Bab 50

2.1K 63 2
                                    

Happy reading Phi/Nong-kha~~
Jika ada typo tolong beritahu 🙇🏾‍♀️

Saat menunggu di luar ruang gawat darurat, ayah Itt menjadi tegang. Dia tidak banyak berbicara dengan siapa pun, tidak ada yang tertarik untuk berbicara karena dia menunggu hasil dari Daydan Itt. Nick masih terisak di samping Neil. Segera pintu ke ruang gawat darurat terbuka. Ayah Itt langsung bergegas ke dokter.

"Dokter, bagaimana kabarnya?" tanya ayah Itt dengan suara serak.

"Tn. Itthipol sudah selamat. Sekarang orang yang terluka tidak sadarkan diri karena kehilangan banyak darah, tetapi kami memberinya darah dan dia akan berada di ruang pemulihan," kata dokter tersebut.
(T/N: Itthipol adalah nama Thailand Itt)

"Bagaimana dengan pasien yang lain, dok?" tanya Neil pada Day.

"Adapun Tuan. Rawipol, dia sangat beruntung. Peluru tidak mengenai organ vital, tetapi tubuhnya terluka, menyebabkan tubuhnya sedikit memburuk, tetapi dia sekarang dianggap di luar batas bahaya. Kami harus melihat gejalanya sebentar dan kemudian kami akan membawanya ke ruang pemulihan seperti biasa," kata dokter itu lagi. Nick memeluk Neil dan berteriak lega. Ayah Itt menghela napas dalam-dalam dan berterima kasih kepada dokter.

"Ayah," Nick memanggil ayah Itt dengan suara bergetar.

"Ada apa, Nick?" jawab ayah Itt.

"Tentang Day dan Itt...aku mau..." Nick hendak berkata. Ayah Itt mengangkat tangan untuk menghentikannya.

"Tidak, aku baru membicarakannya sekarang. Aku akan mencari kamar khusus sekarang," kata ayahnya, sebelum pergi. Nick menatapnya dengan ekspresi khawatir.

"Beri waktu. Kurasa sebaiknya kau menelepon Gear dulu," kata Neil. Nick menyalakan telepon dan memberi tahu temannya tentang kondisi Itt dan Day. Sekarang saya hanya bisa berdoa untuk meminta ayahnya menerima hubungan antara Day dan Itt.

~~~~~

"Kamu... Itt, bangun," suara yang akrab terdengar dari sampingnya. Itt mulai terbangun, perlahan membuka matanya dan mendapati ibunya sendiri duduk di sebelahnya. Ada langit-langit putih bersih yang menonjol.

"Mommy" Itt memanggil ibunya dengan suara serak.

"Minumlah, Itt," kata ibu Itt, sebelum menyerahkan gelas dengan sedotan untuk diminum. Itt minum dengan haus hingga gelasnya kosong. Kemudian dia menutup matanya lagi untuk menyesuaikan penglihatannya. Ingatan lama kembali padanya, suara tembakan, bau darah. Mata Itt langsung melebar.

"Bu... Day... Day...! Ini Day!" Dia ingat Day, Itt memaksa dirinya bangun dari tempat tidur.

"Kamu mau kemana? Itt, berbaring, apa kamu tidak sakit?" Ayah Itt dengan cepat menidurkan putranya. Wajah Itt pucat, begitu pula bibirnya.

"Ayah... aku akan menemui Day... Dimana Day? Bagaimana kabarnya?", tanya Itt dengan suara bergetar.

"Day, dia tidak punya apa-apa. Dokter mengurungnya di ruang pemulihan saat fajar. Dia terbaring di kamar sebelah," jawab ayah Itt dengan tenang, matanya berbinar.

"Tunggu... benar ayah... tidak apa-apa kan?... aku akan lihat sendiri." Itt hendak bangun dari tempat tidurnya, namun ayah Itt tetap menahannya karena melihat anaknya tidak memperhatikan serum dan darah yang tergantung di lengannya.

"Ke mana kamu pergi dalam situasi seperti itu? Kau gila? Sudahkah kamu melihat kondisimj ?!" Kata ayah Itt sambil memarahi. Itt membeku.

"Kamu... berbicara dengan baik kepada putramu," ibu Itt memarahi suaminya.

"Yah, lihat dia. Dia hampir tidak membuka matanya. Pernahkah kamu berpikir untuk memperhatikan? Apakah ayah dan ibumu patah hati, khawatir atau sedih? Siapa yang melihat putranya tertembak sampai dia harus pergi ke rumah sakit? Apa kau sudah memikirkan ibu dan ayahmu, Itt?" Kata ayah Itt, suaranya bergetar, matanya mulai memerah, Itt semakin membeku saat melihat kondisi ayahnya.

Love Syndrome : Day-Itt Book 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang