Bab 28

3.3K 79 6
                                    

Happy reading Phi/Nong-kha~~
Jika ada typo tolong beritahu 🙇🏾‍♀️

Itt mengangguk, tapi Day tetap tenang seperti biasanya.

"Apakah kamu tertawa sekarang?" Dia bertanya dengan curiga karena dia merasa Day sebenarnya menertawakannya.

"Siapa yang menertawakan apa?" Day bertanya pelan.

"Jadi ini yang kamu sebut 'rekonsiliasi'?" tanya si jangkung. Wajah Itt berseri-seri saat menyadari dia sedang memeluk Day. Itt bangkit dan duduk lagi di sebelah Day.

"Sial... jadi apa yang harus kulakukan? Sebenarnya, aku tidak perlu melakukannya." Dia berkata dengan suara gemetar untuk menutupi rasa malunya sendiri.

"Kamu tidak harus melakukan ini, tapi kamu meminta untuk kembali bersamaku," kata Day dengan suara tenang. Itt mengatupkan bibirnya tak percaya.

"Rekonsiliasi seperti apa yang kamu ingin aku lakukan? Aku benar-benar tidak tahu harus berbuat apa," katanya pelan.

"Jadi menurutmu apa yang paling memuaskan?" Day bertanya pelan. Itt berdiri dan berpikir sebelum wajahnya memerah lagi karena dia bisa mengerti arti kata-kata Day.

"Kamu sedang bermimpi jika kamu pikir aku akan melakukan hal seperti itu," katanya segera.

"Jadi, sudahkah aku memberi tahumu apa yang ingin kau lakukan? Aku tidak memintamu untuk melakukannya," jawab Day. Hal ini membuat Itt berhenti, dia memang tidak perlu berdamai, dia tidak perlu melakukan apa-apa, namun sosok transparan itu merasa tidak nyaman ketika Day pura-pura mengabaikannya.

"Ada lagi? Aku mau nonton film," kata Day sebelum berbalik untuk melanjutkan menonton film. Itt kembali duduk perlahan. Pikirannya bingung dan bimbang. Day tidak terlalu peduli dengan Itt, dia hanya menonton filmnya sampai selesai. Day menatap Itt sejenak ketika sosok transparan itu berpura-pura tidur dengan mata terbuka lebar, dia tahu dia tidak sedang tidur. Day bangun, mematikan televisi dan lampu kamar tidur, semuanya menjadi gelap. Berbaring di tempat tidur, Itt mengerjapkan mata saat Day menyelimuti punggung Itt, Day bertingkah seperti Itt sedang tidur.

"Day... kau benar-benar tidak marah padaku?", tanyanya pelan.

"..."Day terdiam, tidak mengatakan apa-apa.

"Aku tidak nakal seperti perempuan. Kamu juga," ujarnya. Tapi Day tetap diam seperti biasa.
-Nakal:Berarti, sesuatu seperti itu :)

"Apakah kamu sudah tidur?" Itt berkata pada dirinya sendiri dengan tenang sebelum perlahan duduk, tidak nyaman dan tidak bisa tidur. Day masih berbaring telentang.

"Idiot, jahat, idiot berhati hitam," gumamnya dan mengutuk.

"Sialan, satu kata lagi dan aku akan menjatuhkanmu dari tempat tidur." Suara Day terdengar, tapi dia masih berbaring membelakangi Itt. Sosok itu mundur sedikit dalam kegelapan.

"Kenapa kamu banyak mengeluh? Tidurlah," kata Day lagi dan tidak peduli lagi, Itt duduk, menggigit bibir bawahnya ragu, ragu-ragu sebelum mengulurkan tangan untuk meremas lengan Day dengan lembut.

"Day...Day...silakan ke sini", kata Itt..

"Ada apa denganmu, Itt ?!" Day berguling untuk berbaring telentang dan bertanya pada Itt dengan nada tegas.

Cuuppp...

Day sedikit terkejut ketika Itt tiba-tiba menurunkan wajahnya ke arahnya dan meletakkan bibir lembutnya di bibir hangat Day, dan dengan cepat menarik diri tanpa gangguan. Itt senang Day mematikan lampu, kalau tidak, sosok jangkung itu pasti tahu wajahnya sangat merah hingga hampir meledak.

"Apasih yang kamu lakukan?" tanya Day, membuat Itt marah.

"Bagaimana kabarmu? Apakah kamu puas?" Kata Itt dengan lembut.

Love Syndrome : Day-Itt Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang