3. gery_meet him again

17.3K 861 81
                                    

Sepi...
Aku sebenarnya malu harus terus bicara kepada sepi..
Sepi yang hadir perlahan dan kemudian..
Jangan berprasangka karena sepi hadir juga untuk menemani..
Masih dicari rindu yang hilang diantara sepi...
Sepi...
Salamkan rindu ku untuknya..
_gery alden_

Akhirnya aku dapat menapaki lagi kaki disini. Dimana negara yang menjadi saksi kelahiran ku. Saat aku sampai dibandara, anak buah ku sudah menyiapkan segalanya. Rasanya aneh dulu aku yang bertugas menyiapkan segala kepentingan untuk ben -bos ku- . Tapi saat ini aku berada diposisi yang berbeda. Ternyata benar teori dunia itu bulat. Tidak selamanya orang berada dibawah, kadang hidupnya akan berada diatas atau sebaliknya.

Aku masuk kedalam sebuah mobil limosin hitam bersama dengan deria putri kecil ku. Mobil ini akan membawa ku ketempat tinggal ku disini untuk sementara. Tubuh ku butuh istirahat sejenak setelah perjalanan cukup jauh.

Setelah menidurkan deria di ranjang besar ku, aku memilih untuk membersihkan badan ku. Sekitar satu jam aku berendam dalam air hangat, membuat tubuh ku rileks kembali.

Aku mengecek beberapa notip di ipad ku. Tentang schedule ku selama berada dinegara ini. Besok tepatnya aku menemui sebuah perusahaan finance yang akan menyuntikan dana untuk perusahaan ku. Aku sangat beruntung masih ada perusahaan yang percaya kepada perusahaan ku.

Ku dengar deria menangis, mungkin gadis kecil ku lapar. Dengan santai aku bergerak ke arah dapur dan membuatkan deria sebotol susu. Sebelumnya aku mencoba dulu susu itu cukup hangat untuk ku berikan kepadanya. Aku sudah terbiasa melakukan ini setelah 3 bulan mengurus deria seorang diri. Walau aku memiliki baby sitter tetapi hampir semuanya aku yang mengurus. Baby sitter hanya bertugas saat aku sedang meeting.

"Anak ayah haus?" Ku baringkan tubuh ku disampingnya dan menyodorkan sebotol susu kemulut bidadari kecil ku. Tangan kecilnya mengusap-usap wajah ku, dan matanya menatap ku tanpa berkedip.

Rasanya lucu sekali melihatnya. Aku dengan masa lalu kelam ku, saat ini melakukan pekerjaan seorang wanita. Seperti menyusui deria. Dimana kepribadian ku yang dulu? Yang dengan tangan dingin membunuh banyak orang.

Karena begitu lelah aku tertidur disamping deria sambil terus menyusuinya. Berniat menyiapkan sedikit tenaga ku untuk esok.

****

Aku memasuki sebuah perusahaan finance dengan beberapa orang kepercayaan ku. Saat ini putri kecil ku juga ku bawa, deria di asuh oleh baby sitternya. Karena sudah membuat janji sebelumnya dengan CEO perusahaan ini, aku langsung menuju ruang tunggu.

Tangan kanan kepercayaan ku memberikan ku beberapa berkas mengenai perusahaan ini. Aku mempelajari dengan seksama agar tidak terjadi kesalahan nantinya. Ku lihat deria tengah tertidur dalam gendongan pengasuhnya. Aku akan tenang jika deria tidak menangis.

Kleek..
Pintu ruang tunggu terbuka, sosok sekretaris cantik memberitahukan bahwa diriku telah ditunggu oleh CEO. Dengan kepercayaan diri tinggi aku melangkah menuju ruangan yang di sebut. Saat aku dan assisten ku masuk, tampak seorang pria sedang duduk menghadap kearah jendela besar. Sebelumnya aku memang sudah tahu bahwa CEO dari perusahaan ini seorang pria kurang lebih berumur sama seperti ku.

Diatas meja nya terdapat sebuah papan nama bertuliskan nama besarnya. Ian G. CEO of NEAD Finance.

"Eheem..." aku berdehem agar dia menyadari aku telah datang. Dan betapa kagetnya aku dan dia. Ternyata pria inilah yang selama ini dicari oleh istri ku, delia. Dia adalah pria brengsek yang dengan santainya meninggalkan adiknya sendiri dalam keterpurukan.

"Dean..." aku masih tidak percaya dengan apa yang ku lihat.

"Kau..." dia seperti mencari-cari seseorang dibelakang ku. "Dimana adikku?"

separate to reuniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang