Bab 7

224 28 16
                                    

Dylan masih diam, lalu tiba-tiba Dylan meringis menunjukkan giginya yang menghitam akibat makan buah Berry. Boby, Yuki, Jessica dan anak-anak murid di asrama ungu menahan tawa mereka melihat kelakuan Dylan.

Tuan Wisley berdehem sebelum berbicara. "Ekheeem... Dylan, bersihkan mulutmu."

"Oh maaf... Halo Tuan Jhony, anda semakin tampan saja. Dan tuan Wisley makin jelek dan gendut," ujar Dylan.

Boby, Yuki, Jessica semakin tidak tahan dan mereka pun tertawa mendengar ucapan Dylan. Tuan Wisley berbicara. "Jaga ucapanmu, hari ini semua murid di liburkan, dan kalian boleh pulang kerumah orang tua kalian masing-masing."

Jhony kemudian berbicara. "Kau bisa pulang denganku dan James."

Dylan langsung menolak, karena ia tau bagaimana sikap James kepadanya saat itu. "Oh, aku pulang bersama sahabat-sahabatku saja. Aku pulang naik bus sekolah saja, permisi."

Dylan pun berpamitan dengan tuan Wisley dan Jhony. Boby dan Dylan pergi ke bus sekolah. Yuki dan Jessica mengikuti mereka, Boby berbiara. "Kalian hati-hati di jalan ya."

"Dylan, Boby, sebenarnya kami tidak punya tujuan mau kemana. Apakah kami boleh ikut dengan kalian?" ujar Yuki.

Dylan dan Boby saling pandang lalu mengiyakan. Boby berbicara. "Boleh, ayo... Nanti kita jalan-jalan ke kota."

Mereka berempat naik bus kearah rumah Dylan, Boby yang tadinya akan pulang kerumahnya jadi ikut kerumah Dylan. Perjalanan menuju kerumah Dylan memekan waktu hampir tiga jam lamanya, tapi memang sebenarnya ada yang aneh dengan perjalanan itu. Dylan memperhatikan bahwasanya memang benar jalau perjalanan itu masuk ke dimensi lain, ada sebuah portal yang saat bus itu berjalan.

Dylan hanya diam saja, tapi Boby juga melihat itu barusan. "Dylan, ternyata benar dugaanku selama ini. Kita masuk ke dimensi lain, atau sebenarnya memang ada sekolah sihir tapi di pisahkan dan di tutup oleh portal agar orang lain tidak bisa melihatnya?"

"Aku rasa begitu, tapi ya sudahlah. Kita sudah terlanjur masuk kedalam sana," Ujar Dylan.

Boby mengangguk, mereka menikmati perjalanan itu hingga akhirnya bus pun sampai di depan rumah Dylan. Saat Dylan turun, ia melihat abangnya tengah menyapu halaman rumah mereka. Dylan berlari lalu memeluk Boy tanpa aba-aba.

"Uuuummm Kangen sama my Brother." ujar Dylan.

"Dylan, kamu pulang kenapa tidak memberi tahuku dulu? Aku tidak masak apa-apa hari ini," ujar Boy.

"Tidak apa-apa, kita makan di luar saja. Oh iya, aku bawa teman-teman sekolahku, mereka akan menginap disini." ujar Dylan.

"Oh, hai... Aku Boy abangnya Dylan... Ayo masuk dulu," ujar Boy.

Boby, Yuki, dan Jessica mengangguk lalu masuk ke dalam rumah yang sederhana itu. Dylan membuatkan minuman untuk mereka, ada sedikit cemilan juga di dapur. Dylan menyajikannya, Boy bahkan sudah akrab dengan teman-teman Dylan. Mereka asik mengobrol ini dan itu, kemudian saat Dylan akan ke dapur mendadak perasaannya tidak enak. Entah ini suatu kebetulan atau apa, tapi kekuatan ini bukanlah dari kekuatan The Wiz, tapi...

Splaaasssh...

Sebuah cahaya yang bearti itu tanda bahaya yang mengincar Dylan, namun bukan Boby, bukan Yuki, juga bukan Jessica yang menghalangi, melainkan Boy. "Kak Boy...."

"Tidak ada waktu untuk menjelaskannya, ayo kita pergi dari sini." seru Boy.

Boy menarik tangan Dylan untuk pergi dari rumah itu. Mereka pergi meninggalkan rumah itu dan berlari kebawah tanah.

"Lewat sini, cepat..." seru Boy.

Boby, Yuki, Jessica, dan Dylan menuruti apa kata Boy. Mereka pergi berlari mengikuti Boy, lorong itu membawa mereka sampai di sebuah hutan. Dimana hutan itu menembus kearah sekolah The Wiz. Namun sayangnya saat mereka terus berlari salah satu Anak buah Dark Wizard sudah ada di hadapan mereka.

BXB- THE WIZARD Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang