Berdamai

671 98 24
                                    

Happy reading...
.
.
.

"Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya guwei.

Xiao Zhan menarik map coklat, segera memasukkan kembali kedalam ransel hitam nya. Ia tidak sengaja bertemu Guwei di rumah sakit ketika jadwal pemeriksaan nya.

"Hanya ingin bertemu Gege," mencari alasan yang tepat. Lagipula alasan menjauhi Guwei bukan benci tapi karena Gege selalu di utamakan.

Xiao Zhan bukan anak-anak lagi.

"Benarkah?" Semenjak Xiao Zhan masuk sekolah menengah akhir, hubungan mereka menjauh. Guwei merindukan Adik nya yang manis selalu menunggu saat pulang sekolah, meminta nya untuk memasak makanan favorit nya.

"Mn," ya, itu tidak bohong. Xiao Zhan rindu Guwei. Gege yang selalu memanjakan dirinya.

Guwei menarik Xiao Zhan kedalam pelukan. Meskipun Guwei seorang yang lebih tua tetapi sangat muda menangis. Berbeda dengan Xiao Zhan yang pantang menunjukkan keadaan nya terhadap orang lain.

Guwei menggandeng tangan Sang adik, membawanya kedalam ruangan pribadi nya. Mengatakan banyak hal. dari yang serius hingga hal-hal random.

"Apa Gege punya kekasih?" Keduanya lebih nyaman sekarang. Batas itu hilang entah kemana.

"Apa menurut mu, Gege mu setampan ini tidak memiliki kekasih?"

"Iya, Gege memang manis. Jadi Katakan pria beruntung mana yang berhasil menaklukkan Gege manis ku ini," goda Zhan.

"Nanti Gege pertemukan kalian. Dia sangat tampan, baik dan bertanggung jawab. Dan yang pasti sangat mencintai ku," ucap nya bangga. Guwei dan Sang kekasih membutuhkan tiga tahun untuk meluluhkan hati Sang kekasih dan mereka berhasil.

"Kalau dia menyakiti mu, katakan padaku," dengan mode serius, Xiao Zhan menunjukan kepalan tangan kekar nya.

"Iya, cerewet!" Sambil mengacak rambut Zhan membuat sang empu mendecak karena rambut nya harus di tata ulang.

"Itu apa Ge?" Tunjuk Zhan. Matanya menangkap map kuning dengan nama yang sangat familiar.

"Oh, ini .." mundur, menarik map tersebut.

"Ini kasus kematian yang terjadi dengan seorang wanita paruh baya. Seorang cleaning servis di sekolah mu,"kemudian menyimpannya kembali.

Ucapan Guwei sontak membuat jari jemari itu menggenggam kursi lebih erat. Dia tahu siapa yang dimaksud. Hanya Satu kasus yang terjadi yaitu ibu Wang yibo.

"File ini milik dokter spesialis yang lama," seolah paham akan pemikiran Xiao Zhan. dia memang mengantikan dokter spesialis jadi file itu tentunya ada disana. dokter yang lama tiba-tiba pindah.

"Dan aku dengar kasus tersebut di tutup," wajah Guwei seketika berubah serius.

"Karena kamu bersekolah Disana jadi kamu pasti mengetahui nya," lanjut nya. 

Xiao Zhan bukan takut, tapi setiap kali mengingat kembali kejadian tersebut, perasaan Xiao Zhan tersayat. mengingat dialah sumber masalahnya.

"Disini walinya bernama Wang yibo. seumuran dengan mu. Apa kamu mengetahui sesuatu?" Selidik Guwei.

"Ya, aku sangat mengenalnya. Bukan hanya satu sekolah tetapi satu kelas. juga Ayah dari bayiku," Xiao Zhan tidak pernah berniat menyembunyikan apapun. Hanya butuh seseorang menolong membuktikan kebenaran.

Kemudian menyadari sesuatu," Ge, bolehkah aku meminta tolong?" Menatap penuh harap.

Guwei seketika merasakan perubahan dari nada bicara dan raut Sang adik.

"Apapun!" Balas Guwei.

"Aku akan mengatakan segalanya tapi, berjanjilah untuk tidak goyah dan menolong ku," semakin erat menggenggam tangan Guwei.

Guwei mengangguk, mengelus tangan Xiao Zhan. Memberikan rasa nyaman.

Satu jam berlalu, di lingkupi isakan dan tangis xiao Zhan. Guwei diam tidak tahu harus berkata apa. Mendengar ucapan dan penjelasan Xiao Zhan membuat nya terdiam. Tidak percaya jika adik nya berbuat sejauh itu. Adiknya yang sangat manis berubah sangat jauh.

"Kenapa Ah-zhan?! Kenapa?" Lidah nya keluh, ucapan tercekat di tenggorokan. Apakah dia harus menarik Adik nya sendiri kedalam jeruji besi? Mempermalukan keluarga nya? Atau menghancurkan masa depan Xiao Zhan.

Jika ia tidak melakukan nya, maka seumur hidup Guwei akan hidup dalam rasa bersalah dan kematian Wang yibo dan ibunya tidak mendapatkan keadilan.

"Sttt.. " Guwei menenangkan Xiao Zhan. Meskipun dia sendiri gusar akan keputusan selanjutnya.

.
.
.

Di roof top sekolah, lima orang anak sekolah menyudutkan Chen Yu.

"Kembali sebagai Chen Yu. Kamu pikir bisa membodohi kami?" Menarik kerah seragam Chen Yu.

Chen Yu tidak membalas, membiarkan dirinya di olok dan beberapa tamparan lainnya. Menit berlalu, beberapa informasi sudah terekam ponselnya.

"Aku tidak punya masalah dengan kalian. Dan siapa Wang yibo yang sejak tadi kalian bicarakan?" Ucap nya, dengan wajah dibuat takut. Tidak peduli bibir nya lebam dan perutnya kebiruan.

"Acting yang bagus. Bagaimana jika kita melakukan adegan ulang? Agar pecundang ini mengingat bagaimana ia dan ibunya mati dengan mengenaskan. Jika perlu kita mengulangi adegan dalam video tersebut," tertawa terbahak-bahak sembari mengulangi adegan demi adegan.

"Siapa yang akan memerankan Cheng Xiao?" Ucap salah seorang di antara mereka.

Deg

Nama yang sama sekali tidak di harapkan pemuda itu berada dalam target nya, tiba-tiba menjadi salah satu nya. Mengabaikan rasa sakit akibat pengkhianatan tersebut dan mengedepankan sisi logika nya.

Semenjak memutuskan untuk kembali, Chen Yu berjanji tidak akan melewati satupun bukti.

Bugh

Larut dalam pikirannya, Chen Yu tidak menyadari kehadiran Xiao Zhan Disana.

"Brengsek.." lagi Xiao Zhan melayangkan tinjunya ketika melihat wajah lebam Chen Yu.

"Zhan berhenti.. " ucapan Chen Yu seperti angin lalu.

"Jangan sok suci Xiao Zhan! Bukankah kamu dalang nya?"

Xiao Zhan membeku, Air mata sejak tadi ia tahan akhirnya luruh. Bukan takut jika saja pihak lain mengetahui Sisi gelap nya, akan tetapi rasa sakit yang semakin membesar setiap hari nya, meninggalkan lubang sangat dalam  tidak bisa tertutup lagi. Jadi setiap kali mengingat dan mendengar ucapan demikian, lubang itu semakin dalam dan lebar.

Marah dan sakit menyatu, gelap mata, Xiao Zhan menarik bangku rusak dekat dengan nya namun secepat kilat Chen Yu menahan pergerakan tersebut ," lepas.." berusaha berontak.

"Pergi," usir Chen Yu.

"Kenapa menahan ku ! Mereka menyakiti mu, tidak, aku juga menyakiti mu. Ak__

Ucapan nya tertahan bersamaan dengan sengatan lembut menghentikan ucapannya. Debaran jantung bersamaan dengan air mata kian deras.

Rasa asin tertelan di antar kedua belah bibir. Chen Yu tidak peduli.

__ Wang yibo tidak pernah membenci mu, dan tidak akan pernah. Karena dia teramat sangat mencintai mu," Ucap nya. Setelah beberapa menit bibir keduanya menempel tanpa pergulatan.

"Bohong.." lirih Zhan. Kedua kelopak mata cantik itu masih tertutup. Tidak berani menatap wajah seseorang yang baru saja membuat nya berdebar merasakan kehadiran Wang yibo.

Manik legam tersebut menatap penuh kagum. Chen Yu menyadari tindakan yang baru saja ia lakukan. Entah apapun yang terjadi setelah hari ini, Chen Yu sudah pasti akan berada di persimpangan.

Antara Guwei Sang kekasih ataupun Xiao Zhan.

.
.
.

Tbc ...

Love So Hard (since 18 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang