Thirteenth.

13.5K 972 42
                                    

Arnold menatap Lunara yang tengah memejamkan matanya lamat.

"Apa yang terjadi?" tanya Andra membuat Arnold menoleh.

"Apa dia baik-baik saja?" ucap Arnold berbalik bertanya.

"Kurasa sebentar lagi dia akan siuman." Jawab Andra membuat Arnold mendesah lega.

"Tapi aku serius bertanya, mengapa dia bisa kehilangan kesadarannya?" Ucap Andra mengulang pertanyaan.

Pria itu hanya menggelengkan kepalanya lalu menunduk. "Aku tidak tahu bahwa dia akan memasuki kamarku seperti itu." Gumam Arnold membuat Andra mengerutkan keningnya tak mengerti.

"Bukankah dia Lunara?" tanya Arnold menatap Andra serius.

Andra hanya menatap prihatin kepada Arnold, "Kau sudah mencintainya? tak biasanya kau gila seperti ini. Tentu saja itu Lunara."

Arnold tersenyum mendengar jawaban Andra, pria itu meraih kedua tangan Lunara untuk di genggam nya.

Andra yang melihat itu semakin khawatir dengan kondisi saudaranya.

"Aku takut kau gila." Celetuk Andra yang tak di hiraukan oleh Arnold.

Merasa di diamkan, Andra pergi setelah menitip pesan jika Lunara sadar segera panggil dirinya. Namun, Arnold tetap saja diam.

"Hah! dasar pria labil." Serunya sebelum akhirnya pergi.

Arnold mengusap kening Lunara saat gadis itu terlihat berkeringat. "Apa kau mimpi buruk, Nara? padahal disini dingin." Gumamnya sambil mengelus surai Lunara.

"Cepatlah bangun, aku merindukanmu, Nara."

***

"Kau akan melompat?"

Mendengar suara asing, Delina sontak membuka matanya refleks.

Dia berkedip saat melihat Arnold dengan wajah jauh lebih muda dan mengenakan seragam sekolah?

"Aku bicara denganmu, apa kau tuli?" tanya Arnold lagi.

Sekali lagi Delina berkedip bingung, "Ini dima-"

"Apa urusannya denganmu?"

Terkejut ada suara lain, Delina berbalik dimana seorang perempuan dengan seragam berbeda berada di ujung batas gedung tinggi.

Delina menutup mulutnya tak percaya saat perempuan itu berbalik berhadapan dengannya.

"Lunara!" Pekiknya yang entah mengapa merasa senang.

Delina sedikit berlari kecil menghampiri Lunara yang menatapnya datar. Saat berada di dekat Lunara, Delina mendekap tubuh itu erat.

Erat?

Gadis itu menatap kedua tangannya tak percaya saat tak dapat menyentuh Lunara. Dia transparan?

"Apa kau mendengar ku?" tanya Delina memastikan.

"Kau bodoh? tentu saja bermasalah." Melupakan kebingungannya, Delina kini malah mengamati keduanya.

"Apa masalahmu? dasar menyebalkan." Berseru pelan saat mengatakan kalimat terakhir.

Arnold yang berada di pojokan, bangkit menghampiri Lunara lalu menggenggam tangan Lunara sambil menyeretnya keluar dari area rooftop.

Delina yang melihat keduanya beranjak, langsung bergegas mengikutinya dari belakang.

"Dasar pria gila! apa kau akan menculik ku?!" Seru Lunara memberontak.

Delina berkedip sadar akan yang terjadi. Gadis itu sedikit mempercepat langkahnya dan berjalan mundur saat tepat di hadapan Arnold. "Apa kau sungguh akan menculiknya?" tanyanya.

The main villain's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang