Setelah sampai di Asrama, Tuan Wisley pun membagi kamar mereka masing-masing. Berhubung hanya sepuluh murid jadi masing-masing kamar satu murid. Dylan mendapatkan kamar paling indah dan bagus, tuan Wisley yang memberikannya kepada Dylan terakhir.
"Dylan, yang paling ujung sana itu kamarmu." ujar Tuan Wisley.
Dylan membuka kamar itu, Dylan sangat terkejut, pasalnya kamar itu sangat bagus sekali. Tuan Wisley sudah menduganya, yang bisa membuka kamar itu hanya Dylan. Anak yang memiliki hati bersih dan suci. Tuan Wisley tersenyum, Dylan berbicara. "Tuan, kamar ini indah sekali."
Tuan Wisley mengangangguk lalu berbicara. "Dulu kamar ini milik seseorang, dia sama sepertimu yang tidak mampu menggunakan kemampuannya sendiri saat pertama kali datang kemari."
"Tapi dimanakah orang itu sekarang tuan?" tanya Dylan penasaran.
"Mungkin di suatu tempat, dan kau akan mengetahuinnya suatu saat nanti. Sekarang kemasi barang-barangmu, kita akan makan malam bersama di ruang makan seluruh asrama." ujar Tuan Wislet.
Dylan sedikit menghela napasnya, lalu berbicara. "Tuan, Asrama ungu adalah asrama paling jauh dan agak terpencil, bagaimana bisa tepat waktu?"
"Ikuti saja aku, semuanya ayo berkumpul disini." seru tuan Wisley.
Semua murid berkumpul di ruang tengah Asrama, kemudian tuan Wisley menggunakan sihirnya untuk berpindah tempat atau teleportasi. Dalam sekejap mata mereka sampai di depan pintu untuk keruang makan yang sangat besar dan megah itu. Disana terlihat James, Boby, Erick, dan Joe yang mengenakan seragam berwarna merah duduk di meja paling besar dan mewah. Sementara kelompok ungu duduk di paling pinggir dan meja mereka tidak terlalu banyak makanan. Dylan melihat sekelilingnya, ia merasa seperti ini semua tidak adil. Dylan hanya menahan emosinya, ia tidak mau tersulut emosi. Tuan Wisley memandangi Dylan sejak tadi.
Ada nyonya Gracia yang mendekati Tuan Wisley. "Bagaimana, apakah kau sudah menemukan anak yang bisa membuka kamar itu?"
"Anak itu adalah Dylan, kau tahu wajahnya sangat mirip dengan teman kita. Tugas kita sekarang adalah menjaga anak ini," ujar Tuan Wisley.
"Kau benar, anak ini terlihat lugu. Dan kita harus bersatu untuk menjaga Dylan." Ujar Nyonya Gracia.
Tuan Wisley menangguk, mereka semua menyantap makan malam dengan lahapnya. Selesai makan mereka langsung kembali ke Asrama masing-masing, tapi sebelum pergi Boby menghampiri Dylan.
"Dylan... Ini untukmu, aku menemukan buku ini di kamarku. Aku rasa kau akan menyukainya," ujar Boby.
"Terimakasih Bob..." sahut Dylan.
James melihat kedekatan Boby dan Dylan, ia merasa iri karena pria sexy hanya miliknya semata. Karena kesombongannya itu, James langsung meledek Boby. "Heh Boby, kau tidak mau tertular menjadi pecundangkan? Ayo pergi."
Dylan hanya diam saja, Boby langsug pergi dengan rasa tidak enak hati. Joe yang merasa James agak keterlaluan dengan kata-kata itu, langsung menegur James. "Aku rasa kata-katamu sudah keterlaluan, bukannya Dylan sahabat baikmu?"
"Ck... Dia bukan sahabatku lagi saat ini," ujar James.
Boby yang mendengar itu tidak habis fikir juga, kemudian Boby mulai mengabaikan James. Sementara itu Dylan berjalan sendirian menuju ke Asrama Ungu. Anak-anak murid lain sudah sampai di asrama duluan, ia masih menelusuri jalan setapak, tapi di sepanjang perjalanannya, Dylan melihat cahaya ungu mengikutinya. Sambil sesekali mengajaknya bercanda, Dylan mengikuti cahaya ungu itu. Kemudian, cahaya itu hilang tepat di dalam gua yang ada di sebalik air terjun. Tapi masih ada batu besar yang menutupi jalan itu, Sinar ungu yang menuntun Dylan pun membuka batu itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/340430154-288-k603689.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BXB- THE WIZARD
FantasyAnak kaya raya itu bernama James, ia berteman dengan si anak bernama Dylan yang sederhana dan bisa dikatakan hidup pas pasan. Suatu hari James dan Dylan harus menghadapi suatu masalah yang sangat besar. Sekolah yang tadinya mereka pikir sekolah bias...