8. Nando

52.7K 1.5K 43
                                    

Cipak cipat tio ala tipak nando nando...😆
Dua hari kemarin udah aku spill siapa itu Nando. Nah, di bab ini dia bakal muncul.

Selamat malam semua, Under Cover kembali up ya. Jangan lupa buat selalu dukung dengan cara vote dan komen.

Disclaimer:

Ini cerita 21+ barangkali banyak kata vulgar mohon dimaklumi. Di bawah umur harap melipir dulu.

Yuk, Gaes. Kita ramaikan. Happy reading.

🔥🔥🔥

-

-

-

https://youtube.com/shorts/O6AuNaAFGCQ?feature=share

(Ada yang sudi nonton visual Ribel dan Andini di you tube? Itu di atas linknya. Jangan lupa like ya, Gaes)

Tidak ada hari yang lebih melegakan dari hari ini. Lepas dari sebuah beban yang menghimpit dada. Tapi tidak aku pungkiri, ada sedikit sakit yang hadir. Hanya sedikit. Karena banyaknya sudah berlalu dan berangsur pulih.

Aku mengembuskan napas pelan. Seperti menghirup udara segar kembali, rasanya aku bebas.

"Lega?" tanya Nando yang menemaniku sepanjang sidang keputusan ini.

"Banget."

Pria dengan tinggi 176 centimeter itu menyeringai. "Saatnya berburu lagi," ujarnya menaik-turunkan alisnya.

Aku terkekeh lantas menyikut perutnya pelan. "Nggak semudah itu kali."

Dia Nando, abang kandungku yang selama ini tinggal di Bandung bersama keluarganya. Dia bertemu dan menikah dengan mojang Bandung karena pekerjaannya di sana. Dia datang ke Jakarta agar bisa menghadiri sidang perceraianku. Dan yang paling penting ingin menjadi orang pertama yang mengucapkan selamat karena aku melepas status istri dari pria brengsek seperti Baary.

"Kalau gitu kita rayakan?" tanya Nando, benar-benar ikut merasakan kebahagiaan ini.

Bercerai, tapi bahagia. Apa cuma aku yang merasakan hal ini?

"Oke."

Kami keluar dari gedung pengadilan bersama setelah mengucapkan terima kasih kepada pengacaraku yang per hari ini purna tugas menangani kasusku.

Namun, ketika kami hendak menuruni tangga, Baary menghadang langkah kami. Wajahnya tidak setampan biasanya, terlihat lusuh, dan tidak bersemangat.  Dia mendekat.

"Din, aku minta maaf jika selama jadi suami, aku nggak bisa menjagamu dan melakukan yang terbaik," ucapnya ketika aku dan dia berhadapan.

Menjaga dan melakukan yang terbaik. Aku ingat-ingat dulu apa dia pernah melakukan dua hal itu? Ternyata memang tidak ada.

"Semoga setelah ini hidupmu bahagia. Meskipun jujur aku masih ingin hidup sama kamu."

Numpang hidup maksudnya? Aku masih saja diam.

"Sore ini aku akan keluar dari rumah. Kamu bisa kembali ke rumah itu," lanjutnya lalu tanpa mengucapkan apa pun lagi, dia berlalu.

Meskipun dia keluar dari rumah itu, aku nggak sudi kembali ke rumah yang sudah dia kotori bersama selingkuhannya.

Under Cover (THE END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang