Eighth.

14.9K 1.2K 102
                                    

Paris-prancis, 16:28.

Lunara on.

Sore ini, Andra mengijinkan aku untuk pulang, "Jika kau mau pulang, kau bisa melakukannya nanti sore." Begitu katanya.

Jadi saat ini aku berbenah untuk mempersiapkan kepulangan ku yang di bantu Bu Meli.

Namun aku sedikit heran, seingatku Lunara memliki orang tua, tapi mengapa tidak ada satupun yang menjenguk ku? Entahlah, aku tidak mau memusingkan itu.

Bukan apa, hanya saja aku masih bingung dan tidak tahu apa yang harus kulakukan disini, aku sungguh tidak tahu.

"Sudah selesai, apa kau akan langsung pulang?" tanya Andra.

Aku selalu tidak mengerti apa yang dia tanyakan, aku tahu dia mengetahui jawaban yang dia tanyakan, tapi mengapa dia selalu menanyakan padaku?!

Menjengkelkan.

"Menurutmu?!" jawabku ketus.

"Mengapa kau selalu menjawab -"

"Diamlah, mulutmu bau." Ucapku memotong Andra yang sedang berbicara.

Aku bosan mendengar pertanyaan tak berbobotnya. Padahal dalam cerita aslinya, Andra hanya sekali dua kali terlihat, tapi mengapa aku terus melihatnya tiap hari?

"Kau tidak akan menunggu Arnold dulu?" tanya Andra lagi membuatku mendelik.

"Kamu yakin dia akan datang kembali kesini lagi?" tanyaku sedikit sarkas. Tentu saja tidak, bahkan nyawa Lunara saja tak pernah Arnold pedulikan.

Aku meraih handbag yang berisi bajuku, sebagian sudah di bawa Bu Meli ke parking area.

"Apa yang kau lakukan?"

Arnold.

Orang yang baru saja bertanya adalah Arnold yang berdiri di depan pintu dengan sorot mata yang datar.

Sial, wajah tampannya membuatku takut.

Aku bukan wanita naif yang bisa di perlakukan seperti apa saja oleh pria, hanya saja aku takut.

Dimana ada manusia tidak takut jika sudah diperlihatkan dengan kematiannya? terlebih aku belum tahu apa yang harus ku lakukan kedepannya. Aku hanya jiwa sakit yang tersesat.

"Apa kau akan pulang?"

Aku berkedip pelan saat melihat sosok yang muncul dari balik tubuh Arnold.

"Kudengar kau sakit."

Lunara of.

***

Andra yang awalnya tidak peduli dengan kehadiran Arnold kini berbalik saat mendengar suara yang di kenalnya.

"Anna? kau disini?" tanya Andra dengan suara riang.

Lunara menatap muak ke arah Andra, bagaimana bisa sikapnya berbanding terbalik saat bersamanya.

"Ku dengar, Lunar sedang sakit, jadi aku memaksa Arnold agar mengajakku untuk menjenguknya."

Lunara yang mendengarnya mendecih sinis, setahunya bukankah mereka baru saja bersitegang tiga hari yang lalu? tapi mengapa dia datang seolah tidak memiliki harga diri.

"Apa kau sudah tak apa?" tanya Anna tertuju pada Lunara.

Lunara hanya menjawab dengan anggukan dan sedikit senyum.

"Apa dia sungguh sudah sehat?" kali ini Anna bertanya kepada Arnold yang masih menjadi tembok penghalang.

"Itu yang dia katakan." Jawabnya singkat.

The main villain's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang