23

105 19 0
                                    

Hello Guess!!!

Aji dan Semestanya udah sampai Chapter 23 nih
Jangan sampai lupa Vote nya, trus Komen uga, and Follow akun ini karna yg punya akun tuh gemesin kek Renjun, hehe jan lupa Share ke temen-temen kalian juga...

#eventmenulis
#50bersamamu
#moonseedpublisher
#ClueDay23
#Day23
#Harubiru

Harubiru berarti kerusuhan, keributan, kekacauan, huru-hara.

Kata turunan : mengharu biru, mengharubirukan, terharu biru.

Liat series bl di hari Ahad
Happy Reading My Readers Wattpad (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

***

Aji Mahendra, pemuda introvert yang kini sedang berada di sebuah restoran yang telah dipesan oleh kedua orangtuanya. Perjodohan akan tetap dilakukan seperti rencana awal. Aji ingin menolak, namun saat Mama nya mengancam dirinya akan melakukan sesuatu pada Noval, otomatis Aji menerima tentang perjodohan itu.

Sekarang, pemuda dengan setelan kemeja dengan lengan yang digulung hingga siku itu menunggu dengan sabar wanita yang telah dipilih oleh kedua orangtuanya. Apa wanita itu bisa seperti Noval? Tentu tidak. Noval hanya satu dan merupakan hak milik Aji Mahendra. Memainkan ponselnya untuk mengusir rasa bosan, ia sudah izin kepada Noval tentang pertemuan hari ini. Yah, walaupun dengan berat hati, Noval mengizinkan dirinya untuk menghadiri pertemuan ini.

"Hai, maaf nunggu lama ya?" Suara wanita menyapa gendang telinganya. Aji menoleh saat wanita itu duduk di kursi seberang meja.

"Kenalin, aku Razita Faihanah Arifin, panggil aja Zita."

"Hm. Aji." Aji nampak tak tertarik dengan uluran tangan yang disodorkan oleh wanita bernama Zita itu. Ia hanya menatap datar mata Zita dan membaca menu-menu yang ada di restoran ini melalui kode QR yang ia scan di meja.

"Kamu mau pesen apa?" Tanya Zita yang hanya dianggap angin lalu. Ruangan yang memang private itu semakin sunyi saat tidak ada pembicaraan di antara keduanya.

Aji memanggil pelayan dan mulai memesan. Eits, tidak, dirinya memesan makanan karna memang benar-benar lapar. Ia tidak sarapan pagi tadi karna sibuk berdebat dengan Mama nya.

"Saya pesan Chicken steak saus teriyaki dan minumnya Mojito." Pelayan itu segera mencentang menu yang dipesan Aji pada sebuah tablet yang menampilkan daftar menu makanan dan minuman restoran ini.

"Kalau Mbak nya? Mau pesan sekarang atau nanti Mbak?" Tanya si pelayan.

"Saya di samain aja ya. Di tunggu." Zita tersenyum manis pada pelayan tadi. Setelah pelayan itu pergi, Zita menatap Aji tanpa berkedip seolah tengah menikmati hasil karya Tuhan yang paling baik.

"Lu bisa alihin pandangan lu? Gue risih." Zita langsung menatap ke samping mendengar Aji berkata demikian.

"Maaf." Zita menunduk dan memilin bagian bawah rok yang dipakainya.

Aji menaikan salah satu alisnya heran. Ada apa dengan calon tunangannya ini? Bukankah ini terlalu mencurigakan jika wanita ini terlalu baik?

Setelah lama sibuk dengan urusan masing-masing, makanan pun sampai. Aji baru saja akan mengelap sendok, garpu dan pisau yang akan di pakainya untuk makan, namun sudah lebih dulu dibersihkan oleh Zita. Wanita itu dengan telaten menyiapkan apa yang dibutuhkan oleh Aji.

Aji dan Semestanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang