Fifth.

15.2K 1.2K 18
                                    

Paris-Prancis, 10.07.

Lunara mengangkat tangannya menghalangi matahari yang masuk lewat jendela kamarnya. Matanya menatap infus yang menempel di lengannya.

Sial, sepertinya ini sial karena menjadi istri Arnold. Bagaimana bisa dalam kurun waktu kurang dari 24 jam, dia di infus dua kali!

Mengingat kejadian beberapa waktu lalu, sejujurnya Lunara tidak menyimpan dendam terhadap Arnold, hanya saja ia sangat kesal. "Apa pria tua itu ingin membuatku mati karena makanan?!" ucapnya menggerutu.

"Haus,"

Lunara melirik lemari di sebelah tempat tidurnya, untungnya di sana sudah ada air di gelas besar.

Lunara mencoba untuk duduk, kepalanya masih pusing dan tubuhnya masih sangat panas. Namun karena itu Lunara akhirnya tahu rasa sakit ketika sakit yang sebenarnya.

Setidaknya ia bersyukur karena masih bisa hidup dalam kehidupan normal ini.

"Kau sudah bangun." Ucap Andra yang baru memasuki kamar Lunara.

Lunara yang akan mengambil minum, menghentikan tujuannya lalu menatap lelaki yang tidak di kenali mendekatinya.

"Apa kau sungguh amnesia? aku Andra." Ucap Andra mengambil air untuk Lunara.

"Tidak, aku tahu kau Andra, sepupu Arnold." Ucap Lunara sambil menegak minumnya.

"Aku tahu kau hanya sandiwara." Ucap Andra.

Setelah gelas di tangannya kosong, Lunara mengembalikan kepada Andra. "Pikirkan apa yang ingin kau pikirkan." Jawabnya.

Andra terkekeh kecil, harus nya wanita di depannya ini menjawab, "Ini bukan urusanmu, berhenti ikut campur, lagi pula itu kebaikan untuk Arnold juga." Dengan nada yang ketus.

"Kau gila, tidak ada yang lucu tapi tertawa." Ucap Lunara sambil menatap Andra prihatin.

"Jahat sekali, aku hanya tertawa." Ucap Andra tak terima. "Apa ada yang sakit?" tanya Andra sambil menyentuh kening Lunara.

"Seluruh badanku sakit dan lemas." Jawab Lunara.

"Demamnya belum turun." Ucap Andra bergumam.

"Kapan aku akan sembuh?" kali ini Lunar bertanya.

"Kalau kau kuat, besok akan sembuh." Jawab Andra seadanya.

Lunar mencebik kesal, "Tidak bisa sembuh nanti sore?" tanya Lunara lagi, membuat Andra menatapnya heran.

"Mengapa? apa ada tempat yang akan kau kunjungi?" tanya Andra penasaran.

Andra tidak tahu, sejak kapan ia bisa berbicara nyaman dan santai seperti ini dengan Lunara. Padahal sebelumnya, mereka selalu berdebat karena masalah Anna.

Namun satu yang harus diketahui, Andra tidak pernah membenci Lunara.

"Menemui Arnold, bukankah dia sedang bersama Anna?"

"Kau akan mengganggunya lagi?" tanya Andra dengan nada yang berbeda dari sebelumnya.

"Tidak, aku akan meminta cerai di hadapan Anna agar dia tidak bisa menolak permintaan ku." Jelas Lunara.

Andra menatapnya tak percaya, apakah gadis didepannya sungguh Lunara yang ia kenal?

"Pergilah, aku akan tidur, kepalaku sangat sakit."

Andra keluar dari kamar Lunar dengan pikiran yang kosong. Setelah berada di luar kamar, Andra meraih handphone nya lalu menelpon seseorang.

"Jika kau tidak ingin di ceraikan di hadapan Anna, segeralah pulang."

The main villain's wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang