13

202 35 1
                                    

Hello Guess!!!

Aji dan Semestanya udah sampai Chapter 13 nih
Jangan sampai lupa Vote nya, trus Komen uga, and Follow akun ini karna yg punya akun tuh gemesin kek Renjun, hehe jan lupa Share ke temen-temen kalian juga...

#eventmenulis
#50bersamamu
#moonseedpublisher
#ClueDay13
#Day13
#Merah

Merah adalah warna dasar yang serupa dengan warna darah. Mengandung atau memperlihatkan warna serupa dengan merah (wajahnya — tersipu malu)

Liat series bl di hari Ahad
Happy Reading My Readers Wattpad (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠__⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_

Dengar dan bayangkan, di tengah-tengah rintikan air hujan turun membasahi buminya. Salah satu dari kedua insan pemuda nampak menundukkan kepalanya dengan hati berdebar dan pikiran tak disangka.

Sebuah pernyataan dengan segelintir kalimat yang berhasil membuat dirinya tertegun untuk mencerna apa yang pemuda berbadan tinggi di hadapan dirinya itu utarakan.

"Ji, lu tadi bilang apa?" Lirih Noval mendongak sedikit ke arah pemuda tinggi di hadapannya. Dapat Aji lihat, ada sedikit rona Merah muda di pipi pemuda di hadapannya ini.

"Gue bilang, kalo yang ada dalam sajak puisi gue itu lu. Ya, lu yang gue sengaja tumpahin ke dalam sajak bait puisi gue." Jawab Aji dengan percaya diri untuk menyakinkan pertanyaan Noval.

"Lu ... lu ga becanda, 'kan?" Bingung Noval dengan alis kanannya yang terangkat.

"Ngapain juga gue becanda, orang yang udah jadi semesta gue, orang yang udah bikin gue jatuh dalam zona cinta, orang yang udah bikin gue berhasil memikirkan sebuah nama seseorang, orang itu adalah lu. Lu, Noval Aditya." Tutur Aji dengan menatap lekat ke arah wajah manis Noval di hadapannya.

Entah apa yang semesta ini lakukan, entah sebuah pertanda apa yang menanti untuk ke depannya. Yang pasti, pernyataan yang dilontarkan oleh Aji berhasil membuat Noval meneteskan bening air mata yang tercampur transparan oleh air hujan yang turun membasahi wajah manisnya.

"G-gue ... gue mau pulang," lirih Noval yang masih bisa didengar oleh Aji.

Aji yang sedikit tidak mengerti gerak-gerik Noval, ia juga ikut merasa bingung. Apakah yang dirinya katakan itu salah?

"Napa? Katanya mau main hujan, kok tiba-tiba mau pulang?" Tanya Aji dengan mudahnya.

"Gue mau pulang!" Teriak Noval yang berhasil membuat Aji sedikit terlonjak karena perubahan atmosfer secara tiba-tiba dari diri pemuda di hadapannya.

"O-oke oke. Santai aja kali ngomongnya, gue anter—"

"Gak. Gue mau pulang sendiri."

Belum juga menyelesaikan perkataannya, Noval sudah memotong kalimatnya lalu berlari menerjang angin dingin dari air hujan dan langsung pergi. Kebetulan, ada bus yang sedang berhenti di halte.

"VAL!!"

Tanpa pikir panjang, Aji pun segera menyusul Noval dengan motornya yang sudah pergi meninggalkan area kampus. Mencoba mencari tahu apa yang membuat pemuda manis yang ia suka ... ah, tidak. Yang ia anggap orang terdekat tiba-tiba melarikan diri setelah perbincangan di tengah hujan.

Aji dan Semestanya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang