Third

16.3K 1.3K 31
                                    

23.56.

"Aku mencintaimu!"

"Aku tidak suka Anna, dia terus merebut mu dariku."

Arnold terkekeh, "Teruslah bermimpi! jalang seperti tidak pantas untukku."

"Anna yang jalang! bukan aku!"

"Jangan samakan dirimu dengan Anna-ku!"

"Tapi aku mencintaimu."

"Aku tidak peduli, mati lah."

Delina terus bergerak kesana kemari, pelipisnya di penuhi oleh keringat yang terus keluar.

Arnold yang sudah kembali melihat Delina yang akan terbangun langsung keluar untuk memanggil suster.

"Aku mencintaimu, Arnold."

"Huh!" Delina langsung terbangun dari tidurnya. Memijat pelipisnya lalu mengedarkan pandangannya ke segala arah.

Hingga pandangannya tertuju sosok yang berada di pojok ruangan tersebut. Delina bangkit lalu menghampiri sosok tersebut.

"Hei? siapa kamu? mengapa kamu diam disitu?" tanyanya berjalan perlahan membawa selang infusnya.

"Kemari lah Delina." Tutur sosok itu.

Tanpa takut sedikitpun, Delina menghampiri sosok itu, dan berdiri tepat di depan sosok tersebut.

Sosok itu tersenyum hangat terhadap Delina, "Aku Lunara." Ucapnya.

"Apa aku mengenal mu?" tanya Delina.

Lunara terkekeh kecil, "Tentu saja kamu mengenal ku, Lunara, tokoh 'Rose flowers'."

Sejenak Delina merenung, lalu terlintas nama novel itu beserta isinya. "Oh ... Lunara." Ucapnya sambil berangguk-angguk.

Seakan tersadar, Delina menggeleng lalu memukul kepalanya pelan. "Ah, aku masih bermimpi ternyata." Ucapnya lagi sambil menatap Lunara.

"Tidak Delina! ini bukan mimpi, lihatlah." Ucap Lunara sambil bergeser, hingga kaca di belakangnya tepat berada di hadapannya.

Delina mengangkat sebelah alisnya bingung, "Kamu punya kembaran?" tanyanya lalu menyentuh bayangan yang di dalam cermin.

Kembali tersadar, Delina menutup mulutnya menatap horor bayangan nay di cermin.

"Apakah saat bangun kamu terus bertanya-tanya kamu ada di mana? dimana kedua orang tuamu? mengapa kamu tidak mati?" Ucap Lunara memperjelas.

"Tentu saja, bahkan aku sangat bertanya-tanya mengapa aku bisa merasakan yang tidak pernah aku rasakan." Ucap Delina membenarkan kata-kata Lunara.

"Jiwamu masuk kedalam tubuhku Delina." Ucap Lunara.

Awalnya Delina terdiam, kemudian tertawa seakan tidak percaya.

"Delina, dengarkan aku! waktunya hanya sedikit." Tegas Lunara membuat Delina terdiam.

"Delina, ragamu sudah mati di dunia sana, maka hiduplah di tubuhku, aku sudah lelah, aku menyerah." Ucap Lunara lagi.

"Kau gila? tidak sepertinya aku yang gila." Ucapnya masih tak percaya.

"Delina, kini kau adalah Lunara, hiduplah semaumu, berbahagialah, bagaimanapun kamu tidak akan bisa kembali ke duniamu."

"Tapi ini kan hanya dunia fiksi!" Sentak Delina.

"Semua kehidupan sama berharganya Delina
Entah itu fiksi menurut mu, atau pun asli menurut kami."

The main villain's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang