21. dunia_ingin tenggelam

16.1K 577 82
                                    

Hohoho.. i'm come back.. └(^o^)┘
Nungguin gak??
Kalo gak gpp sih.. xD
Lanjut yukk..

****

"Duh barbie ku, jangan nangis terus dong" kata ku sambil menepuk-nepuk pantat deria yang sedari tadi gak mau diam sama sekali.

Rasanya aku hari ini begitu lelah, ditambah dunia menangis gak tahu mau apa bayi satu ini. Susu yang aku buatkan gak mau diminum. Dada ku sudah ku berikan juga padanya, namun masih saja dia menangis. Ingin rasanya ku bentak bayi satu ini tapi aku tidak tega melihat wajahnya yang sudah memerah karena menangis.

"Yuk, kita kekantor ayah" ajakku pada bayi itu.

Dengan cepat aku mengganti pakaian ku, dari sebuah daster lusuh menjadi sebuah dress selutut yang dibelikan si om. Dress ini berwarna hitam, entah kenapa aku merasa ingin mendatangi rumah duka dengan warna hitam ini. Tapi aku ingin sekali memakainya.

Tak lupa beberapa baby sitter yang di sewa si om ku ajak juga untuk membawa beberapa peralatan yang deria butuhkan.

Sampai didepan kantor si om, aku disambut seorang security yang sudah mengenal ku sebagai nyonya besar dari pemilik kantor ini..

Hehehehe.
Bukannya aku ingin sombong, tapi sekali-kali tidak apalah merasa dihormati. Dulu sewaktu kerja, aku yang selalu menghormati pembeli.

"Siang nyonya" sapa security itu dengan ramah.

"Siang pak, si om.. eh maksud saya suami saya ada kan?" Tanya ku sambil sok berwibawa. Aku juga tidak tahu beli dimana sifat wibawa ini. Mungkin tadi waktu lampu merah dijalan aku beli sama anak jalanan.. hehehhhe.. memangnya ada anak jalanan di amerika, hellooo.. ini bukan di indonesia please.. jangan disamakan.

"Tuan besar ada dikantor, sepertinya tidak ada janji keluar kantor hari ini" jawabnya sambil menekan tombol lift menuju ruangan si om berada.

"Oh gitu, terima kasih pak"

Sebenarnya lift yang aku gunakan, lift khusus direktur perusahaan. Bukan direktur sih, lebih tepatya lift khusus punya si om yang menghubungkan langsung keruangan dia. Eh, bukan ruangannya maksud ku, lebih tepatnya ruang sekertarisnya yang berada tepat didepan ruangannya.

Setelah lift berhenti dan pintu dibuka, wajah sekertarisnya memucat melihat ku tersenyum padanya.

Ya Tuhan, apa wajah ku begitu jelek hingga dia takut seperti ini.. ckckck.. kalau aku jelek gak mungkin kan si om mau nikahin aku.

Sekertaris satu ini sepertinya terlalu berlebihan.

"Pa.. pagi.. nyonya..."

"Siang kali" jawab ku sambil mengibaskan rambut panjang ku yang hampir mengenai wajahnya. Deria yang berada didalam gendongan ku tertawa melihat aksi ku. Memang anak satu ini cocok sekali menjadi anakku. Dia paham betul aku mama yang seperti apa.

"Nyonya.. nyonya mau bertemu tuan gery?"

Ya ampun, apa dia udah gila? Ya jelas aku kesini mau ketemu suami ku si om gila itu. Masa mau ketemu security tadi.

"Nyonya tunggu dulu disini ya, saya beritahu tuan dulu"

"Loh, memang dia sedang sibuk ya?" Tanya ku mulai curiga. Gak seperti biasanya dia gugup begini waktu aku datang.

"Tuan sedang bertemu klien penting nyonya"

Klien penting?

Oh mungkin membahas masalah perusahaannya ini. Aku memang sedikit tahu karena si om pernah cerita pada ku, kalau kantor dia yang berada disini sedang mengalami krisis.

separate to reuniteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang