Allen's Sick 2

23 1 0
                                    

Hoammm

Aku mengerjapkan mataku pelan. Hmm, badanku rasanya sangat segar. Tunggu, apa aku ketiduran?!!!

Aku cepat-cepat bangun dan memeriksa jam dipergelangan tanganku. 

Ya ampun.... sudah pukul 6 sore, aku amat sangat terlambat menghadiri kelas violinku. Miss selena pasti akan memarahiku. Aku mulai merutuk, menyesali kebodohan ku yang ikut tidur bersama Allen.

Oh, ngomong-ngomong tentang allen, apa dia susah baikan. Aku menoleh kearah allen. Dia masih tertidur dengan sangat damai. Aku memeriksa dahinya. Hmm, sepertinya sudah tak sepanas tadi.

Allen mengerjap, matanya  terbuka perlahan.

" Allen, kau sudah baikan?"

Aku semakin khawatir saat Allen tidak menjawab dan malah menatapku sambil tersenyum. Apa-apaan dia? Apa demamnya bertambah parah?

Isyarat kecil Allen membuatku bernafas lega. Aku kembali memeriksa tubuh Allen.

" Kau berkeringat."

" Oiya, dulu kalau aku demam, mamaku yang menyebalkan itu pasti selalu mengelap tubuhku. Apa kau mau aku mengelap tubuhmu?"

Mata Allen membola mendengar pertanyaanku. Dia tampak membeku.

Ck, Allen lama sekali.

" Kau diam disini, tidak usah bangun."

Aku langsung beranjak, berniat memanggil pelayan untuk meminta handuk kecil dan wadah berisi air hangat.

Aku kembali kekamar Allen dengan wadah air hangat. Allen berupaya bangun.

" Aku akan membantumu." Aku dengan cepat bergegas menghampirinya.

Saat ini aku dan Allen sedang berhadapan ditempat tidurnya. Wajah Allen tampak kuyu. Aku kembali memeriksa suhunya.

aku mulai membuka kancing kemeja Allen.

" Apa yang kau lakukan?" Allen tampak terkejut. Ia menyingkirkan tanganku yang ingin membuka kancing pertama dikemejanya.

" Kau harus buka baju, aku akan mengelap badanmu. Kau tau, itu efektif untuk menurunkan suhu tubuh." Kataku menjelaskan.

Aku terheran-heran melihat wajah Allen yang tampak memerah. Apa dia malu???

Haha, lucu sekali. Biasanya kau yang selalu menggodaku dan sekarang, kau malu?! Hihi, rasanya senang sekali melihat  ekspresi Allen.

Aku dengan paksa membuka kancing baju Allen. Allen tampak pasrah saat aku dengan brutalnya menepis tangannya yang mau mempertahankan bajunya agar tetap tertutup.

Mataku membola melihat dada bidang Allen.

Ekhmm, apa-apan ini, kenapa jadi aku yang malu?!!!!

Dengan perlahan aku mengambil handuk kecil yang direndam air hangat dan memerasnya. Dengan gerakan lambat, tanpa berani menatap,  aku mengelap dada Allen pelan.

Aku bisa melirik wajah Allen yang bersemu merah dengan mata terpejam. Haha, sangat lucu sekali.

Karena melihat ekspresi menyenangkan di wajah Allen, aku mulai rileks dan berani menatap dadanya. Sambil mengelap secara perlahan, aku bisa melihat dengan seksama dada Allen. Hmmm, Dada Allen memiliki kotak-kotak. 1..2..3 ..ada 6 kotak, sangat seksi. Kapan dia berohlaraga?

" cukup Ryuna!"

Allen menghentikanku yang mulai menikmati kegiatanku. Aku bisa melihat wajahnya yang semakin memerah.

Haha, Allen. Kau malu ya?!!

Hihi, baiklah karena ekspresimu lucu jadi aku akan menghentikan nya.

Aku menarik tanganku. Lalu berniat mengancingkan kembali kemeja Allen.

Saat mencapai kancing ke2 dari atas.  Aku mengalami kesulitan.

" uhh, Allen mengapa ini sulit..

Aku mendongak, disana Allen sedang menatapku dengan pandangan yang sulit kuartikan. Mataku terkunci dengan tatapan Allen yang semakin dalam. Jantungku rasanya berdegup semakin kencang. Ada apa ini? Kenapa rasanya  panas sekali.

Aku mengalihkan pandanganku. Dengan canggung aku menjauh dari Allen yang masih setia menatapku.

" sisanya kau kancingkan sendiri ya." Kataku berusaha menahan kegugupanku.

" aku mau mengambil makanan dan obat untuk mu. Kau jangan kemana-mana ya."

Aku langsung pergi begitu saja tanpa mau menatap Allen lagi.

Ya Tuhannn, ada apa dengan jantungku!!! Dan kenapa Allen menatapku seperti itu.

Setelah menormalkan kembali jantungku. Aku kembali masuk ke kamar Allen, membawakan bubur dan obat untuknya. Allen sedang duduk sambil bersandar dikepala ranjang.

" Allen, kau harus makan malam. Setelah itu kau harus minum obat dan beristirahat."

Aku memberikan bubur untk Allen.

" Makanlah."

Allen hanya menatap buburnya.  Membuatku terheran dibuatnya.

" Ada apa? Kau tidak suka bubur?" Tanyaku memastikan.

Allen tampak menghela nafas. Ia menatapku dengan mata memelas.

" Tangaku sakit. Bisakah kau menyuapiku?" Kata Allen memelas sambil menunjukan tangannya.

Aku hanya terdiam dibuatnya. Allennnnnn. Benar-benar deh. Allen yang sakit menjadi sangat manja. Dan apa-apaan ekspresi memelasnya itu?!!

Aku menarik nafas kasar. Lalu mengambil mangkuk bubur Allen.

" Baiklah, sekarang buka mulutmu.. katakan A..."

Allen membuka mulutnya dan menerima suapanku dengan senyum puas.

Huh, Allen. Setelah ini kau harus memperlakukan nonamu ini dengan sangat baik lagi. Nonamu ini sangat cantik dan baikkan?!!!. Tidak ada nona sepertiku didunia ini.

*******

Allen menatap Ryuna lembut.

Sebenarnya Setelah bangun tadi, Allen sudah merasa baikan. Tetapi melihat Ryuna yang sedang menatapnya dengan wajah khawatir, ia jadi ingin bersama Ryuna lebih lama lagi .

Ternyata keputusan Allen sangat berbahaya. Hampir saja ia tidak bisa menahan diri melihat ryuna yang mengelap dadanya dengan gerakan lembut. Dan tatapan Ryuna?!!!!. Rasanya Allen ingin.....

Ingin bermanja-manja lebih lama lagi dengan nonanya.

Ya, bermanja dengan nonanya sangat menyenangkan

Membuat dada Allen terasa tergelitik.

*******

" Nah, sekarang kau harus istirahat."

" Ryuna, bisakah kau tidur disini saja?" Kata Allen dengan raut memelas

Ryuna menggeram

" Allleeennnnnn.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 20 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Butler, AllenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang