Seventh.

15.1K 1.3K 18
                                    

Paris-Prancis, 08.00.

"Apa kau akan terus berdiam diri tanpa berbincang denganku?"

Lunara yang baru selesai makan menoleh ke arah Arnold dengan bingung, "Kenapa?" tanyanya heran.

Arnold mengeratkan rahangnya, "Lupakan!" serunya sambil memalingkan wajah.

"Dia kenapa sih? aneh banget." Gumam Lunara yang kebingungan.

Bukan tanpa sebab Lunara hanya diam dan menatap tembok. Gadis itu sebenarnya sedang memikirkan dirinya saat ini ada di bagian berapa.

Oh apakah ini puncaknya konflik?

"Apakah Anna ... "

"Tidak! maksudku temanmu, em ... ah lupakan saja." Ucap Lunara ragu menanyakan apa yang ada di fikirannya.

Arnold yang menunggu apa yang akan Lunara ucapkan merasa geram ketika wanita di depannya ini tidak jadi berbicara.

"Jika ini konfliknya, apa sebentar lagi aku akan mati? sayang sekali, padahal aku baru merasakan beberapa makanan." Ucap Lunara sendu sambil menunduk.

"Konflik apa?"

Lunara menatap Arnold horor seakan tak percaya jika pria itu mendengar gumaman nya, padahal dia hanya berbisik.

"Kenapa kamu banyak bicara?! setahuku kamu tidak suka berbicara denganku!" seru Lunara mengalihkan topik.

Arnol menatap Lunara tajam, lalu bangkit dari duduknya dan beranjak pergi.

Namun saat berada di pintu, pertanyaan Lunara membuatnya menghentikan langkahnya.

"Aku hanya bertanya, apa benar Anna sudah punya kekasih?" cicit Lunara saat Arnold menghentikan langkahnya dan menatapnya.

"Jika kamu tidak ingin menjawabnya, kamu boleh pergi, aku benar-benar hanya bertanya." Jelasnya saat mengingat yang sudah terjadi terakhir kali menanyakan hal yang sama.

"A - atau, kamu bisa melupakan apa yang aku tanyakan!" ucap Lunara lagi sambil merebahkan tubuhnya membelakangi Arnold.

Kenapa lelaki itu hanya diam dan menatap saja?! Batin Lunara tatkala respon Arnold yang tidak bisa ia mengerti.

"Apa urusannya denganmu? apa sebegitu pentingnya?" tanya Arnold membuat Lunara berbalik menghadapnya.

"Tentu saja!" seru Lunara, itu karena hidupnya bergantung pada hal ini.

"Apa kau bahagia karena bisa sepuasnya mendekati ku jika Anna sudah memiliki kekasih? jangan bermimpi! Sudah kuduga, kau tetap sama."

Lunara memandang Arnold aneh, "Apa yang kamu bicarakan?"

Arnold melangkah perlahan mendekati Lunara, membuat gadis itu perlahan bangun dan mundur.

Tangannya menggapai pinggir kasur, agar dia tahu dimana batasnya.

Tapi saat Arnold tepat di depannya, Lunara melupakan akan batas kasurnya, "Akh!" jeritnya menutup mata saat tahu akan terjatuh.

Namun, alih-alih terjatuh, Lunara merasakan tangan menahan punggungnya sehingga tidak jadi terjatuh.

Perlahan matanya terbuka, dan langsung berhadapan dengan wajah Arnold.

Pria itu tersenyum kecil saat melihat Lunara ketakutan berada di dekatnya.

Tanpa melepaskan punggung Lunara, Arnold meraih dagu Lunara dengan tangan satunya.

"Dengar ini baik-baik!" seru Arnold sedikit mencengkram rahang Lunara.

"Kubilang tutup mulutmu." Desis Arnold sambil mencekik leher Lunara.

Ingatan itu muncul begitu saja dalam pikiran Lunara saat Arnold meraih rahangnya.

The main villain's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang