Paris-prancis, 18:16.
Lunara menendang kerikil kecil di depannya. Setelah mengata-ngatai nya, Arnold pergi begitu saja dengan Anna.
Mengingat Anna yang tidak melakukan apapun saat itu membuat Lunara kesal, seolah ada yang mengganjal di hatinya, "Bagaimana dia bisa se-congkak itu?!" gerutunya yang mulai berjongkok.
"Menyebalkan, disaat seperti ini handphoneku entah pergi kemana." Ucap Lunara sambil memijat tumitnya.
Gadis itu menatap langit yang menampakkan indahnya dengan cahaya oren.
"Sial, apa yang aku lakukan?!" gadis itu bangkit lalu bergegas kembali ke dalam rumah sakit.
Mengapa dirinya harus berdiam diri mencari tahu dimana alamat rumah Arnold jika di dalam sana ada Andra? benar-benar bodoh.
"Lunar?"
Gadis itu menghentikan langkahnya lalu berbalik, menatap pria tinggi yang baru saja memanggil namanya.
Lunara menunjuk dirinya memastikan bahwa Lunar yang dimaksud adalah dirinya.
"Astaga, apa kau tidak mengenalku? parah sekali." Tanya pria itu.
"Memang tidak." Jawab Lunara jujur.
Pria itu terkekeh mendengar jawaban yang Lunara berikan. "Mengapa kau semakin lucu." Ucapnya hendak mengacak surai Lunara. Namun gadis itu mundur sehingga tidak mengenainya.
"Lihatlah, kau seperti kucing, lucunya."
Lunara memandang horor pria itu, "Dia gila?" batinnya.
"Maaf, tapi aku tidak mengenalmu, terlebih aku harus segera menemui seseorang." Ucap Lunara sambil menunduk.
"Aku teman suamimu yang kejam itu, bagaimana bisa kau tidak mengingatnya?" tanyanya bingung.
"Benarkah?" tanya Lunara.
Pria itu menganggukkan kepalanya tegas.
Lunara ikut mengangguk, "Baiklah, jika kau temannya, maka antarkan aku pulang." Ucap Lunara. "Dimana mobilmu?" lanjutnya sambil menunjuk-nunjuk mobil acak.
"Sial, mengapa kau semakin menggemaskan. Padahal aku ada urusan didalam, tapi kurasa aku bisa menundanya untukmu." Ucapnya.
"Aku istri temanmu." Jawab Lunara asal.
Lagi-lagi pria itu terkekeh kecil, "Dia tidak menyukaimu, jadi ku anggap kau bukan siapa-siapanya." Ucapnya.
"Ayo!" ajaknya sambil menggenggam tangan Lunara menuju kendaraan pribadinya.
"Jadi siapa namamu?" tanya Lunara sambil melihat tangannya yang di genggam.
Rasanya aneh, genggaman pria ini, sama seperti saat ayahnya dulu menggenggamnya. Nyaman.
Atau memang semua genggaman pria seperti ini? Arnold memang bajingan.
"Cakra."
***
Arnold on
Apa dia belum pulang juga? entahlah, bagaimana bisa aku kepikiran akan tentangnya.
Sejujurnya, aku tidak mengetahui apapun tentangnya, yang ku tahu dia hanya gadis kasar dan egois.
Lunara, gadis yang sedang kupikirkan saat ini. Kurasa, aku sedang sakit.
Aku tahu, gadis itu mencintaiku lebih dari apapun, bahkan jika ku tawarkan kematian untuk mendapatkan cintaku, mungkin dia akan melakukannya.
Bodoh.
Aku tidak suka wanita yang bodoh akan cinta. Mereka bisa membahayakan, itu sebabnya Lunara berbahaya untuk Anna.
KAMU SEDANG MEMBACA
The main villain's wife
FantasyDelina, sosok yang di kelilingi sejuta kasih sayang harus kehilangan nyawanya pada umur 20 tahun karena penyakitnya. Namun takdir tidak ada yang tahu, tiba-tiba Delina kembali terbangun CIPA adalah penyakit bawaan lahir yang tergolong langka. Kondi...