Happy reading...
.
.
."Sesuai pertemuan minggu lalu, hari ini akan dibagikan kelompok dengan masing-masing tiga orang," ucap Qiren wali kelas, seorang guru yang dikenal sebagai penjahat murid.
"Chen Yu?" Panggil pak guru Qiren.
"Ketua kelompok satu, Yun Xi ketua kelompok dia," begitu seterusnya sampai ada lima kelompok.
"Silahkan ketua memilih sendiri anggota nya," lanjut Qiren
Masing-masing ketua memilih anggota nya.
"Chen Yu, boleh bergabung dengan mu?" Chen Yu dengan malas menanggapi suara wanita di samping nya.
"Terserah," acuh Chen Yu. Sibuk menatap pihak lain sedang berdebat dengan ke-dua sahabat nya.
"Zhan, kita bertiga ya?" Tawar Yunxi dan zhehan. Mereka memang malas jadi sangat menguntungkan jika bersama Xiao Zhan.
"Aku__
Sedikit kaget akan tindakan Cheng xiao memeluk Chen Yu dengan tidak tahu malu. padahal masih ada guru Qiren.
Tadinya, dia berharap satu kelompok dengan Chen Yu, tetapi sepertinya tidak ada kesempatan.
__setuju."
Grep
"Xiao Zhan harus bersama Ku," ucap Chen Yu. Xiao Zhan mengangguk diikuti dua sahabat nya. Chen Yu terlalu mutlak untuk dibantah.
"Kenapa harus dia? Biarkan saja dia bersama sahabat nya" ketus Cheng xiao.
"Aku tidak butuh persetujuan mu," balas Chen Yu, wanita itu diam kemudian.
"Baiklah, ini tentang sejarah dan kalian harus pergi ke museum yang aku tentukan. Setiap kelompok masing-masing Akan mengunjungi tempat yang berbeda," instruksi pak guru Qiren.
"Cari latar latar belakang kerajaan terdahulu dan kumpulkan Minggu depan," merasa cukup dengan penjelasan, Wang Qiren meninggalkan kelas.
Jam istirahat.
Xiao Zhan menengok ke arah jendela. Pemuda tampan itu sedang tidur beralaskan lengan nya.
Meski gugup, jari jemari nya menelusuri wajah hidung hingga bibir. Beberapa detik disana tanpa berpindah ke sisi lain.
Senyum nya mengembang, mengingat akan hari itu, di roof top, kemudian bayangan malam panas terakhir sebelum pemuda itu mengakhiri hidupnya.
Senyum itu berubah mendung, lagi-lagi perasaan itu muncul. Seperti alarm pengingat bahwa dia tidak boleh tersenyum maupun bahagia setelah semua yang terjadi.
Tidak ingin terlihat lemah dengan air mata siap tumpah, Xiao Zhan hendak pergi sebelum sengatan lembut menyentuh tepat dimana jari-jemari nya.
Pemuda itu bangun dengan masi menahan tangan pria yang memaksa untuk menarik tangan nya.
"Lepaskan tanganku."
"Tidak!" Balas Chen Yu.
"Tolong...!!" Ucap nya tanpa menatap lelaki itu. Sungguh dia sama sekali belum berani. Xiao Zhan kemudian merasakan genggaman itu terlepas seperti yang dia inginkan. Namun hanya sesaat sebelum lengan nya kembali dipegang dan diseret secara paksa.
"Apa yang kau lakukan?" Seru Zhan tertahan. Chen Yu menarik nya.
Didepan kelas, tanpa peduli akan banyak nya mata yang menatap, pemuda itu menarik memaksa langkah bergerak begitu cepat, hingga tiba di roof top. Menyudutkan pria manis tersebut, menghimpit nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love So Hard (since 18 )
FanfictionKata orang Cinta dan bodoh itu beda tipis. Kata yang cocok disematkan untuk Wang yibo. Mencintai sepenuh hati meskipun tahu hati itu pasti sakit. Menanam rasa sejak 18 tahun, dan sebuah kisah yang bermula dari sana. Setelah sekian lama berpisah ka...