sekarang kamu bersihin mulut kamu." Suruh Fahmi.

Belum lama Umar membersihkan mulutnya, ia berjalan menghampiri Fahmi dan menubruk tubuh Fahmi.

"Mar, mar kamu kena..." Belum juga selesai berucap Fahmi baru menyadari bahwa Umar tidak sadarkan diri. Akhirnya ia bergegas menuntun Umar ke kamar.

Praaangg !

Suara pecahan kaca dari kamar Umar nyaris membuat Hasyim serangan jantung.

"Astagfirullah, Umi...." Panggil Hasyim pada Fidzah.

"Iya Abah, ada apa?" Sahut Fidzah dari kejauhan sambil berjalan menghampiri Hasyim.

"Mi, dengar suara kaca pecah nggak?" Tanya Hasyim.

"Dengar bah, umi rasa itu dari kamar Umar"

"Kita lihat yuk mi". Hasyim beranjak dari sofa dan pergi ke kamar Umar.

Di kamar Umar, Hasyim menemukan foto Umar yang tergeletak di lantai beserta serpihan kaca figura.

"Apa bah yang pecah?" Tanya Fidzah.

"Foto Umar jatuh, mi" jawab Hasyim sambil mengambil foto Umar yang terjatuh dan membawa kehadapan Fidzah. "Perasaan Abah kok nggak enak ya, mi?"

"Sama bah. Gimana kalau besok kita ke pesantren Umar buat jenguk Umar" usul Fidzah.

"Betul juga mi, Abah setuju."

✨✨✨

Fahmi membaringkan tubuh Umar di kamar.

"Mar, bangun mar kamu kenapa?. Sadar woi jangan bikin aku khawatir," ucap Fahmi sambil menggoyangkan tubuh Umar.

Fahmi hanya berdua bersama Umar di kamar. Sekarang ia bingung mau menolong Umar dengan apa.

"Frisha, Frisha," bisik Umar disertai nafas yang tidak beraturan.

"Mar, sadar mar," Fahmi menepuk pipi Umar.

Suasana di sana makin mencekam. Fahmi yang sendirian menemani Umar, ditambah Umar yang sesak nafas dalam keadaan belum sadar dan terus menyebut nama Frisha, yang Fahmi sendiri tidak tahu siapa pemilik nama itu.

"Mar, sadar mar," Fahmi terus mencoba menyadarkan Umar.

Mata Umar tiba-tiba terbuka membuat Fahmi bersyukur karena Umar telah sadar.

"Alhamdulillah, mar," sebut Fahmi. Tetapi Fahmi telah tertipu, ia merasakan jika ini bukanlah Umar yang ia kenal.

"Mar, kamu mau kemana?" Tanya Fahmi pada Umar yang tiba-tiba duduk dengan pandangan kosong.

Fahmi yang sudah tahu keadaan Umar sekarang makin tidak logis, ia mencekal lengan Umar. Umar langsung menepis tangan Fahmi.

"Mar, kamu ini kenapa?" Tanya Fahmi. Umar tidak menjawab pertanyaan Fahmi tapi malah menatap Fahmi dengan tajam.

"Jangan halangi aku, aku ingin bertemu dengan Frisha," ucap Umar tiba-tiba.

"Bukannya dia pernah bilang jika tidak suka dengan wanita itu. Tapi kenapa ini beda, atau jangan jangan ...," Umpat Fahmi yang langsung teringat dengan yang namanya pelet lintrik.

Umar hanya terdiam dengan pandangan kosong. Saat Fahmi menepuk pundak Umar, dengan tiba-tiba Umar tergeletak tidak sadarkan diri lagi.

Fahmi tidak ingin tinggal diam, sebelum terlambat Umar harus segera ditangani apalagi jika ia benar benar ada yang mengirim pelet itu. Jika tidak akan berakibat fatal.

SYAUQY || HIATUS ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang