09

257 37 1
                                    

Hello Guess!!!

Aji dan Semestanya udah sampai Chapter 9 nih
Jangan sampai lupa Vote nya, trus Komen uga, and Follow akun ini karna yg punya akun tuh gemesin kek Renjun, hehe jan lupa Share ke temen-temen kalian juga...

#eventmenulis
#50bersamamu
#moonseedpublisher
#Clue day9
#Derana
tabah, menghadapi segala sesuatu.

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Terlihat jelas seorang pemuda bertubuh tinggi yang menaiki sepeda motor ninja warna hitam miliknya dengan kepala yang tertutup oleh helm full face itu. Melaju dengan kecepatan tak normal guna menyusuri jalan raya yang untungnya tidak terlalu ramai pengendara.

Mengendarai motor masih dengan perasaan gelisah karena keberadaan seseorang yang ia coba temui, namun tak bertemu. Pemuda itu pun mulai memelankan laju motornya dan memberhentikan kendaraannya di tepi jalan raya.

Mencoba mengutak-atik benda pipih di genggaman tangannya yang entah sudah ke berapa kali hanya untuk menghubungi seseorang yang ia cari di balik layar ponsel itu.

Tak kunjung mendapat jawaban atas panggilan teleponnya, ia pun memperhatikan sekitar lalu kembali menaiki sepeda motornya dan melanjutkan perjalanan yang tertunda.

Saat di pertengahan menyusuri jalan, ia teringat akan suatu lokasi. Tanpa pikir panjang, dirinya pun melanjutkan perjalanannya masih tetap dengan laju berkendara yang lumayan cepat.

Tak butuh waktu lama, mungkin sekitar 10 menit berlalu. Saat itu pemuda itu, lebih tepatnya Aji, sudah berada di luar tepi pantai yang sangat ia kenal.

Ya, ralat bukan pantai melainkan sebuah laut yang terbentang luas ditemani gelombang-gelombang air kecil yang menari dengan indah mengikuti arah angin mengacu.

Mungkin untuk sebagian dari kalian yang tidak terlalu menyukai kondisi alam, itu berbanding terbalik bagi Aji yang sedari kecil alamlah yang sudah menjadi tempat bersandar untuk meluapkan emosi dan tekanan di dalam batin juga pikirannya.

Menatap kagum akan salah satu ciptaan Sang Kuasa yaitu sebuah laut yang terbatasi oleh batu-batu karang besar di beberapa sudut bibir laut atau yang sering kita sebut sebagai pesisir pantai.

Asik memandangi laut bersama kicauan burung merpati putih di atas permukaan laut, tanpa sadar pandangannya tertuju lekat pada seorang pemuda mungil yang nampak sedang berjongkok sambil melukis sesuatu di atas pasir putih pantai.

Tanpa pikir panjang, ia pun segera mengamankan motor ninjanya di tempat parkiran kecil khusus motor. Lalu bergegas jalan menuju objek yang sempat ia lihat tadi.

"Lu?"

"Eh? Loh? Aji?"

"Astaga, rupanya lu di sini. Gue muter-muter ke sana ke mari akhirnya ketemu juga lu." Seru Aji merasa lega karena ia sudah bertemu sama orang yang ia cari.

"Hehe, iya sorry. Gue cuma lagi pengen nenangin pikiran sambil nikmati semilir angin nih laut soalnya sejuk banget udaranya." Sahut orang itu ... maksudnya si Noval dengan cengiran khasnya.

Aji dan Semestanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang