Fourth.

15.6K 1.3K 11
                                    

Paris-Prancis, 06.15.

Tok! tok! tok!

Lunara menggeliat dalam tidurnya lalu mengerjakan pelan, "Ah jam berapa ini?" ucapnya mengambil handphone di lemari kecil sebelah kasurnya lalu meletakkan kembali setelah melihat jamnya.

Semalam, tepat tengah malam, Arnold kembali dan menyuruh nya untuk pulang malam itu. Hingga mau tak mau, Lunara harus pulang malam itu.

Lunara bangun lalu menuju pintu, membukanya sedikit dan mengeluarkan wajahnya dari balik pintu.

"Kenapa Bu?" tanya Lunara dengan penampilan acak-acakan.

"Maaf nyonya, tuan Eastern sudah menunggu untuk sarapan." Ucap Meli, yang tak lain ART terpercaya Arnold.

"Hm, baiklah, aku akan cuci muka sebentar." Ucap Lunara kemudian kembali menutup pintu kamarnya.

"Nyonya!" seru Meli membuat Lunara mengurungkan niatnya menutup pintu.

Lunara mengangkat sebelah alisnya seakan bertanya, 'Kenapa?'

"Nyonya, jangan panggil saya ibu, panggil Bi Meli saja." Ucap Meli.

"Tidak apa, aku lebih suka memanggil Bu Meli, dengan Ibu." Ucapnya sambil tersenyum lalu menutup pintu kamarnya tanpa menunggu ucapan Meli.

•••¥•••

Arnold menatap Meli yang hanya turus sendiri, kenapa wanita itu tidak juga turun?

"Maaf tuan, nyonya baru bangun tidur, beliau bilang akan turun setelah cuci muka." Ucap Meli menunduk.

"Siapkan makanannya sekarang." Ucap Arnold yang melihat Lunara turun tangga dengan pakaian yang masih sama dengan semalam.

"Selamat pagi Ma-" Lunar menghentikan ucapannya saat melihat makhluk di depannya bukan kedua orangtuanya, menghembuskan napas kecil lalu duduk tepat di depan Arnold.

Arnold menatap Lunara yang tidak melanjutkan perkataannya.

"Paman." Ucap nya melanjutkan perkataannya yang tertunda.

"Apa aku terlihat seperti pamanmu?" tanya Arnold yang tidak di jawab oleh Lunara.

"Apa aku baru sadar, atau semalam buta? mengapa makhluk di depanku sangat terpahat dengan sempurna?" Batin Lunara tanpa sadar memandangi wajah Arnold dengan senyum mengembang.

"Apa setelah semalam gila, sekarang kau jadi bodoh?" Ucap Arnold membuat Lunara tersadar lalu berdecak.

"Apa setelah semalam kasar, sekarang kau jadi biopolar?" Ucap Lunara mengikuti ucapan Arnold sedikit sarkastik.

"Terimakasih Bu Meli." Ucapnya tersenyum saat Meli meletakkan semua makan di depannya.

"Mengapa kau memanggil nya ibu?" tanya Arnold lagi.

"Apa masalahnya denganmu? aku hanya ingin saja, lagi pula dia adalah orang tua, tidak pantas di panggil bibi." Ucap Lunara sambil menuang makanan ke piringnya.

"Lalu apa kau akan memanggil mereka semua ibu?" tanya Arnold yang terus memperhatikan Lunara.

Lunara menengok kebelakang menatap tak percaya jika ada 10 orang lebih berada di belakangnya yang menggunakan pakaian yang sama.

The main villain's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang