Anak kaya raya itu bernama James, ia berteman dengan si anak bernama Dylan yang sederhana dan bisa dikatakan hidup pas pasan. Suatu hari James dan Dylan harus menghadapi suatu masalah yang sangat besar. Sekolah yang tadinya mereka pikir sekolah bias...
Di Lain Tempat, tepatnya di kota Dark Wizard, mereka sedang melakukan perlombaan yang sama. Mengumpulkan batu naga, namun batu naga itu palsu. Ketua atau raja Dark Wizard bernama Jasper itu pun menemui seseorang yang mungkin akan membuat kalian tidak akan percaya saat membacanya.
"Bagaimana dengan tugasmu?" ujar Jasper.
"Berjalan dengan baik, yang mulia." ujar orang misterius itu.
"Pantau terus perkembangan anak itu, Jadikan dia yang terkuat di sana, dengan begitu aku akan dengan mudah menguasai The Wiz yang terhormat itu." ujar Jasper.
"Baik yang mulia," ujar sosok misterius itu.
Pria itu mengenakan jubah dan pergi meninggalkan Dark Wizard, sementara itu Jasper tertawa menggelegar hingga suaranya terdengar ke berbagai penjuru istana.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jasper ya ini....
Di sisi Lain tepatnya di The Wizard, Dylan sedang duduk di tempat tidurnya dan dalam hati ia menyebut nama Diego tanpa ia sadari. Lalu, kamar itu berubah menjadi hutan naga yang sangat indah. Diego muncul dari dalam gua tempatnya beristirahat. Dylan melihat Diego berjalan kearahnya, lalu Dylan berlari dan memeluk Diego.
"Aku rindu..." ujar Dylan.
"Rindu itu berat, biar aku saja yang Rindu." ujar Diego.
"Lebay... Aku lelah Diego, Pliiis bukankah kau sudah lama hidup di dunia antah berantah ini?" ujar Dylan.
"Kemarilah," seru Diego sambil merentangkan tangannya agar Dylan masuk kedalam pelukannya.
Dylan peka dan paham langsung memeluk Diego. Tubuh kekar Diego yang hangat membuat Dylan nyaman. Dylan bahkan tertidur di pelukan Diego, lalu Diego mengangkat Dylan membaringkannya di dalam ruangan yang indah di dalam gua itu. Diego berbaring di sebelah Dylan sambil memelum Dylan erat. Dylan semakin memeluk erat tubuh Diego, seolah tidak ingin lepas dan jauh darinya. Diego tersenyum, lalu mencium puncak kepala Dylan.
"Aku tahu kau sangat lelah dan bingung dengan ini semua, sebentar lagi kau akan mengetahui semuanya." seru Diego.
Dylan menatap Diego, kemudian Dylan berbicara. "Ya, aku sangat bingung dengan ini semua. Aku tidak mengerti kenapa orang-orang ingin membunuhku?"
"Itu karena mereka menginginkan apa yang tidak mereka miliki. Rainbow Dragon dan Peonix, karena kedua makhluk itu sangat kuat, bahkan hanya dengan jentikan jarimu saja, kau bisa membumi hanguskan semua ini." ujar Diego.